Dengan suara rendah, Raymond mencoba kembali mengingatkan Sierra. Dari nada suaranya, jelas terdengar kalau Raymond tidak senang dengan tindakan Sierra yang meremehkan Profesor Gerald. Bagaimanapun juga hubungan Keluarga Maximillian dengan Profesor Gerald sangatlah baik selama ini. Apabila ada orang yang tidak menghormati Profesor Gerald, sama saja orang itu juga tidak menghormati keluarga Maximilian.
Tanpa menghentikan langkahnya, Sierra berkata, “Dia adalah Profesor Gerald Nelson, kepala Keluarga Nelson saat ini, founder dari universitas terkemuka di dunia Saint Mirrae Medical University, pemimpin komunitas medis nasional dan internasional, penerima berbagai nobel karena hasil kontribusinya di dunia medis.
Kepala tim kedokteran Keluarga Maximillian yang menurut beritanya digaji dengan nilai yang begitu fantastis, satu-satunya dokter yang dipercaya Keluarga Raeschell untuk menangani kesehatan Tuan Besar Keluarga Raeschell dan Daniel Abraham Raeschell secara langsung. Beliau juga seorang guru besar impian seluruh mahasiswa kedokteran di dunia.
Apakah ada profil beliau yang belum aku sebutkan?”
Raymond terdiam, jelas terlihat kebingungan dimatanya. Sambil tetap mengikuti langkah Sierra, Raymond sesekali menggelengkan kepalanya. Dia benar-benar tidak mengerti jalan pikiran wanita di sampingnya itu.
Dengan jelas Sierra mengetahui betapa tinggi dan pentingnya kedudukan Profesor Gerald. Namun bagaimana mungkin dia bisa menolak tawarannya dan membuang kesempatan emas begitu saja.
“Kamu tahu jelas siapa dia, tapi kenapa kamu masih menolaknya?” tanya Raymond dengan kening berkerut dalam.
Sierra tertawa kecil, dan sekilas senyum mengejek menghiasi wajahnya. “Tuan Muda Raymond, jika kamu memiliki banyak waktu senggang, apakah kamu bisa menolongku untuk meminta seseorang membereskan kekacauan yang aku buat di rumah sakit? Aku akan menganggap pertolonganmu ini sebagai balas budimu.
Pembayaran atas usahaku menyelamatkan hidupmu kemarin, dan setelah itu anggap saja kita tidak pernah saling mengenal. Urusanku tidak ada hubungannya sama sekali denganmu, jadi kita tidak perlu saling ikut campur.
Nah, lihat itu,” Sierra segera menunjuk ke arah pintu gerbang rumah sakit yang terbuka lebar. “Sudah waktunya aku pergi dari sini, selamat tinggal Tuan Muda, hati-hati dijalan dan semoga kita tidak pernah berjumpa lagi.”
Selesai mengucapkan kata perpisahannya, Sierra menarik Ans dan mempercepat langkah kakinya meninggalkan seluruh keramaian dibelakangnya. Tak disadari nya selain mata Raymond yang terus menatap kepergiannya dengan tatapan bersemangat dan takjub, ada sepasang mata lain yang terus menatapnya dengan pandangan dingin dan sekilas terlihat kilatan kesal di mata itu.
“Ibu…” dengan langkah-langkah kecilnya, Ans mengikuti di belakang Sierra dengan wajah penuh rasa khawatir.
“Bu, aku tahu kamu sangat menyukai kakek Profesor. Kenapa Ibu menolak permintaan untuk menjadi muridnya?”
Sejak kecil, Ans tidak pernah jauh dari Sierra, sebelumnya dia sangat mengerti apa yang dipikirkan oleh Sierra, tetapi sejak meninggalkan kediaman Raeschell, Ans merasa ibunya berubah drastis. Sekarang dia tidak lagi dapat memahami jalan pikiran ibunya ini. Sedikit keraguan muncul di kepala Ans, apakah dia mengalami penurunan kepintaran? Apakah sekarang IQ nya berkurang? Wajah Ans terlihat aneh saat pikiran itu terlintas di kepalanya.
“Putra kecilku yang pandai. Ada beberapa hal yang hanya akan dimengerti oleh orang dewasa. Nanti ketika kamu sudah dewasa, kamu akan mengerti kenapa Ibu mengambil keputusan ini.” Kata Sierra sambil mengusap kepala Ans dengan lembut.
Sierra tahu, Ans adalah anak yang berbakat, dengan kepintarannya dia dapat bersikap jauh lebih dewasa dibandingkan anak-anak seusianya. Tetapi bagaimanapun juga, Sierra tidak ingin melibatkan anak sekecil Ans didalam dunia orang dewasa yang rumit dan penuh kelicikan.
“Hmmph…apakah Ans harus tumbuh sebesar Daniel dulu? Tetapi Ans tidak suka Daniel” Ans menggembungkan pipinya karena kesal. Di dalam hatinya, dia sangat menolak jika dia harus tumbuh besar dan menjadi seperti Daniel.
Sierra terdiam mendengar perkataan Ans. Tidak dapat disangkal, ternyata kemunculan Daniel masih memberikan dampak besar kepada Ans. Walaupun mereka sudah cukup lama meninggalkan kediaman Raeschell, tetapi saat Ans melihat Daniel, dia yang biasanya bahkan tidak pernah menyebut nama Daniel, tiba-tiba dengan sendirinya mulai kembali membahas tentang ayahnya, walaupun banyak rasa tidak suka yang terucapkan, tetapi dia tetap membahasnya dengan semangat.
Dengan senyum lembutnya, Sierra menggandeng Ans meninggalkan rumah sakit.
Baru saja beberapa Sierra dan Ans berjalan meninggalkan gerbang rumah sakit. Sebuah mobil hitam dengan plat nomor berkode khusus berhenti di depan mereka. Dengan sekilas lihat, Sierra sudah dapat mengetahui siapa pemilik mobil itu.
Tak lama, pintu bagian sopir terbuka dan keluarlah Hendri dari mobil dengan pakaian kemeja putih, berbalut jas hitam dan celana hitam tanpa kerutan sedikitpun. Dengan wajah kaku seperti patung, Hendri melangkah tegap menghampiri Sierra.
“Nona Sierra, Tuan Muda Daniel meminta saya mengirimkan ini kepadamu.” Dengan hormat Hendri berdiri di depan Sierra dan mengulurkan sebuah amplop hitam di tangannya.
Tanpa perlu melihat isinya, Sierra sudah tahu apa isi didalam amplop itu. Perlahan dia mengulurkan tangan dan mengambil amplop tersebut dari tangan Hendri. “Sampaikan terima kasihku untuk Tuan Daniel…dan juga sampaikan terima kasih terbesarku pada Nona Jasmine.”
Mendengar ucapannya, wajah Hendri semakin dingin dan kaku. Dengan nada ragu-ragu, Hendri berusaha menjawab, “Ini bukanlah perintah Nona Jasmine…”
“Ah, tentu saja. Pasti buka Jasmine yang memerintahkan. Pasti Daniel belum berani mengatakan kepada Jasmine tentang putranya bukan?” Tanpa menunggu Hendri menyelesaikan kalimatnya, Sierra langsung memotong ucapannya.
Amplop hitam di tangannya terasa panas membakar. Sierra segera menarik Ans pergi meninggalkan Hendri yang pandangannya terus mengikuti kepergian Sierra dengan tatapan yang sulit diartikan. Sesampainya di persimpangan terdekat, setelah yakin Hendri tak lagi dapat melihatnya, Sierra meremas amplop itu sampai tak berbentuk dengan wajah yang terlihat pucat.
“Ibu…” Ans yang begitu khawatir melihat wajah pucat sang ibunda, berusaha untuk memastikan kalau ibunya baik-baik saja.
Setelah beberapa menit berkali-kali menarik napas panjang, akhirnya Sierra berhasil menenangkan hati dan mengendalikan emosinya, kemudian Sierra berlutut dan menyamakan tinggi tatapannya dengan Ans. Dengan wajah sedikit pucat dan mata yang berkaca-kaca menahan tangis, Sierra memeluk erat tubuh kecil didepannya. “Ans..Ansell putraku, ayo kita pergi dari sini, ok? Kita pergi jauh dari sini dan jangan pernah bertemu dengan Daniel lagi..hmm?”
======
Di sebuah koridor lantai tertinggi rumah sakit yang luas, jendela kaca transparan yang terpasang sampai dengan langit-langit memantulkan sosok pria tinggi yang gagah. Pria itu berdiri di depan jendela dengan bola mata coklatnya yang terlihat di dalam pantulan kaca.
“Tuan Daniel.” Hendri datang melapor.
“Dia terima cek itu?” Pria itu bertanya dengan nada rendah dan datar, tak sedikitpun terasa adanya emosi dalam suara itu.
“Ya, Nona Sierra menerima cek itu tanpa ada penolakan” Hendri menjawab dengan jujur.
Pria itu membalas jawaban Hendri dengan anggukan singkat dengan wajah tanpa ekspresi, kemudian ia melambaikan tangan, memerintahkan Hendri untuk meninggalkannya. Pandangannya terus tertuju pada jendela di depannya, tidak tahu apa yang sebenarnya sedang dia pikirkan.
======
Setelah meninggalkan rumah sakit dengan Ans, Sierra kembali ke rumah kontrakannya. Walaupun rumah kontrakan ini sangat sederhana dibandingkan dengan kediaman Raeschell yang telah ia tinggalkan, tetapi rumah ini adalah tempat perlindungan teraman dan ternyaman yang Sierra miliki saat ini.
Dengan kaki yang terasa lemas, Sierra duduk di salah satu kursi lusuh yang berada di ruang tamunya. Setengah melamun, ia mengeluarkan selembar cek dari amplop hitam yang sudah sangat kusut tak berbentuk dan menatap cek itu dengan pandangan hampa.
Mengingat kembali kejadian di Rumah Sakit dan tatapan marah Profesor Gerald, sebetulnya tadi Sierra bisa saja menerima penawaran emas itu dan menjadi murid khusus dari Profesor Gerald. Dengan begitu kehidupannya pasti akan menjadi lebih baik daripada saat ini, namun, satu hal yang harus dia ingat, murid Profesor Gerald tidak hanya dirinya, tetapi ada juga Jasmine, orang yang sangat ingin sekali dia hindari dan jauhi selamanya.
Perlahan Sierra memasukkan kembali cek itu kedalam amplop dan menaruhnya di laci nakas di sebelah tempat tidurnya. Di ranjang, Ans sudah tertidur, wajah lelapnya terlihat begitu tenang dan damai seperti malaikat kecil, seketika menghangatkan hati Sierra. Seulas senyum keibuan menghiasi wajah cantik Sierra, perlahan dia menarik selembar selimut menutupi tubuh kecil Ans.
Sierra melangkah menghampiri meja dan menyalakan komputernya dan memasuki sebuah website untuk pencari kerja. Dia berniat mencari kerja baru. Ilmu medis memang kemampuan yang dimilikinya, tetapi karena dia tidak memiliki lisensi dokter dia tidak dapat melamar ke rumah sakit sebagai Dokter, hal ini adalah masalah yang tidak dapat diatasi dengan mudah.
Setelah mempertimbangkan dengan baik, Sierra akhirnya membuat resume sebagai seorang ahli gizi dan mengirimkan ke website tersebut. Setelahnya dia mematikan komputer dan merebahkan dirinya disamping Ans dan tak lama ia pun terlelap memasuki alam mimpi.