Jasmine Rosera terkenal dengan bakatnya yang luar biasa sebagai seorang dokter spesialis di bidang kardiovaskular. Diusia 25 tahun, Jasmine sudah berhasil memenangkan beberapa penghargaan internasional secara berturut-turut dalam bidang kedokteran. Ketika dia kembali kali ini, dia disambut oleh sekelompok anak-anak dengan penyakit jantung bawaan. Anak-anak lugu dan berwajah pucat ini mendongak menatap wanita cantik ini dengan mata yang berbinar.
"Kepala Rumah Sakit berkata bahwa Kakak adalah malaikat yang dikirim dari surga untuk memberikan kami kehidupan baru." Seorang gadis kecil yang paling cantik diantara anak-anak itu maju dan menyerahkan seikat bunga ke tangan Jasmine dan kemudian berjinjit untuk mencium pipinya. Jasmine yang melihat gerakan gadis itu, segera menundukkan tubuhnya, menyambut gadis itu dengan senyuman yang terlihat begitu tulus. Pemandangan ini sangatlah indah dan mengharukan, sampai-sampai sulit untuk dipercaya dan tidak sedikit wanita-wanita yang berada disana menyusutkan air mata, terharu melihat pemandangan tersebut.
Semua orang percaya bahwa Jasmine adalah seorang wanita yang diberkati oleh Tuhan. Latar belakang keluarganya sempurna, penampilannya cantik dan anggun, bakatnya luar biasa dan kebaikannya membuat orang merasa penuh dengan harapan ketika melihatnya.
Sementara itu, di sebuah tempat yang berjarak beberapa puluh kilometer dari Kediaman Raeschell, hujan turun dengan sangat deras. Kulit pucat Sierra dibasahi air hujan sehingga terlihat hampir transparan. Dia berusaha mati-matian memeluk erat bocah kecil di dalam pelukannya, tetapi Ans tetap mengigil.
"Ans, bertahanlah sebentar lagi. Bertahan sedikit lagi. Ibu akan mencari cara untuk mendapatkan taksi." Hujan deras hampir menutupi suara Sierra. "Setelah kita masuk ke dalam mobil, kamu akan merasa hangat. Bersabar Ans."
Selama lima tahun sejak Sierra dibawa ke Kediaman Raeschell, dia tidak pernah sekalipun meninggalkan kediaman itu, karena ia tahu, istri yang diinginkan Daniel adalah seorang istri yang pendiam, istri yang tidak pernah ketahuan dan tidak akan menarik perhatian orang lain, jadi Sierra tidak tahu bahwa di kawasan perumahan mewah itu tidak ada satupun transportasi umum.
Dia menggendong Ans menyusuri sepanjang jalan. Dari kejauhan, dia bisa melihat ada sebuah halte bus, tetapi hujan turun semakin deras bahkan halte itu pun mulai terlihat hanya samar terhalang tirai air.
"Maafkan Ibu, maafkan Ibu, Ans." Sierra berusaha memeluk Ans seerat mungkin, dia berharap bisa membungkusnya Ans aman didalam rahimnya, sama seperti saat sedang mengandungnya dulu. Akan tetapi, saat ini bahkan bulu mata Ans saja sudah basah kuyub.
Sierra tiba-tiba merasa sangat menyesal. Andai dia tidak membawa Ans pergi dengan tergesa-gesa, andai dia bisa berpikir lebih menyeluruh, misalnya dengan memanggil taksi atau membawa payung sebelum pergi. Andai dia bersedia diantar oleh pengawal seperti sampah yang dibuang alih-alih dia pergi secepat mungkin demi mempertahankan harga diri dan martabatnya.
Sedangkan di layar LED yang tetap terlihat jelas meskipun hujan deras, memutarkan berita tentang Jasmine, gadis paling terhormat di negeri ini, cantik dan berbakat dibidang kedokteran. Semua orang terlihat menyambut kepulangannya dengan antusias dan gembira walaupun ditengah hujan. Meskipun suara hujan yang deras tampaknya mengisolasi semua suara, tetapi tetap tidak bisa menutupi kegembiraan para reporter. Tampaknya seluruh negeri bersukacita dengan kembalinya wanita ini.
Tidak ada yang mengenal Sierra. Tidak ada yang tahu bahwa di dunia ini ada seorang wanita yang karena kepulangan Jasmine, dipaksa untuk pergi secepat mungkin dari satu-satunya tempat tinggal yang dia ketahui, dan hampir tidak sanggup lagi menggendong anaknya yang gemetar hebat didalam pelukannya ditengah hujan lebat.
"Ibu!"
Tepat pada saat ini, Ans yang berada di dalam pelukan Sierra mengangkat kepalanya. Matanya seperti permata hitam yang bersinar lebih terang karena pantulan titik air hujan. "Ans tidak kedinginan, Ibu tidak perlu menyalahkan diri. Kalau Ibu ingin menyalahkan diri sendiri, maka Ibu seharusnya meninggalkan aku di kediaman itu."
"Tapi, hidupmu akan semakin menderita karena kamu ikut dengan Ibu. Tidak ada lagi kamar yang hangat dan indah, tidak ada makanan yang lezat, kamu bahkan mungkin akan hidup berpindah-pindah dan kelaparan jika ikut pergi dengan Ibu." Sierra sendiri tentu saja sudah siap untuk hidup susah, tetapi dia akan menjalani kehidupan masa depannya dengan berani seberapapun sulitnya. Akan tetapi, bagi Ans, saat dia meninggalkan Kediaman Raeschell, dia akan tiba-tiba merasakan hidup dalam kesulitan, padahal Ans tidak perlu hidup seperti itu jika dia tetap tinggal di Kediaman Raeschell.
"Ibu" Ans tiba-tiba menegakkan tubuh kecilnya, lalu mencium wajah Sierra yang basah kuyup karena hujan.
"Ibu, aku mencintamu. Ibu jauh lebih penting ribuan kali lipat dibandingkan semua itu."
Ketika Ans menegakkan tubuhnya untuk mencium Sierra, secara kebetulan gadis kecil cantik yang berada di layar LED juga bersamaan sedang mengecup pipi Jasmine.
Tepat pada saat itu, sekilas sinar lampu terlihat menembus tirai air. Sebuah mobil datang dari kejauhan. Sierra tidak sempat meratapi apa yang sedang terjadi. Dia segera melambaikan tangannya dengan segenap kekuatan. Wajahnya terlihat pucat dan rapuh, tetapi matanya terlihat dipenuhi tekad kuat. Dia juga terlihat sangat cantik dibawah sorotan lampu mobil yang semakin mendekat.
Bagaikan suara nyanyian surga, sebuah Bugatti perak perlahan berhenti di depan Sierra.
Situasi di dalam layar LED juga sedang hujan deras, tetapi para wartawan dan beberapa staf terlihat bergegas menunggu kedatangan seseorang. Terlihat di layar LED, mobil Hummer dan Jeep militter beserta iring-iringannya dengan lambang keluarga Raeschell mendekati dimana Jasmine sedang berdiri. Dan tak lama setelah iringan itu berhenti, keluarlah seorang sang Jenderal muda yang gagah dan tampan. Dengan wajah dinginnya dia berjalan mendekati Jasmine. Liputan berita itu menyoroti klimaks kepulangan Jasmine Rosera ke negeri ini. Para wartawan menggila, semua membuat seruan berita yang sama, "Tuan Muda keluarga Raeschell, Daniel Abraha Raeschell, Jenderal termuda di negeri ini, secara pribadi menyambut kepulangan Jasmine Rosera."