Bab.7b

581 Words
“Benarkan aku gak bohong?” Tanya Clarissa pada Keiden yang masih kepalang kabut karena mengantuk. Keiden mengangguk bohong, lalu kembali menutup pintu kamar nya. Ia dengan segera berjalan ke arah tempat tidur dan menaiki nya. “Aku mau tidur, jangan ganggu.” Ucap Keiden. Sebelum itu Keiden menyempatkan diri untuk mematikan lampu kamar dan menyalakan lampu tidur. “Haruskah dimatikan?” Tanya Clarissa akan tetapi wanita itu tidak mendapatkan jawaban dari Keiden yang mungkin saja sudah tidur. Clarissa dengan cepat mengambil guling dan meletakan nya ditengah-tengah tubuh mereka. “Awas saja sampai kamu berani melewati nya.” Ucap Clarissa. Padahal beberapa jam setelah itu, terlihat Clarissa melewati batas yang sebelum nya ia buat sendiri. Wanita itu bahkan memeluk tubuh Keiden seakan tubuh pria itu adalah sebuah guling tidur. Keiden terbangun dan melihat Clarissa yang kini tengah memeluk nya dengan erat. Saat Keiden berusaha untuk tidak peduli, pikiran nya mengundang akan satu hal. Keiden berusaha untuk menggapai ponsel nya yang berada didamping nakas dengan hati-hati. Karena posisi inilah yang dibutuhkan oleh Keiden untuk memotret mereka. Keiden berhasil mengambil gambar dan beberapa detik vidio Clarissa yang terlihat berusaha memeluk pria itu. “Awas kami macam-macam.” Ucap Keiden sebelum diri nya kembali tertidur. Hingga pagi menjelang, matahari telah terbit. Clarissa terbangun dengan ranjang nya sudah kosong tanpa adanya Keiden disana. Melihat dirinya telah melewati batas yang malam itu telah dibuat nya membuat Clarissa melompat dari kasur. “Aku pasti melanggar batas saat Keiden sudah tidak ada.” Ucap Clarissa berpikiran positif. Melihat jam, dan suara guyuran air dari dalam kamar mandi Keiden. Clarissa dengan cepat menuju ke wardrobe pria itu dan mengambilkan pakaian yanh sesuai untuk Keiden hari ini. Rapih dengan semua nya, Clarissa dengan cepat berlari menuju ke dalam kamar nya sendiri dan merapihkan diri. Hampir empat puluh menit berlalu, kini semua orang telah berkumpul di meja makan lantai bawah. “Papa dan mama akan pulang hari ini kan?” Tanya Keiden yang menurut Clarissa itu tidak sopan. Kate mengangguk sebagai jawaban, karena dia cukup mengenali putra nya yang memang berwatak dingin. “Mama tahu kalau kamu membutuhkan waktu lebih lama kan dengan Clarissa.” Ucap kate ketika berhasil mengintip anak nya tadi malam. “Akan tetapi, bukankah lebih baik untuk tidak sering melakukan nya sebelum menikah?” Tanya Kate pada kedua nya, Keiden dan Clarissa. “Mama ngomong apa sih?” Tanya Keiden tidak mengerti. “Sudahlah jangan dibahas lagi, mungkin dia malu untuk mengakui nya.” Ucap Rey yang tadi malam baru saja mendapatkan jatah nya. Keiden menghela napasnya, lalu melirik Clarissa yang memilih untuk diam. “Jangan lalukan hal yang kemarin malam kalian lakukan seperti sebelum nya juga.” Ucap Keiden merujuk pada kedua orang tua nya. Papa dan mama nya yang mengerti pun hanya saling melirik. “Karena itu ada tikus kecil yang menganggu tidur Keiden tadi malam.” Ucap Keiden membuat kate dan Rey kebingungan. “Sejak kapan dirumah mu ada seekor tikus?” Tanya Rey tahu dengan pasti rumah besar anak nya selalu disemprot anti serangga dan binatang lain nya yang seharusnya tidak bisa masuk setiap bulan nya. Clarissa kembali berfikir pada kejadian malam kemarin. “Seperti nya tidak ada tikus.” Gumam wanita itu. Keiden yang melihat Clarissa seperti orang bodoh, hanya dapat menggelengkan kepalanya. “Harusnya dia sadar kalau tikus itu adalah dirinya.” Gumam Keiden. Clarissa nampak melebarkan matanya, lalu menoleh pada Keiden. “Apa tadi malam tikus nya sampai naik ke kasur?” Tanya Clarissa dengan panik, karena mungkin saja tikus itu mengigit nya dimalam kemarin. Keiden terdiam, lalu nampak berfikir. “Iya, hingga tadi pagi aku masih bisa melihat tikus itu berada di kasur.” Ucap Keiden membuat Clarissa melebarkan matanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD