Januar benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Pria itu mendatangi apartemen Hana, tapi Hana belum kembali meski malam telah turun. Dan akhirnya, ia memilih untuk kembali ke apartemennya sendiri. Melampiaskan kemarahannya pada samsak tinju yang ada di salah satu sudut apartemennya sambil berteriak marah. “Bima sialan!” Tangannya yang tidak tertutupi sarung tinju itu menghantam permukaan samsak, suara teriakannya melengking memenuhi langit-langit apartemennya. Ia terus melakukan itu berkali-kali meski tangannya semakin lama terasa semakin sakit. Dan pada pukulan yang terakhir, rasa sakit di tangannya seolah menyengat kewarasannya untuk kembali. Januar menahan samsak di depannya agar berhenti bergerak, lantas ia terdiam. Pria itu menghembuskan nafas panjang dan berdiri