RUMAH TANGGA

1455 Words

Satu jam sebelum senja, feri akhirnya merapat di Tonosho Port, pintu gerbang utama Pulau Shodoshima. Embusan angin lautnya terasa lebih lembut dibanding di Kagoshima, entah apakah perasaan Anne saja atau memang demikian adanya. Cahaya lembut mentari melintasi permukaan air, memantul di lambung kapal-kapal kecil yang berlabuh, menciptakan kilau layaknya serpihan emas yang ditabur ke lautan. Pelabuhan ini tak ramai. Ben dan Anne hanya melihat beberapa turis lokal yang turun dengan koper kecil, sementara pekerja pelabuhan sibuk menurunkan kargo. Turis Barat? Sama sekali tak tampak. Pulau terasa begitu tenang, bahkan mungkin tak kenal frasa hiruk pikuk, hanya suara camar berterbangan dan derap langkah yang bertumbukan dengan suara mesin kapal yang mulai padam. Anne berdiri sejenak di dek, en

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD