Selepas melakukan percakapan pagi dengan Sundari, Willem seperti biasa, melanjutkan kegiatan rutin mengurus Perusahaan Pertanian der Beele. Dengan dikusiri oleh Wardiman, dimana menolak ambil libur meski lengan kanannya masih terluka, Willem melakukan perjalanan pagi menyusuri jalanan Surabaya nan asri. Melewati pematang sawah segar pagi hari. "Hiyaaa…!" Lengan berbalut perban, Wardiman bertahan dengan wajah antusiasnya. Tersenyum saat mengendalikan kereta kuda. "Tono begitu bersemangat hari ini! Dia hampir menendangku ketika tadi membersihkan tubuhnya, Tuan…!" ucap Wardiman. Membuka percakapan. Tono sendiri, adalah nama dari kuda yang sedang menarik kereta. Dirawat semenjak kecil, Wardiman bahkan memberi nama karena terlalu akrab dengan kuda milik ayah Willem tersebut. Jan, mendapat