Bab.7b (season 2)

2051 Words
4 hari kemudian— Keiden memanggil sang istri agar dapat mendekat padanya. “Mau aku ceritakan sebuah kisah romantis dimana kisah ini mirip dengan kisah seseorang yang kita kenal?” Ujar Keiden menawari sang istri yang sedang tampak cemberut karena belum memaafkan pria itu sepenuh nya. Clarissa akhirnya mengangguk juga melihat sang suami sudah cukup baik dalam meminta maaf alias mah melakukan apapun untuk nya saat ini. Bahkan Keiden yang tidak suka novel romantis kini akan menceritakan sebuah kisah tentang romansa perkantoran. “Baik, cobalah untuk cerita. Maaf ku tergantung pada isi cerita mu, apakah layak untuk menjadi sebuah permintaan maaf atau tidak.” Ujar Clarissa membuat Keiden mengangguk kecil. Padahal Clarissa tidak tahu saja, kisah yang akan dirinya ceritakan adalah kisah sekretarisnya pribadi nya dahulu sampai sekarang, siapa lagi kalau bukan kisah Peter dan wanita nya. Karena merasa kisah mereka cukup menarik, Keiden akan menceritakan seakan dirinya benar benar mengarang kisah ini dengan baik di hadapan sang istri tercinta. Karena mereka sudah musuhan lebih dari empat hari lama nya, Keiden tidak mau membuang waktu lagi. “Cerita di mulai dari sekarang.” Bisik Keiden pada Clarissa yang masih memilih untuk duduk di pinggir ranjang kasur mereka dari pada di pelukan sang suami yang tubuh nya seksi itu. . . "Jadi, rencana bapak mau nikahin saya nya kapan?" Tanya Nala membuat Ray tersedak kecil sebelum memalingkan pandangan nya ke arah jendela. Melihat ekspresi gugup Ray yang lugu membuat Nala harus berusaha mati-matian menahan tawa nya yang siap keluar kapam saja Dan bisa-bisanya kegiatan menggoda Ray tanpa sadar sudah menjadi kegiatan kesukaan Nala, terutama telinga yang memerah kegika gugup itu 'Menggemaskan'batin Nala "Terimkasih sudah membuatkan saya makan, sebaiknya kamu pulang karena hari akan gelap, tidak baik seoarang wanita lajang masih berada di luar di malam hari" ingat ray yang dapat membuat Nala memutarkan kepalanya 'Hello! ini masih jam berapa lag?, bisa-bisa nya gue pulang di saat anak kecil masih main pukul-pukulan sarung' Dalam hati lagi-lagi nala cuma bisa berdecak heran, lebih tepatnya heran kenapa dia bisa sesuka itu sama Ray Drt.... Drt..... Bunyi dering telpon miliknya berhasil membuat nala kesal, tapi bukan hanya karena itu, melihat nama penelpon membuat Nala rasanya dapat meramal apa yang akan di ucapkan oleh si penelpon Ibunya. 'Kenapa aku harus menurut untuk ikut kencan buta?, apakah mereka tidak mempercayai ucapan ku?'tanya hati Nala kepada dirinya sendiri Padahal ia sudah mengatakan kalau kali ini dia menyukai orang lain, tetapi ibunya tetap tidak percaya Yah..siapa yang tidak percaya kalau Nala seorang perempuan karier workhokic tiba-tiba menggunakan kemapuan nya yang agresif untuk mengejar seorang laki-laki lugu yang sedang menikmati makan buatan nya Dan berfikir apakah ini adalah gambaran kehidupan mereka nanti? 'Lihat lah...bahkan orang yang melihat kami berdua pasti akan mengira kalau kami adalah pengantin baru'gumam hati nala sampai dia tidak dapat menahan kehaluannya saat memandang wajah Ray Wajah tersenyum bodohnya pasti sudah terlihat oleh Ray Sedangkan Rey yang menyadari dirinya sedang di pandang nala tidak bisa menutupi ekspresi gugup nya yang ntah datang dari mana Karena bagaimana pun Ray tetaplah Ray seorang yang tidak pernah memikirkan tentang cinta, kecuali ketika sedang menasihati masalah percintaa bos nya, dimana ia harus menjadi seoarang sekretaris handal yang dapat menyelesaikan segala permasalahan yang dialami bos nya Jadi tak heran jika gelar pegawai terbaik selalu menjadi predikat Ray "Kenapa kamu terus memandang saya?, bukanya kamu seharusnya menjawab telpon kamu yang terus berdering itu?" Kali ini Ray menggunakan dering telpon Nala sebagai alasan supaya Nala berhenti menatap nya saat sedang makan Karena dia masih belun terbiasa dengan makan bersmaa orang lain, kecuali dengan bos nya Bunyi dering telpon langsung berhenti, Ya! apa lagi jika bukan karena naya yang mematikannya secara sepihak 'Bukan maksud Nala bu menjadi anak yang tidak tahu diri, tetapi Nala tidak kuat untuk mendengar nasihat ibu tentang perjodohan dengan anak-anak orang kaya itu'kali ini batin nala meminta maaf Bukan hanya itu, menurut nala kali ini ada yang lebih penting dari pada membicarakan tentang perjodohan, karena wajah Ray adalah hal yang harus dia ingat terus 'Sekarang apa yang di lakukan wanita ini?kenapa dia malah mematikan telojn dan kembali menatap wajah saya denga tatapn seperti itu?'gumam hati key sambil mengerutkan kening nya ke arah nala "Apa ada yang salah dengan wajah saya?" Tanya Ray yang mendapat anggukan dari Nala Hal itu pun makin membuat Rayy heran dengan hal apa yang ada di wajahnya ini "Terlalu mirip tipe saya, jadi saya gak bisa berhenti buat lihat bapak"lanjut Nala yang berhasil membuat Ray langsung merubah ekspresinya menjadi datar seperti biasanya Sedangkan Nala kembali menopangkan dagunya dengan tangannya Menikmati wajah Ray yang terkena cahaya matahari sore yang menghangatkan "Kamu tidak makan?" Tanya Ray yang di jawab dengan anggukan Nala "Sudah" Jawab Nala tanpa mengubah ekspresi terpesona nya, masih dengan memandang wajah tampan Ray 'Memandang wajah Ray rasanya sudah seperti memakan makanan terlezat yang pernah gue makan'asumsi Nala Karena setelah ia yakin bahwa ia telah menyukai Ray, ntah kenapa rasanya hanya Ray lah pria tertampan yang pernah ia lihat 'Tidak, jika ayahku mendengar ini mungkin aku akan dikeluarkan dari kartu keluarga, jadi anggap saja Ray menjadi yang tertampan kedua...' Lagi-lagi Nala hanya bisa berbicara dengan dirinya sendiri sampai ia mengingat sesuatu "Pak ray..." "Kenapa?" Rey menaikkan wajahnya menghadap Nala, yang ntah kenapa ekspresi wanita ini cepat sekali berubah-rubah Membuat Ray berfikir apa semua wanita memang seperti ini Atau hanya terjadi kepada Nala, wanita yang berhasil membuat hidup nya lebih memiliki warna "Memang nya aneh jika wanita umur 29 tahun belum menikah?"Tanya Nala dengan ekspresi serius Secara dia harus mamastikan pendapat calon suaminya ini Lagi pula orang tuanya terlalu banyak mengatakan hal tentang pernikahan, membuatnya ntah mengapa sedikit terpikir Apalagi setelah bertemu Ray, dimana masalah percintaan ini menjadi yang terpenting saat ini di hiduo gue "Saya tidak begitu mengerti, tetapi nenek saya pernah berkata bahwa lebih baik wanita menikah di bawah usia 30 tahun supaya memiliki kondisi psikologis dan masa produksi yang lebih baik " Jelas Ray yang berhasil membuat nala mengangguk mengerti "Tapi kebenaran nya belum bisa saya pastikan" Mengingat dulu ibu dan para bibinya rata-rata mengandung di usia sekitar 25 tahun, membuatnya tidak mengetahui kondisi wanita saat menikah di atas usia 30 tahun Yang untungnya dia dilahirkan sebagai laki-laki karena Ray tak Pernah membayangkan kalau dia harus menikah di usia itu 'Pernikahan?ntah lah...' Karena masih banyak hal yang harus dia lakukan selaim memikah, pikirnya Brak! Nala tiba-tiba berdiri dan tidak menyadari bahwa semangatnya mungkin akan berhasil membelah meja makan Ray menjadi dua bagian "Kalau kata bapak seperti itu, ayok kita menikah sekarang pak!" "Uhuk-uhuk.." Kali ini harusnya Kay belajar akan satu hal, tidak baik makan sambil mengobrol, apalagi ketika lawan bicaranya adalah Nala Yang dimana dia akan mengatakan hal apapun yang terdapat di pikiran nya, berbanding terbalik dengan Ray yang begitu berhati-hati dengan segala yang akan dia ucapkan Tapi hal itu lah yang justru membuat pikiran Ray terus membahas tentang Nala "Wajah bapak semakin memerah, apa bapak semakin merasa sakit?" Nala langsung berlari mengecek suhu di kening Ray, yang kali ini dengan cara menempelkan dahinya dengan dahi Ray Seperti yang biasa Nala tonton di drama, yang dia percayai mungkin memang penempelan kening itu adalah cara terbaik untuk memgecek suhu seseoarang Rey pun reflek membuka lebar matanya karena perilaku tiba-tiba Nala Pertama kali, dia berada sedekat ini dengan perempuan selain ibunya, bahkan dengan jelas dia bisa melihat bibir cherry milik Nala Deg..deg.. Ntah kali ini suara degup jantung milik siapa "Kayak nya demam bapak udah turun tapi....masih sakit sih harusnya"menarik kesimpulan ala nala Berdasarkan feeling seoarang wanita yang tidak mungkin salah, juga terdapat di salah satu kamus hidup Nala "Tunggu sebentar pak" Nala berjalan menuju kantong plastik belanjaannya Yang seharusnya terdapat benda yang ia cari "Untung ada" Setelah mengambil plester penurun demam, Nala langsung memakaikan nya di dahi Ray Yang ternyata Ray masih terdiam sejak adegan penempelan kening "Selesai" Dengan bangga nala kembali duduk di hadapan Ray yang masih terdiam "Bapak gak papa?" Tanya Nala yang untung nya berhasil membangkitkan kesadaran Kay untuk tidak masuk kedalam hipnotis yang di lakukan nala tanpa sadar "Tidak apa-apa" Ucap Ray masih dengan tidak berani memandang wajah nala, karena matanya akan selau berusaha mencari letak bibir cherry Nala 'Ini terlalu berbahaya'-pikir Ray Dan buru-buru Ray menghabiskan makanan yang ada di hadapannya ini Masakan Nala, yang sepertinya menjadi salah satu makanan kesukaan nya Ting tong~ Suata bel yang berhasil membuat mereka berdua heran bersamaan 'Siapa yang berkunjung di jam segini' pikir mereka Ray bersiap berdiri membukakan pintu, tapi Nala dengan sigap langsung memberikan tanda no dengan kedua tangan nya yang menyilang "Biar saya aja" Nala pergi menuju pintu membukakan seseorang yang mungkin sedang menunggu di luar Ceklek! "Kak Ray---siapa kamu?" Tanya seoarang wanita yang berhasil membuat Nala ikut mengerutkan kebing Seakan berfikir bukanya seharusnya ia yang menanyakan pertanyaan itu 'Kenapa saya mencium aroma waspada disini' guman Nala . . Ruang tamu Tik tok tik tok~~ Ntah kenapa Ray lebih menyukai jam yang memiliki suara, sehingga di tengah kecanggungan ini setelah adegan pelukan seoarang wanita misterius dengan Kay Berhasil membuat Nala yang cerewat dan agresis menjadi agak terdiam "Kenalin Nala, ini adik tibgkat saya sewaktu bersekolah dulu, queen namanya" Jelas rey yang untungnya membuat nala sedikit merasa tenang "Salam kenal queen" "Salam kenal juga" 'Bahkan jika sudah jadian pun, saya tidak akan menyerah untuk mendapatkan Ray ' ucap hati Nala sambil memperjatikan wanita yang ada dihadapannya "Kenalin aku queen, yang dulu dapet surat cinta dari Ray juga" Jelas queen sambil bercanda, yang terdengar berbeda di pendengaran nala Seakan-akan itu adalah perintah untuk nala menjauh Tapi nala tetaplah nala Wanita agresif yang akan mendapatkan lelaki yang disukainya, dia tidak mudah menyerah 'Apalagi dengan anak kecil ini'ucap hati nala sambil berusaha pura-pura tertawa mendrngar ocehan queen yang terus membahas masa lalu Sedangkan Ray hanya bisa tersrnyum sungkan, seperi ada yang ingin ia jelaskan tetapi tidak bisa "Ini nala, teman kerja saya" Kali ini rey mengenalkan Nala kepada Queen Yang rasanya ingin Nala koreksi,tapi mengingat yang di katakan Ray tidak ada yang salah, lagi-lagi ia hanya berpura-pura tersenyum "Aku denger ka Ray sakit, jadi aku kesini buat ngecek ka rey" Jelas queen sambil mengeluarkan beberapa alat kedoktetan nya untuk meneriksa rey Karena queen adalah seoarang dokter handal yang seharusnga saat ini masih berada di amerika "Ray baik-baik aja, saya sudah mengobatinya tadi, jadi kamu bisa pergi?" Kali ini Nala tidak mau kalah dan kembali menatap wajah Queen yang berusaha menutupi rasa kesalnya "Saya baik-baik saja Queen, lagi pula ini mungkin hanya demam biasa" Ucap key yang masih tak menyadari bahwa ada dua serigala betina yang siap memperebutkanya "Langit sudah mau menjadi gelap, lebih baik kamu pulang queen" Ingat nala sambil tersenyum penuh arti yang mungkin cuma bisa di mengerti queen Queen pun berdecak kesal dalam hati, yang membuat nya harus memikirkan cara untuk menjaga cinta 10 tahun ini dari Nala "Ka Ray biar aku yang jagain kaka ya, lagian ka aku juga dokter" 'Cih apa dia mau pamer?' Batin nala Tapi medegar perkataan ini gue jadi harus memastikan satu hal Siapa yang akan di pilih Ray untuk nemenin dia malem ini 'Saya atau ubur-ubur genit ini?' Gumam hati nala.. . . Clarissa ingin mendengar kelanjutan dari kisah Ray dan nala tetapi Keiden dengan sengaja menghentikan nya. “Ke-kenapa kamu gak lanjutin?” Tanya clarisa gugup takut Keiden salah paham padanya kalau sebetul nya dirinya menyukai cerita dari sang suami. “Kalau di ceritain lengkap nya bisa sampai tujuh hari tujuh malam sayang.” Ucap Keiden membuat clarisssa menelan salivanya sendiri. “Ya-Yaudah gapapa, aku sanggup kok dengerin nya, ayo cepat cerita lagi. Siapa tahu kalau cerita nya selesai aku maafin sikap kamu Keiden!” Ujar Clarissa membuat Keiden menghela napas nya sendiri. Seperti nya waktu akan berlalu lebih panjang, melihat sang istri yang masih sama begini kelakuan nya, tapi apa daya kalau cinta. Keiden harus menuruti kemauan sang istri bukan. “Baiklah, aku makan melanjutkan nya lagi. Tapi sebelum itu tolong belikan aku pizza dulu Clarissa.” Ucap Keiden menggoda sang istri yang nampak nya mulai tertarik dengan cerita yang dia bawakan. “Kamu boleh makan kalau udah cerita sekali lagi, aku janji akan traktir kamu pizza Keiden.” Ucap Clarissa yang membuat Keiden mulai tahu bahwa sang istri nampak nya sangat tertarik dengan kisah Peter dan Lena. Keiden harus berterimakasih pada mereka kalau Clarissa dapat memaafkan nya begitu mudah nanti. “Bonus juga pasti ada.” Gumam Keiden sendirian seraya mengangguk pada sang istri cantik nya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD