Bab.9a

543 Words
Ting! Lift bergerak dan lampu kembali menyala, melihat itu Clarissa langsung mendorong d**a Keiden yang terasa cukup keras. Saat lift terbuka, Clarissa segera keluar meninggalkan Keiden dan berlari ke dalam toilet. “Ada apa dengan ku?” Ujar Clarissa sembari memegangi d**a nya. Mengingat kejadian saat di lift tadi membuat wanita itu merinding setengah mati, entah karena apa yang pasti jantung nya terasa tidak sehat. “Ini pasti karena aku jarang olahraga.” Ujar Clarissa. Ponsel di tangan nya berdering, memperlihatkan nama Keiden yang berada dilayar. “Ke-kenapa dia melepon ku?” Tanya Clarissa yanh entah kenapa panik bukan main. Clarissa tanpa sadar menetralkan suara nya sebelum mengangkat panggilan dari Keiden. “Ada apa?” Tanya Clarissa galak akan tetapi dengan nada suara yang terbilang manja. Clarissa menjauhkan telpon nya setelah sadar dengan apa yang sedang dilakukan nya. “Kenapa dengan suara ku?” Tanya wanita itu yang juga tidak tahu kenapa dirinya begini. “Sudah berapa lama kamu di toilet?” Tanya Keiden membuat Clarissa melebarkan matanya. “Ta-tahu dari mana aku disini?” Tanya Clarissa. “Keluarlah sekarang, aku tunggu sampai lima detik. Satu, dua—” Clarissa yang mendengar hitungan Keiden dari sebrang ponsel segera keluar dari toilet dengan tergesa-gesa. Lalu dirinya tersentak saat melihat Keiden kini berada persis dihadapan nya. “Kamu!” Clarissa langsung diam saat dirinya merasa salah bicara. “Bapak kenapa bisa disini?” Tanya Clarissa mematikan telpon nya, ia juga baru menyadari dirinya dan Keiden saat ini sedang berada di kantor. “Saya susul kamu, tidak mungkin saya berjalan keruangan tanpa sekretaris.” Ucap Keiden beralasan. Clarissa mengangguk percaya, lalu mengode Keiden untuk lebih dulu berjalan keruangan. “Buka pintu nya.” Ucap Keiden menyuruh Clarissa membuka pintu ruangan nya. Clarissa membuka nya, dan Keiden seperti biasa masuk dengan percaya diri. Akan tetapi langkah nya terhenti, melihat sang kakak sudah berada di sofa tamu ruangan nya. “Ada perlu apa sampai kemari, bukankah baru saja aku menyambut kedatangan mu?” Tanya Keiden. Kenzo yang ditanya begitu bukan nya menjawab malah berniat mendekati Clarissa, sedangkan Keiden terlihat sangat tidak menyukai itu. “Keluar.” Ucap Keiden. “Aku bahkan belum sempat bicara apapun.” Ujar Kenzo dengan tenang. “Kamu baru saja bicara bukan?” Sindir Keiden membuat Kenzo harus mengalah dan pergi meninggalkan adik nya beserta sekretarisnya. “Itu pak Kenzo?” Tanya Clarissa pada Keiden. Keiden menoleh pada Clarissa. “Kalau iya memang kamu mau apa?” Tanya Keiden. Clarissa menggelengkan kepalanya. “Dia terlihat tampan.” Ucap Clarissa. Keiden menundukan kepalanya, lalu menoleh kepada Clarissa kembali. “Bukankah aku lebih terlihat tampan?” Tanya Keiden tidak terima dengan ucapan Clarissa. Wanita yang ia sukai baru saja memuji pria lain dihadapan nya, rasa kesal nya jadi semakin memuncak. Tidak mendengar jawaban dari Clarissa Keiden memutuskan untuk duduk diatas sofa ruangan nya. “Clarissa. Kemarilah!” Perintah Keiden ingin Clarissa mendekat pada nya. Clarissa mengangguk, lalu mendekat pada Keiden. “Duduk disamping ku.” Perintah Keiden. Clarissa menuruti perintah Keiden. “Kaki ku pegal sekali, kira-kira apa yang seharus nya kamu lalukan?” Tanya Keiden memancing Clarissa untuk meminta kaki nya. Keiden menaikan kaki nya keatas meja, membuat Clarissa berfikir. “Haruskah aku panggilan tukang pijat sepulang kantor?” Tanya Clarissa dengan polos nya. Keiden menjitak kepala Clarissa. “Aku bingung dengan nilai pelajaran mu yang selalu bagus, karena yang aku lihat otak mu selalu lambat dalam memberikan sebuah respon.” Ejek Keiden. Clarissa memasang wajah ingin menghajar Keiden saat ini juga, akan tetapi kali ini ia memilih untuk mengumpat saja dalam hati.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD