"Wah, hebat, kamu berani menyentuh orang Raymond Maximillian?" Suara rendah dan maskulin terdengar. Nadanya santai, tetapi mengandung aura kekejaman yang begitu terasa, sehingga membuat hati orang-orang yang mendengarnya ketakutan.
Perlahan Sophia membalikkan tubuhnya melihat sang pemilik suara. Dia seorang pria tampan dan gagah dengan senyum menawan, tetapi tatapan matanya begitu haus darah, sepertinya pria ini sudah terbiasa menghabisi nyawa seseorang.
Tatapannya begitu mengintimidasi, membuat orang-orang merasa sangat tertekan dan segera menundukkan kepala atau memalingkan wajah untuk menghindari saling bertatapan.
"Tuan Raymond Maximillian!"
Mendengar nama tersebut, semua orang mendadak panik dan perlahan menjauh seperti bertemu hantu di siang hari bolong, terkecuali Sierra.
Keluarga Maximillian secara turun temurun selalu menjadi ketua Kelompok Mafia Sky Dragon, dan ini sudah berlangsung selama ratusan tahun.
Gaya kerja Raymond yang terkenal kejam dan tidak pandang bulu membuat orang merinding ketakutan, walaupun hanya mendengar namanya saja.
Koneksinya sangat luas, baik di dunia politik, militer, pengusaha bahkan mafia asing membuat Kelompok Sky Dragon menjadi semakin kuat dan kokoh dibawah pimpinannya.
Beberapa tahun terakhir ini, kekuatannya semakin meluas. Dia berhasil menjadi penguasa seluruh mafia di negeri ini, bahkan Raymond menjadi penentu akhir untuk apapun keputusan besar yang menentukan kehidupan dunia gelap.
Raymond juga merupakan satu-satunya ahli waris dari Keluarga Maximillian.
Selama ini keberadaan Raymond, dianggap seperti Iblis. Semua orang tahu, saat Raymond memerintahkan untuk menangkap seseorang, lebih baik orang itu bunuh diri daripada tertangkap, karena Raymond akan membuat orang merasakan kehidupan yang lebih menakutkan daripada kematian.
Siapa sangka, Pria yang begitu terkenal kejamnya, ternyata adalah seorang pria dengan ketampanan yang begitu memukau.
Sepertinya pada saat penciptaannya, Tuhan sedang dalam mood gembira, sehingga dengan murah hati memberikan seluruh stok ketampanan di surga padanya.
Dengan tinggi 190 cm, dia memberikan aura menekan di tengah kerumunan yang membuat orang-orang terdiam. Rambut panjangnya yang sulit diatur, diikat kebelakang kepalanya dengan sembarangan.
Beberapa helai rambut yang terlepas dari ikatan dan tertiup angin menyapu wajahnya, tidak membuatnya terlihat berantakan malah semakin membuatnya terlihat seperti anak nakal yang tampan.
Siapapun yang melihat wajah asli Raymond Maximillian, yang selama ini selalu ditutupi dan hampir tidak pernah tampil di media manapun, parasnya sangat memukau membuat orang tidak rela memalingkan wajah.
Dengan pandangan meremehkan, Raymond melepas tangan Sophia dengan kasar.
Sophia sempat terdorong mundur dua langkah dengan wajah tercengang ketika mendengar ucapan Raymond. Apa yang baru dia katakan? Sierra adalah orangnya Raymond?
Melihat Raymond di depannya, Sophia tanpa sadar berucap, "Tasku...500 juta..."
Belum sempat Sopiha menyelesaikan kata-katanya, Raymond memberikan tanda kepada anak buahnya. Tak lama 2 orang penjaga yang berada di bagian belakang barisan, maju secara bersamaan.
Keduanya menggunakan jas berseragam yang rapih, masing-masing terlihat memegang sebuah koper, maju menghampiri Sophia dan membuka koper yang mereka pegang. Perlahan terlihat koper penuh dengan uang dan dengan kasar, kedua orang itu melemparkan seluruh isi koper ke Sophia tanpa berkedip.
Sebagian tumpukan uang mengenai wajah Sophia, bahkan beberapa lembar ujung kertas yang tajam, memberikan luka kecil di pipi dan dahi Sophia. Sebagian lagi berterbangan dan berserakan kemana-mana.
Berlembar - lebar uang kertas berwarna merah tersebar di mana-mana, tetapi sayangnya Sophia tidak berani bergerak sama sekali untuk mengambil uang itu.
Uang dari Raymond, sama saja uang dari mafia yang tidak diketahui dari mana asalnya. Tubuh gemetar Sophia berdiri tegak di tengah tumpukan uang kertas yang berserakan, tak disadari air matanya keluar tak terkendali.
“Tuan Muda Raymond, Aku tidak pernah bermaksud mempermalukan Sierra. Merekalah yang berjualan disini, padahal Rumah Sakit Sudah menentukan bahwa makanan tanpa izin kesehatan tidak boleh dijual di sekitar rumah sakit.
Aku hanya berniat baik untuk mengingatkan mereka, tidak menyangka….” Dengan terbata-bata, Sophia melembutkan suaranya dan menundukkan kepala setelah secara sekilas memperlihatkan air mata nya yang mengalir.
Berusaha sebaik mungkin memperlihatkan kepada Raymond, bahwa dia adalah seorang gadis yang baik hati dan lemah lembut yang sedang ditindas oleh Sierra.
Dengan gerakan yang penuh wibawa, Raymond menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya. Dengan sebuah hembusan, dia menutupi seluruh wajah Sophia dengan kepulan asap rokok.
Sophia yang begitu ketakutan berusaha menahan nafas hingga wajahnya memerah, semua kata-kata bijaknya seakan tersangkut di dalam tenggorokannya
“Bukankah merokok tidak diperbolehkan di rumah sakit?” Tanya Raymond dengan santai sambil memutar-mutar rokok di jarinya.
Sophia yang tidak terbiasa mencium bau asap, rokok terus menerus terbatuk-batuk hingga paru-parunya terasa hampir meledak, tetapi tatapan mata Raymond, membuat Sofia tidak bisa berlaku apapun selain hanya diam dan menatap dengan mata terbelalak.
Sophia dengan angkuh dan beraninya memarahi Sierra karena melanggar aturan rumah sakit.
Apakah sekarang dia berani memarahi Raymond?
Sophia tidak memiliki 9 nyawa, sehingga tidak cukup berani untuk menegur Raymond yang sedang merokok di Rumah Sakit. Dia masih belum mau mati.
“Kakak, maafkan Aku!” Mata Sophia melebar saat melihat Sierra, seperti melihat sang penyelamat turun dari surga, tiba-tiba dia memeluk Sierra erat-erat.
“Kakak, Aku tidak tahu, kalau kamu dan Tuan Muda Raymond adalah teman. Ketika kita masih kecil, kamu sangat menyayangiku, kakak juga selalu membantuku saat kita tinggal bersama.
Aku mohon, tolong bujuk Tuan Muda Raymond untuk melepaskanku Kak.
Kamu juga sudah berjanji pada saat nenek sekarat untuk selalu menjaga dan merawatku kan Kak!”
Dengan adanya Raymond disana, tak seorangpun berani mengeluarkan suara. Bahkan angin pun tak berani bersuara. Hanya isak tangis Sophia yang membelah keheningan itu.
“Sudahlah. Lupakan saja.” Kata Sierra tiba-tiba.
“Aku juga seseorang yang pernah belajar menjadi dokter, aku mohon agar kita lupakan semua ini.”
“Ck” Decak lidah Raymond terdengar.
“Hmmph…sepertinya aku juga harus mendengarkan peringatan bijaksana dari “dokter” Sophia” Dengan sinis dia berkata dengan memberikan tekanan pada kata dokter dan kemudian melangkah meninggalkan tempat itu
Saat melewati Sophia, Raymond berhenti sejenak dan memandangnya dengan arogan. Perlahan pandangannya mendarat pada Kartu Karyawan Sophia. Dengan wajah datar dan dingin, dia menekan sisa rokok yang masih menyala pada Kartu Karyawan Sophia, sehingga terdengar suara plastik terbakar dan bau hangus menguar. Walaupun rasa panas sedikit terasa dibagian dadanya, tetapi Sophia tidak berani memundurkan tubuhnya sedikitpun.
Raymond meninggalkan batang rokok yang masih menancap di Kartu Karyawan Sophia, tepat pada bagian foto wajah Sophia, berlubang hitam. Saat itu juga, kaki Sophia yang sudah gemetar sejak tadi, akhirnya tidak lagi kuat menopang tubuhnya, perlahan dia terjatuh ke tanah.
Raymond mengangkat tangannya memberikan tanda kepada anak buahnya. Salah satu orang yang berada di belakangnya maju dan memasangkan kembali sebatang rokok baru ke jari Raymond.
Inilah Raymond Maximillian. Pria arogan yang ketampanannya bersaing dengan dewa dan berpenampilan sangat menarik. Benar-benar dapat dimasukkan ke dalam jajaran pria-pria yang paling terhormat di dunia.