90 - Duo Penguntit

1214 Words

"Hei! Nyawa lebih penting! Uang bisa dicari lagi asal nyawa masih menempel ditubuh!" "Ahh, kau ini pengecut benar! Kan sudah kubilang! Juga sudah lihat sendiri Wardiman berjalan kearah lain! Mengabaikan kita!" "Mungkin menganggap kita pejalan acak kebetulan lewat yang mengagumi gapura Restoran Purnama!" "Jika jadi kau, mendengar saran kawanmu tadi, akan lebih baik!" Percakapan antara dua sosok lelaki misterius, sekejap terhenti bersama raut wajah keduanya, berkembang pucat pasih saat suara Wardiman, terdengar dari arah belakang tempat mereka bersembunyi. "Sekarang sih sudah terlambat untuk pergi!" gumam Wardiman. Melanjutkan kalimat meski dua sosok lelaki misterius, masih bertahan tak membalik badan. Lebih tepat, terlalu takut untuk melihat langsung siapa ada dibelakang punggung merek

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD