Terima kasih Telah Mengingatku

1086 Words
Sierra yang tiba-tiba di dorong ke depan Profesor Gerald, hanya dapat memandangi pria tua yang tampak bersahabat dan penuh semangat di depannya itu. Mata tua yang terlihat penuh kebijaksanaan dan pengalaman, mengumpulkan bertahun-tahun nilai hidup. Mata tua yang tetap terlihat tajam, seakan dapat melihat isi hati seseorang. Otak Sierra seakan-akan berhenti bekerja, setelah lima tahun, akhirnya dia bisa berdiri didepan Profesor Gerald Nelson dengan cara yang tak pernah ia duga. Bekerja dan belajar dibawah naungan Profesor Gerald Nelson adalah impian turun temurun yang diturunkan ibu Sierra kepada dirinya. Bahkan saat kondisi ibunya sudah setengah sadar dalam kegilaannya, sang ibu masih kerap menceritakan kehebatan Profesor Gerald dan impian untuk bekerja bersamanya. Merupakan tujuan impian besar Sierra dan ibunya agar bisa mendapatkan pengarahan medis dari Profesor Gerald. “H-Ha..halo, Profesor Gerald, nama saya Sierra, Sierra Noranda. Senang akhirnya dapat bertemu dengan Anda.” Sierra membungkukkan badan tepat 90 derajat dengan penuh hormat, selain rasa hormatnya, dirinya juga mewakilkan rasa hormat yang dititipkan ibunya. “Sierra Noranda? Namamu tidak asing, Aku pernah merasa mendengar namamu.” Profesor Gerald menatap gadis cantik dengan aura baik hati dan lembut di depannya itu, samar-samar dia berusaha mengingat dimana dirinya pernah melihat wajah itu disuatu waktu. “Terima kasih masih mengingatku Prof, Aku adalah salah satu mahasiswa yang berhasil mendapatkan penawaran kerja dari dirimu lima tahun yang lalu,” jawab Sierra dengan sopan. Apakah itu dia? Pupil mata Jasmine berkontraksi, menajamkan penglihatannya kearah Sierra. Lima tahun lalu, ada seorang Mahasiswi yang mengajukan makalah tentang rencana peningkatan kemampuan efektivitas salah satu antibiotik. Makalahnya begitu menyeluruh dengan data penelitian dan data uji coba yang sangat detail, sehingga membuat Profesor Gerald begitu terkejut dan bersikeras untuk memasukkan nama Mahasiswi tersebut ke dalam daftar siswa yang sudah disiapkan untuk menjadi kandidat murid terpilihnya. Tindakan Profesor Gerald ini membuat bingung banyak pihak, karena gadis yang dipilihnya adalah seorang Mahasiswi yang tidak dikenal, tidak memiliki prestasi apapun, tidak ada rekomendasi, bahkan tidak memiliki ijazah kelulusan program studi kedokteran. Profesor Gerald bahkan rela kehilangan siswa berprestasi yang ada di daftarnya demi mempertahankan gadis itu. Ternyata gadis lima tahun lalu itu adalah Sierra. Daniel Abraham Raeschell memandang Sierra pertama kalinya dengan kacamata yang berbeda. Lima tahun lalu, dia sudah menerima surat perekrutan dari Profesor Gerald? Ingatan Daniel terlempar ke masa lima tahun lalu, pada malam neraka itu, dimana Daniel terpaksa membawa pulang seorang wanita yang pingsan dan terlihat begitu lemah karena sudah disiksa olehnya secara tidak sengaja. Setelah malam itu, selama lima tahun, wanita itu terus mengikuti Daniel, seolah-olah di matanya hanya ada dirinya. Satu tatapan dari Daniel seakan sudah dapat menyinari seluruh dunia wanita itu. Saat itu, Daniel berpikir wanita itu adalah seorang wanita yang rakus dengan harta dan kedudukan, sehingga dia rela memberikan aja saja agar dapat tetap bersama dengan dirinya. Wanita itu tidak pernah sama sekali menceritakan kemampuannya di bidang kedokteran atau memberikan petunjuk apapun kalau dia memahami dunia medis. Tetapi ternyata bakatnya sudah dikenali oleh Profesor Gerald sejak lima tahun lalu. Di usia yang cukup muda, dia sudah mampu menjadi murid terpilih Profesor Gerald, bahkan dia akan menjadi murid yang diajar secara pribadi oleh Profesor Gerald dan tidak menutup kemungkinan dia bisa sama terkenalnya dengan Jasmine, sehingga mampu meningkatkan martabatnya di mata masyarakat dan cukup terhormat untuk menyandang gelar Nyonya Muda Raeschell. Tapi, kenyataannya, wanita itu bertahan dengan sikap diam dan mengalahnya, pandangan yang selalu memuja dirinya dan terus bertahan di sisinya sepanjang waktu, tidak mempedulikan bagaimanapun dinginnya Daniel memperlakukannya. “Apa? Jadi kamu adalah gadis Sierra itu? Lima tahun yang lalu kamu mengabaikan kesempatan untuk belajar langsung dengan Paman Gerald, sehingga Jasmine yang menggantikanmu untuk menjadi murid khusus?” Raymond langsung saja berbicara dengan keras, ekspresinya pun juga turut berbicara, seolah mengatakan inilah wanita kebanggaanku! “Saya…tidak, belum tentu kan? Saat itu makalahnya masih dalam tahap pertimbangan.” Wajah Sierra memerah dan dengan cepat dia tertunduk malu. Di dalam hatinya Sierra memarahi Raymond dengan segenap jiwa. Mengapa disaat ini dia harus membahas tentang hal tersebut, saat Profesor Gerald berdiri di depannya. “Belum tentu juga Saya yang terpilih. Lima tahun lalu, Profesor Gerald..” Sierra melambai-lambaikan tangannya dengan panik menanggapi perkataan Raymond. “Tentu saja itu kamu! Kamu pikir Paman Gerald memilih murid seperti memilih sayuran di pasar? Dalam lima tahun ini, hanya kamu satu-satunya murid yang ditunjuk langsung oleh Paman.” Raymond membesarkan matanya melihat Sierra dengan garang. “Karena kamu menghilang tanpa kabar, Paman Gerald selalu menghela nafas dengan berat setiap kali dia mengingat kejadian itu. Sudah entah berapa lama ayahku selalu menceritakan kesedihan Paman Gerald karena kamu.” “Hah?” Wajah Sierra bercampur antara terkejut, bingung dan sedikit rasa takut terlintas disana. “Kenapa kamu terkejut begitu? Kesempatan sudah datang kembali, pergilah ke Paman Gerald. Cepat panggil dia guru, jangan disia-siakan lagi.” Sekali lagi bahu Sierra dipegang oleh Raymond dan dengan lembut dia di dorong mendekati Profesor Gerald. Suasana hati Sierra begitu tidak menentu saat itu. Semua rasa dia rasakan campur aduk di dalam hatinya. Suaranya menjadi serak, hidungnya mulai terasa sakit, dan air mata di mata coklatnya mulai mengembang, satu kedipan saja dapat membuat tumpukan air itu mengalir indah di pipinya. Seminggu yang lalu, orang-orang mengatakan padanya untuk menghentikan impiannya memasuki dunia kedokteran. Sehari yang lalu dia sudah sangat bersyukur walaupun dia hanya bisa mengandalkan kemampuan memasaknya untuk membuat makanan sehat dan bergizi untuk menghidupi dirinya dan Ans. Tadi pagi, dia diusir dan dihina karena berjualan di depan Rumah sakit, dan saat ini, dia berdiri di depan mimpi terbesarnya, mimpi yang sudah dicita-citakan lebih dari lima tahun lalu. Tangan dan kakinya terasa mati rasa, dia masih tidak percaya dengan kenyataan yang ada di hadapannya saat ini. “Wah, ibunya Ans langsung berubah dari penjual nasi kotak menjadi murid kesayangan Profesor Gerald?” “Apanya yang berubah, kamu tidak dengar, sejak lima tahun lalu dia sudah menjadi murid pilihan Profesor Gerald.” “Beberapa hari yang lalu dia melamar kerja di Rumah Sakit ini kan? Cepat, cari kembali berkas-berkasnya, masukkan kembali data karyawannya. Tidak peduli bagaimana caranya, aku mau dia sudah terdaftar sebagai karyawan di rumah sakit ini hari ini.” Seorang pria paruh baya gemuk yang baru saja berhasil menyelinap ke depan kerumunan dengan cepat memberikan perintah kepada asistennya dengan mata bersinar, “Kapan lagi kita bisa merekrut murid khusus Profesor Gerald menjadi dokter spesial di Rumah Sakit Notredame!” “Ayah!” Stenny menginjak kaki ayahnya dengan kemarahan tertahan. Suara-suara di sekitarnya begitu ramai sehingga Sierra tidak dapat mendengar semua percakapan dengan jelas. Yang terdengar di telinganya hanyalah ucapan Profesor Gerald, “Apakah kamu mau menjadi muridku lagi?”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD