Putra kembali masuk ke ruangan tunggu VVIP tempat semua orang berkumpul untuk menantikan kabar Laura yang sedang berjuang antara hidup dan mati di ruangan operasi. Silvia langsung menuntunnya untuk duduk dan menanyakan kondisinya. Putra hanya mengangguk dan tersenyum pada istrinya yang selama ini tidak pernah diberikannya kasih sayang. Aku tidak boleh lagi hidup seperti ini, memperlakukan istriku hanya sebagai pajangan, yang penting memberikannya uang agar dia bisa berdandan dan bisa ku pamerkan kepada kolegaku, kalau aku seorang lelaki paruh baya yang bisa memperistri seorang wanita muda nan rupawan. Aku akan berubah menjadi seorang Putra yang lebih baik, tekad Putra sambil menyambut tangan Silvia untuk digengamnya dan Silvia menatapnya binggung, tapi juga balas mengengam tangan Putra,