Bab.11b (season dua)

1007 Words
Ternyata ibu Lena mendapatkan informasi bahwa anak nya akan segera menikah dalam waktu dekat ini. Entah alasan kenapa Lena tidak memberitahu nya lebih awal, yang pasti sang ibu segera menyusul sang anak di acara pertemuan orang tua dari calon menantu nya yang tak lain adalah Peter. Ditemani oleh Rony yang senantiasa ingin ikut melihat perkembangan hubungan adik sepupu nya itu dengan pria yang menurut nya payah. Saat Lena tengah mengobrol dengan ibu Peter di sebuah restaurant dengan kamar privat, pelayan diluar mengentuk pintu dan membuka lebar nya. Hal mengejutkan bagi Lena melihat sang ibu dan kakak sepupu nya yang datang dalam pertemuan sakral ini. "Maaf saya terlambat, putri saya sepertinya lupa menghubungi ibu kandung nya." Ujar wanita yang sangat bergaya itu sebelum memasuki ruangan itu. Kini Lena nampak semakin canggung saja, sudah berapa tahun perempuan itu tidak mengunjungi wanita tua itu. "Perkenalkan, saya mama nya Lena. Tolong terima putri saya Lena sebagai menantu ibu." Ujar wanita paruh baya itu membuat Lena cukup tercengang, bukan hanya Lena tapi Roni yang ikut mendengar percakapan itu. Semua tahu bagaimana sifat ibu kandung Lena itu sehingga Lena berani kabur dari rumah, tetapi kenapa dengan mudah kata setuju keluar dari mulut nya saat itu. Alasan yang paling tepat adalah mungkin dengan restu itulah Lena akan berfikir ulang untuk mau kembali kerumah besar mereka dan menjadi dekat dengan ibu kandung nya. Wanita tua paruh baya itu tidak ingin kembali di musuhi sang anak, karena itu sekarang ia tengah membiarkan Lena bahagia dengan pria yang dicintai nya. "Asalkan, selama satu minggu penuh setelah pernikahan. Mereka berdua akan tinggal dirumah saya, setelah itu saya akan membebaskan mereka. Apa yang ingin mereka lakukan, saya akan sangat mendukung nya." Ujar ibu Lena. Lena menghela napas nya dan melirik Peter. "Saya setuju, hanya seminggu kan." Ujar Peter. Lena uang mendengar itu merasa kebingungan dengan keputusan Peter yang menyentujui syarat itu. "Baiklah, saya juga setuju dengan hubungan mereka. Kita langsungkan pernikahan dua minggu lagi, melihat sehat sudah dipersiapkan secara terburu-buru sesuai dengan keinginan anak-anak." Ujar ibu Peter. Selesai pertemuan keluarga, Lena dan ibu kandung nya diberikan waktu untuk saling bicara. "Adakah yang harus dibicarakan?" Tanya Lena menundukan kepalanya tanpa mau menatap sang ibu. "Soal pernikahan mu." Ujar wanita tua itu. "Ah, soal itu terimakasih karena telah merestui kami." Ujar Lena membuat wanita tua itu mengehela napas nya dengan berat. "Pulanglah kerumah sesekali, sudah hampir lebih sepuluh tahun lama nya kamu meninggalkan rumah dan tinggal bersama ibu angkat yang tidak kamu kenali betul asal-usul nya." Ujar sang ibu membuat Lena keheranan dari mana ibu nya tahu perihal itu. "Tidak ada yang tidak bisa aku cari tahu tentang anak kandung ku, dan untuk undangan pernikahan datanglah secara langsung bersama calon suami itu kerumah ku." Ujar sang ibu. Lena tak habis pikir dengan pikiran sang ibu, hanya inikah yang akan wanita tua itu bicarakan padanya. Padahal bertahun-tahu lama nya Lena ikut menunggu sang ibu sadar akan perilaku nya selama ini pada keluarga nya. "Tentang selingkuh yang kamu ketahui, percayalah bahwa itu tidak seperti yang kamu bayangkan. Kami hanya sekedar rekan kerja yang rajin bertemu untuk urusan pekerjaan, tidak lebih." Ujar wanita tua itu. Selama ini, Lena mengetahui penyebab kematian ayah kandung nya itu ya karena mengetahui perselingkuhan sang ibu dengan rekan bisnis nya. "Terserah apa kata mu." Ujar Lena yang ingin cepat-cepat pergi meninggalkan sang ibu. Sang ibu menyerahkan sebuah dokumen pada Lena untuk dibaca wanita itu. "Bacalah setelah ibu pergi, aku tidak mau kita canggung setelah ini. Dan maaf karena tidak bisa menahan mu untuk tetap berada didalam rumah, dan merahasiakan semua ini hingga detik ini." Ujar sang ibu sebelum meninggalkan Lena. Lena menyimpan dokumen tersebut kedalam tas nya, dan membiarkan Roni masuk. "Apa sekarang giliran mu untuk bicara dengan ku kak Rony?" Ujar Lena yang di senyumi oleh Roni. "Kamu yakin dengan pernikahan mendadak ini?" Tanya Roni. Lena mengangguk. "Ini bukan pernikahan dadakan kak, sedari dulu aku mencintai nya." Ujar Lena membuat Roni merasa cukup sedih saat mendengar penuturan itu. "Aku minta maaf." Ujar Roni. Lena menaikan satu alisnya. "Untuk apa?" Tanya Lena pada kakak sepupu nya itu. "Informasi mu, aku yang membocorkan nya ke tante. Karena aku berharap kalian kembali saling menyayangi satu sama lain, kakak berharap kebahagiaan mu." Ujar Roni yang diangguki oleh Lena. "Aku mengerti, dan ingin berterimakasih. Setidak nya aku bisa melihat ibu kandung ku hari ini." Ujar Lena pada Roni. Roni memgangguk lalu mencium pipi Lena sebelum pergi meninggalkan wanita itu sendirian. Peter yang telah menunggu dari luar pun masuk setelah tahu permbicaraan keluarga Lena sudah selesai. "Ada yang membuat mu kepikiran?" Tanya Peter pada Lena yang masih duduk diatas kursi nya. Lena menggeleng. "Aku harap keputusan menikah denga mu tidak salah, aku tidak menyukai orang lain yang kecewa melihat pilihan ku ternyata salah." Ujar Lena pada Peter. "Semakin jauh mengenal mu, aku jadi merasakan kamu ternyata seorang wanita yang dewasa. Tidak seperti biasanya yang suka bersikap layak nya anak kecil, walau jujur aku cukup menyukai nya. Lena tersenyum kecil. "Menyebalkan!" Ucap Lena. "Terakhir, jadwal hari kita harus lihat tempat acara nya. Apa sudah cocok dengan yang kamu inginkan?" Ujar Peter Lena mengangguk dan mereka berdua mengunjungi sebuah gedung yang begitu mewah. "Kamu tidak menghabiskan tabungan mu untuk acara nikahan kita kan?" Tanya Lena. Peter tertawa kecil dan menggeleng. "Uang ku masih sangat banyak, lebih banyak dari apa yang saat ini kamu kira." Ujar Peter membuat Lena mengangguk dan merasa aman. Kebanyakan pria hanya ingin tampil bergaya didepan calon istrinya sebelum menikah, padahal ia baru saja menghabiskan tabungan nya untuk menikah. "Untung Peter bukan pria yang seperti itu." Gumam Lena sendirian. "Setelah menikah, akan aku percayakan tabungan ku, padamu. Jadi harus bersiap diri menjadi istri yang baik untuk ku, Lena." Ujar Peter. "Aku tidak akan menuntut lebih dari sekedar... tidak meninggalkan ku dalam keadaan apapun yang mungkin akan terjadi di masa depan." Ucap Peter sembari menatap mata Lena penuh kepercayaan. Lena membalas tatapan Peter dan dengan yakin wanita itu mengangguki ucapan calon suami nya. "Aku, juga berharap seperti itu." Ujar Lena. Harapan, ada dua kemungkinan. Terjadi atau tidak terjadi? Sampai jumpa di bab berikut nya!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD