Silvia Prasetyo langsung berjalan ke kamarnya meninggalkan Kellen dan Putra yang duduk termangu menatap punggungnya. Apa yang hendak diperbuatnya di kamar? Mengapa dia bisa begitu tenang, memasuki kamarnya seperti tidak terjadi apa-apa? Padahal suaminya sedang mendidih hatinya mendengar kata-kata Kellen bukan anak kandungnya. Pasti Silvia mempunyai senjata pamungkas yang disimpannya agar Putra Prasetyo tidak berkutik. Sebuah senjata yang akan dia pergunakan bila rahasianya terungkap. Sebuah senjata yang membuat Putra Prasetyo tidak bisa menolak Kellen sebagai anak kandungnya dan terpaksa menerima tanpa syarat semua yang akan diajukan Silvia.
Silvia keluar dari kamarnya dan membawa sebuah amplop coklat. Putra Prasetyo menatapnya dengan dahi berkerut. Amplop apa yang dipegang istrinya itu
