Sejak Stella dan Nadira melangkah keluar dari mansion hingga peternakan, setiap orang yang bertemu dengan Nadira menyapanya dengan ramah dan penuh kegembiraan, seperti seseorang yang bertemu dengan sahabat atau teman lama.
Stella mengangkat alisnya keheranan, dia tidak pernah menyangka pelayan pribadinya bisa memiliki hubungan yang baik dengan orang-orang ini.
Sepanjang kehidupannya di sini, Stella merasa, mungkin Nadira satu-satunya mantan budаk Costello yang begitu dicintai oleh orang-orang dari keluarga Leone.
“Cukup bercakap-cakap! Jangan membuang-buang waktu lagi! Ayo semua, segera kembali bekerja!” Ketika semua orang masih asyik berbincang dengan Nadira, suara Karsa terdengar menggelegar membuat semua orang langsung membubarkan diri dan kembali ke tempat kerjanya masing-masing.
Saat Stella baru saja ingin berjalan menuju tempatnya bekerja, Karsa mendekatinya dan berkata, “Kau! Ikuti aku! Ada yang perlu kubicarakan secara pribadi denganmu!”
Jantung Stella terasa berhenti berdetak. Dia benar-benar tidak membutuhkan sebuah masalah baru, dimana dirinya baru saja kembali sembuh dari semua yang dilakukan Sang Singa beberapa hari yang lalu.
Stella tahu apa yang ingin dibicarakan oleh Karsa. Pria jаhanаm itu ingin mendapatkan jawaban atas permintaannya, agar Stella bersedia menjadi pеmuаs nаfsu Karsa kapanpun dan dimanapun pria b******k itu menginginkan.
“Te-tetapi, aku memiliki pekerjaan yang tertunda yang harus kuselesaikan.” Stella berusaha memberikan alasan untuk menghindar. Dia benar-benar tidak ingin berada di manapun hanya berdua dengan Karsa.
“Hohoho, kau akan tetap bekerja untuk menyelesaikan pekerjaanmu, No-Na Mu-da! Jangan berharap untuk melarikan diri dari tugasmu, tetapi sebelum itu, kita perlu berbicara tentang hal itu.” Karsa mengulurkan tangannya yang besar serta kasar dan menarik lengan Stella dengan kasar.
Dengan terseok-seok Stella terpaksa mengikuti Karsa, saat kakinya tersandung nyaris terjatuh, Stella mengibaskan tangan Karsa dari lengannya, dan dengan lesu, Stella terpaksa mengikuti langkah Karsa yang berjalan di depannya dengan wajah angkuh dan tatapan penuh kemenangan.
Beberapa hari lalu, kepala pelayan, Marissa membawa perintah dari Xavier Leone, kalau tak seorangpun yang diizinkan untuk mengganggu waktu istirahat sang Budаk Raja, karena itu, Karsa kehilangan waktu berhari-hari tanpa dapat melihat keberadaan sosok Stella.
Sekarang setelah Stella kembali, sudah jelas Karsa tidak akan melepaskan kesempatan ini, meski hanya 5 menit saja.
Xavier Leone pasti sudah menikmati tubuh mantan Nona Muda ini, jadi tidak ada salahnya sebagai pengikutnya yang setia, aku juga mendapatkan bagianku, bukan? Hehehe
Karsa terkekeh geli dengan pemikirannya sendiri. Rasanya begitu tak sabar, ingin segera merasakan seorang Stella Costello.
Karsa melirik kebelakang, dan kakinya langsung berhenti mendadak saat ujung matanya tak sengaja menangkap sosok seorang budаk lain yang berjalan tepat di samping Stella. Budаk baru itu berjalan mengikuti mereka.
Karsa dengan cepat memutar tubuhnya dan berteriak dengan lantang. “Siapa kau! Kenapa kau mengikuti kami! Cepat kembali bekerja!”
“Huh? Tetapi, baru saja Anda mengatakan Anda perlu berbicara dengan kami.” Budаk baru itu mengerjapkan matanya beberapa kali dan menatap Karsa dengan pandangan polos penuh kebingungan.
“Kami? Aku tidak pernah mengatakan apapun tentang ‘kami’! Aku hanya perlu berbicara dengan budаk ini!” Karsa membentak kasar sambil menunjuk ke arah Stella.
Nadira menatap Karsa dan Stella bergantian dengan wajah kebingungan, “Te-tetapi, Nona Stella dan aku adalah sa-satu–satu–” Nadira terlihat berpikir keras, dia tahu Stella pernah mengajarkan kepadanya kata-kata itu, tetapi tetap saja Nadira selalu kesulitan mengucapkannya.
“Satu kesatuan.” Stella membantu menyelesaikan kalimat Nadira.
Betapa Stella merasa sangat lega bercampur khawatir. Lega karena Nadira bersikeras untuk selalu menemaninya, tetapi juga khawatir, Nadira akan mendapatkan masalah dengan mandor pekerja yang menakutkan itu.
“Ya, itu dia! Nona Stella dan aku adalah satu kesatuan!” Nadira menyelesaikan kalimatnya dengan gembira.
Emosi Karsa nyaris meledak begitu mendengar kata-kata Nadira. Dia menatap gadis budаk itu dengan tatapan tajam. “Kembali ke tempatmu dan bekerja seperti yang lainnya! Sekarang!”
“Ta-tapi…a-aku tidak akan membuat masalah. Kau bisa mengatakan apapun yang kau ing…”
“SEKARANG!” Suara bentakan Karsa semakin menggelegar.
Stella segera berbalik dan menatap Nadira dengan tatapan memohon. Bulu matanya bergetar bersamaan dengan kelopak matanya yang terus bergerak memberikan tanda agar Nadira dapat mengerti. Stella tidak ingin Karsa menyakiti Nadira.
Namun, Nadira tidak menyukai bagaimana cara Karsa menatap Stella. Pria itu menatap tubuh nona mudanya dengan tatapan lapar dan ganas.
Meski tidak pintar, tetapi Nadira sudah cukup lama menjalani kehidupan seorang budаk, untuk dapat mengerti dengan baik arti tatapan itu.
Tidak memperdulikan tatapan memohon Stella, Nadira malah mengangkat dagunya tinggi-tinggi dan menatap Karsa dengan angkuh. “Aku adalah pelayan pribadi Nona Stella, dan Tuan Xavier memberikan perintah padaku untuk selalu melaporkan setiap kegiatan Nona Stella kepadanya.”
Karsa mengerutkan keningnya saat mendengar perkataan Nadira. “Siapa yang mengatakan itu padamu?”
“Tentu saja Tuan Besar. Itu sebabnya aku ditunjuk menjadi budаk baru. Kau tentu tahu kalau Nona Stella adalah Budаk Raja, dan mereka yang spesial, sering kali akan mendapatkan perlakuan khusus.” Nadira berbohong tanpa mengedipkan matanya sedikitpun.
Dengan geram Karsa menggertakkan giginya dan mengibaskan tangannya mengusir Stella dan Nadira untuk pergi, yang langsung disambut bahagia oleh Stella dan Nadira. Karsa menatap lekat ke punggung Stella yang semakin lama semakin menjauh.
Siаl! Kalau budаk baru itu benar-benar ditunjuk sebagai pelayan pribadi Stella, maka kesempatanku untuk mendapatkan Nona Muda itu akan menjadi semakin sulit.
Kau bisa bebas hari ini Stella Costello, tetapi jangan mengira aku akan menyerah begitu saja. Suatu hari nanti, aku pasti akan mendapatkanmu. Hari ini, karena aku gagal mendapatkanmu, maka nikmatilah tumpukan pekerjaan yang akan kuberikan padamu.
======
Tok! Tok! Tok!
Tidak menunggu jawaban dari pemilik ruangan, pintu ruang kerja Xavier langsung terbuka lebar dan Veronica langsung melangkah masuk dengan angkuh.
Veronica masih merasa sangat terganggu dengan adanya sosok seorang gadis yang sedari tadi dilihatnya terus mengikuti Stella. Sebab itulah dia memutuskan untuk menemui Xavier, meski pria itu tidak memanggilnya.
Kenapa gadis itu ada disini? Apakah Xavier yang mengizinkan gadis itu bekerja disini? Kenapa? Apakah Xavier mulai memanjakan putri monster itu?
Tidak mungkin!
Berbagai pertanyaan masih merajai benak Veronica, tetapi sayangnya Veronica tidak melihat sosok Xavier di ruang kerjanya, namun, Veronica yakin pria itu ada disini, karena pintu menuju ruang perpustakaan yang berada di sebelah ruang kerja Xavier terbuka.
Sejak kecil Xavier memang suka membaca. Bahkan saat menjadi budаk pun, kesukaannya untuk membaca tidak berkurang sedikitpun, setiap ada kesempatan, Xavier akan selalu meluangkan waktunya untuk membaca, bahkan beberapa buku yang dibacanya adalah buku dengan bahasa asing.
Tahun lalu, Veronica berusaha mati-matian untuk belajar membaca dan menulis lebih lancar dan juga mempelajari beberapa bahasa asing.
Saat dirinya masih seorang budаk, membaca dan menulis tidaklah menjadi suatu keharusan, tetapi saat ini, status Veronica adalah wanita sang penguasa. Satu-satunya wanita yang sanggup menguasai sang penguasa, jadi membaca dan menulis menjadi suatu kebutuhan bagi Veronica sekarang untuk menjaga gengsinya.
Sayangnya, di usia dewasa, belajar membaca dan menulis bukanlah hal yang mudah bagi Veronica.
Dengan langkah lebar, Veronica memasuki ruang perpustakaan dan melihat Xavier sedang duduk di salah satu sofa tunggal, dengan sebuah buku tentang pertanian di tangannya
“Apakah kau tidak tahu cara mengucapkan salam, Veronica?” Xavier berkata tanpa mengalihkan matanya dari buku yang sedang dibacanya.
“Maafkan aku, Tuan.” Veronica meminta maaf dengan manja, sambil terus melangkah mendekati Xavier. Tangan halus Veronica melingkari bahu Xavier dari belakang, bibirnya yang tebal dan berwarna merah merona memberikan kecupan singkat di pipi Xavier.
Sayangnya, Veronica lupa, Xavier bukanlah pria yang menyukai sentuhan. Dengan cepat dia menarik wajahnya menjauh dari bibir Veronica, dan melepaskan pelukan Veronica dari bahunya.
Sambil menutup buku yang sedang dibacanya, Xavier mengusap bekas ciuman Veronica di pipinya dengan selembar tissue yang diraihnya dari meja, seakan ada kuman yang baru saja menempel di tubuhnya.
“Kenapa kau mencariku, Veronica? Seingatku, aku tidak memanggilmu untuk menjumpaiku.”
“Ya, kau memang tidak memanggilku. Hanya saja aku ingin menghabiskan waktu bersamamu, Tuan.” Veronica kembali mendekati Xavier. Jari-jari lentiknya bermain di dаda bidang Xavier.
Xavier kembali membuka buku yang tadi sedang dibacanya dan mulai membaca kembali. Mengacuhkan Veronica sepenuhnya.
“Hari ini, aku melihat seorang budаk baru yang bekerja di mansion.” Veronica memulai.
“Ada apa dengannya?”
“Dia adalah pelayan pribadi mantan Nona Muda Costello.”
“Jadi?” Xavier terus melanjutkan membaca, tak terpengaruh dengan pertanyaan-pertanyaan Veronica.
“Jadi, tidak seharusnya dia berada di mansion ini, Tuan.” Veronica berusaha sekuat tenaga untuk mengontrol amarah dan emosinya. Veronica sangat mengerti, kemarahan bukanlah cara yang tepat saat menghadapi Xavier.
“Lebih baik kau fokus pada hal lain yang lebih penting, Veronica. Masalah budаk-budаk biarkan menjadi urusanku.”
Veronica sangat mengerti kapan waktu yang tepat dirinya harus berhenti. Dia juga wanita yang pintar dalam mengatur strategi.
Satu hal yang pasti, Veronica tahu dirinya adalah satu-satunya orang yang sangat mengerti sifat gelap dari seorang Xavier Leone.
Satu-satunya wanita yang bisa bertahan saat Xavier melepaskan kegelapan yang ada didalam dirinya. Satu-satunya wanita yang dapat menenangkan kegelapan itu.
Hanya Veronica dan Xavier yang memahami ini dengan sangat baik, dan hal ini yang membuat Veronica merasa memiliki kekuasaan lebih terhadap apapun dan siapapun.
Untuk mengatasi kegelapan Xavier, seseorang harus siap dihancurkan agar dapat memberikan kepuasan pada Xavier.
Mengenal sang mantan Nona Muda Costello yang menjunjung harga diri terlalu tinggi, Veronica yakin, Stella akan terus melawan, dia tidak akan pernah bisa menerima kehancuran dan kekalahan, sama seperti Xavier yang tidak pernah hancur, meski setelah bertahun-tahun berlalu.
Veronica yakin, Stella tidak akan pernah mampu menangani kegelapan Xavier…tidak sampai kapanpun.
“Apakah kau ingat hari itu di perkebunan? Ketika kau diperintahkan untuk menggali sumur seorang diri?”
Perubahan topik pembicaraan yang tiba-tiba membuat Xavier membeku. Untuk beberapa saat tidak ada gerakan atau suara yang dilakukan oleh Xavier.
Hingga akhirnya Xavier berkata dengan suara serak, “Ada beberapa kejadian dimana seseorang tidak akan pernah lupa, bahkan untuk seumur hidupnya, Veronica.”
Veronica mengangguk setuju. Tangannya terus bermain dan mengusap lembut dаda dan perut Xavier. “Hari itu, kau disuruh menggali selama berjam-jam. Karena tak sanggup lagi melihat penderitaanmu, aku dan Alex terpaksa melanggar perintah dan pergi membantumu. Apakah kau masih ingat apa yang terjadi setelahnya?”
“Hmm. Kalian berdua mendapatkan hukuman cambuk. 25 cambukan setiap orangnya. Aku dan Alex dibawa kembali ke penjara setelahnya dan dibiarkan tidak mendapatkan makan dan minum selama dua hari, dan kau…” Xavier mendadak terdiam. Kedua bola matanya terlihat menggelap penuh dendam dan penderitaan.
“Monster itu memerintahkan anak buahnya untuk memperkosaku beramai-ramai. Aku kehilangan bayiku saat itu.” Veronica menutup matanya yang penuh dengan kesakitan.
Veronica masih dapat mengingat dengan jelas penderitaan yang dilaluinya hari itu. Namun, kesakitan yang dirasakannya lebih karena sakit fisik bukan karena kehilangan bayinya.
Veronica tidak pernah menyesali kehilangan anaknya. Malah sebaliknya, Veronica merasa lega karena bayi itu tidak dapat bertahan. Bagi Veronica, hanya bayi Xavier yang layak terlahir dari rahimnya, bukan bayi dari pria lainnya.
Xavier juga mengingat dengan jelas segala kejadian di hari itu. Sorot matanya yang biasanya dingin dan datar, kali ini terhapus sepenuhnya dan tergantikan dengan kesedihan dan kasihan untuk Veronica. Xavier meletakkan bukunya dan kali ini, dia memberikan perhatian penuh kepada Veronica.
“Maafkan aku, Veronica. Aku yang telah menyebabkan kau, Alex serta lainnya menderita bersamaku.”
Buliran bening memenuhi mata Veronica saat dia menatap Xavier lekat-lekat. Di dalam hatinya, Veronica tertawa senang. Akhirnya Veronica berhasil mendapatkan perhatian Xavier sepenuhnya, dan juga tatapan lembut yang jarang sekali diperlihatkan oleh Xavier.
Veronica bergerak perlahan ke depan Xavier. Melebarkan kedua kaki berotot Xavier dan berlutut untuk menyisipkan tubuhnya di tengah-tengah kaki pria itu.
“Itu bukan salahmu, Tuan. Tidak pernah menjadi salahmu. Kami bersedia melewati segala rintangan demi dirimu dan bersamamu. Sebesar itulah kami peduli kepadamu…” Suara Veronica perlahan berubah menjadi bisikan.
“....sebesar itu kepedulianku padamu, Tuan…” Mata Veronica terus mengikat lekat mata Xavier, sementara tangan Veronica bergerak perlahan membuka ikat pinggang dan celana Xavier.
Dengan lembut, Veronica membebaskan benda lunak yang bersembunyi dibalik celana Xavier. Mengusapkan jari-jari lentiknya di kulit yang sebagian terasa lembut dan sebagian kasar.
“Aku menginginkan kesakitan dan kenikmatan yang hanya dapat kurasakan darimu, saat ini juga, Tuan.” Dengan berakhirnya bisikan itu, Veronica langsung menundukkan kepalanya dan memasukkan milik Xavier kedalam mulutnya perlahan-lahan, sedalam-dalamnya hingga nyaris menyentuh pangkal tenggorokan.