Part 13

1242 Words
"Thank you," jawab Kavindra. "Your welcome, it is such a coincidence, you must to eat much fruit. Thanks God you bring the fruit," ucap perawat menoleh pada cassandra. Cassandra hanya tersenyum mendengar ucapan perawat itu, perawat kemudian membereskan peralatannya dan keluar. Kavindra masih duduk di brankas dan bersandar di ujung brankar. "Biar saya kupaskan buahnya, pak Kavindra mau buah apa?" tanya Cassandra. "Tidak usah Cas, biar nanti Agung saja, by the way terima kasih sudah membawakan aku buah buahan." "Sama sama pak, lagi pula tidak merepotkan,"jawab Cassandra kemudian membuka plastik yang menutupi keranjang buah yang ia bawa, Cassandra memilih buah apel merah dan mengambil pisau di meja kemudian mengupas buah apel itu dan memotongnya kecil kecil. Ada beberapa piring, mangkuk dan gelas di meja yang ada di sudut ruang VVIP itu, juga wastafel. Cassandra berdiri dan berjalan menuju wastafel, ia mencuci buah apel ditangannya dan memotongnya kecil kecil kemudian ia letakkan di piring.Cassandra mengambil garpu kemudian membawa piring berisi buah tersebut kepada Kavindra, ia menyodorkan piring berisi buah pada Kavindra. "Ini pak buahnya," ucap Cassandra. "Terima kasih," Kavindra menerima piring buah itu dan mulai memakannya. "Bukannya hari ini dan dua hari ke depan kalian free sudah tidak magang lagi?" "Benar pak." "Kenapa kamu tidak jalan jalan bersama teman teman kamu yang lain?" Cassandra terdiam, tidak mungkinia mengatakan ia sudah bernah menjelajah wisata di Melbourne. "Iya, mungkin besok pak, pak Kavindra langsung pulang ke Indonesia?" "Sepertinya saya akan beristirahat beberapa hari di hotel untuk memulihkan kondisi, perut saya masih sedikit nyeri." Cassandra mengangguk mengerti, keduanya terdiam karena tidak ada topik pembicaraan lagi. Cassandra kikuk duduk di hadapan Kavindra yang sedang memakan buah apel. Kavindra kemudian meletakkan piring yang masih ada buahnya karena perutnya sudah terasa kenyang. Kavindra merasakan ingin buang air kecil, ia kemudian berusaha turun tapi ia terhuyung dan hampir jatuh untungnya Cassandra sigap menangkap tubuh Kavindra. Wajah Cassandra dan Kavindra sangat dekat membuat keduanya merasa kikuk dengan posisi saat ini, mata keduanya bersirobak dan menatap satu sama lain. Cassandra merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya, jantungnya memompa lebih cepat  saat ini, berdebar kencang tak terkendali, untuk sesaat Cassandra mengagumi mata kelam Kavindra tapi ia segera sadar. "Bapak baik baik saja?" tanya Cassandra. "maaf..." Kavindra berusaha berdiri, "tubuhku masih terasa lemas," jawab Kavindra. "Pak kavindra kan berbaring terus beberapa hari ini, jadi akan sedikit terhuyung saat mencoba berdiri, bapak mau kemana? biar saya bantu." "Saya mau ke kamar mandi." "Mari saya antar," jawab Cassandra, Cassandra membantu Kavindra berjalan menuju kamar mandi, rambut panjang Cassandra yang ia gerai membelai wajah Kavindra. wangi floral dari rambut Cassandra begitu menenangkan bagi Kavindra, Kavindra kemudian masuk dalam kamar mandi sedangkan Cassandra berjalan menuju sofa dan duduk. Pintu ruang rawat terbuka menampakkan pak Agung yang masuk membawa berkas kepulangan Kavindra. "Pak Kavindra mana mbka Cassandra?" "Di kamar mandi pak, sudah selesai urus administrasi dan brkasnya?" tanya Casandra. "Sudah mbak." "Kalau begitu saya pamit ya pak mau kembali ke hotel." "Baiklah mbak, Pak Kavindra juga akan istirahat di hotel beberapa hari untuk pemulihan." Cassandra mengangguk, ia kemudian berdiri dan berjalan keluar dari ruang rawat Kavindra. Pintu kamar mandi terbuka dan menampakkan Kavindra yang berjalan keluar dari kamar mandi tapi ia tak melihat Cassandra disana, hanya pak Agung. Ada rasa kecewa dihatinya dan ia tidak tahu kenapa ia merasakan hal itu saat Cassandra sudah pergi dari ruang rawatnya. "Cassandra mana?" "Mbak Cassandra pamit kembali ke hotel pak, bapak ada perlu dengan mbak Cassandra, biar saya kejar pak." "Tidak... jangan..." Kavindra melangkah pelan menuju sofa dan duduk disana, ia seperti masih mencium wangi floral rambut Cassandra. "Saya sudah urus semuanya, kita bisa kembali ke hotel sekarang." "Baiklah, ayo." Oooo---oooO Cassandra sedang bermalasan di atas ranjang hotel, hari kedua libur dan ia masih betah dalam kamar hotel dan tidak kemana mana. Waktu sudah menunjukkan jam makan siang dan ia tak berniat turun ke resto hotel untuk makan siang, bel pintu kamar hotelnya berbunyi. Dengan malas Cassandra bangkit dari ranjang dan berjalan menuju pintu kemudian membukanya, ia melihat Nathalie berdiri di depan kamar hotelnya. "Ada apa Nath?" "Kita jalan yuk Cas." "Kemana? aku malas kemana mana Nath, kamu sama teman teman saja lah." "Kamu tidak menyesal kalau diam saja di kamar hotel?" "Enggak, aku malas kemana mana, mau istirahat saja," jawab Cassandra. "Ya sudah kalau begitu, teman teman sedang menunggu di lobby." "oke, bye." Nathalie berbalik dan menyusuri lorong hotel sedangkan Cassandra menutup pintu kamar hotelnya dan kembali berjalan ke ranjang, tapi perutnya terasa lapar. Ia menghela nafas panjang dan mengambil cardigannya karena ia hanya memakai tanktop dan hotpants saja, Cassandra kemudian keluar dari kamarnya menyusuri lorong menuju lift dan turun ke lantai dasar hotel menuju restoran hotel. Cassandra mencari tempat duduk yang kosong dan memanggil waiters untuk memesan makanan, karena ia malas makan, Cassandra hanya memesan sandwich dan orange juice saja untuk makan siangnya. Tak menunggu waktu lama, pesananannya pun datang. Cassandra segera menyantap makanannya hingga tak bersisa, setelah membayar di kasir Cassandra keluar dari restoran hotel dan melintasi lobby akan menuju ke lift tapi ia menghentikan langkahnya saat melihat pak Agung sedang kebingungan di lobby. Cassandra kemudian berjalan mendekati pak Agung, "pak Agung kenapa? seperti orang bingung." tanya Cassandra. "Mbak Cassandra... itu... saya..." "Bapak kenapa?" "Saya mendapatkan tetelpon dari Jakart kalau istri saya kecelakaan, dan saya harus segera pulang, tapi... pak Kavindra masih belum pulih jadi sayang bingung harus bagaimana." "Ya Tuhan, bapak harus pulang pak, kasihan istri bapak," saran Cassandra. "Tapi mbak... saya tidak bisa meninggalkan pak Kavindra begitu saja, beliau masih butuh saya." Cassandra tertegun, "Kalau salah satu kepala divisi bagaimana? maksud saya salah satu dari mereka diminta menjaga pak Kavindra." "Tidak bisa mbak, kan pak Kavindra tidak mau orang tahu jika ia jadi korban penusukan, gosip akan tersebar cepat di perusahaan nanti." Cassandra menghela nafas panjang, hanya dirinya yang tahu insiden penusukan itu dan ia juga sedang tidak sibuk apa apa. "Kalau begitu biar saya saja yang menjaga pak Kavindra pak," ucap Cassandra. Pak Agung menatap Cassandra tidak percaya, "mbak Cassandra serius? tapi saya merasa tidak enak minta tolong pada mbak Cassandra." "Tidak apa apa pak, saya juga free, saya malas jalan juga dengan yang lain." Pak Agung bernafas lega, "terima kasih mbak Cassandra, saya tidak tahu harus mengucapkan terima kasih berapa banyak pada mbak Cassandra." "Tidak apa apa pak, pak Kavindra kan hanya tinggal pemulihan saja, sedangkan istri pak Agung harus didampingi oleh oak Agung." "Iya mbak, mari." Pak Agung  dan Cassandra berjalan menuju lift dan menuju lantai dimana kamar Kavindra berada, Cassandra pamit pada Agung untuk berganti pakaian ke kamarnya dan akan ke kamar Kavindra nanti. ~~~ ~~~ "Seharusnya kamu tidak perlu menawarkan diri menjaga aku, aku tidak apa apa sendiri karena hanya tinggal pemulihan saja," ucap Kavindra yang sedang duduk di ranjang dan bersandar di kepala ranjang sedangkan Cassandra sedang duduk di sofa set kamar hotel Kavindra. "Tidak apa apa pak, pak Kavindra juga tidak boleh banyak gerak dulu agar luka di perut bapak tidak terbuka." "Sekali lagi terima kasih." "Sama sama pak, lebih baik pak Kavindra istirahat saja." Kavindra mengangguk kemudian membaringkan dirinya, sedangkan Cassandra duduk dengan memainkan ponselnya dan sesekali melirik Kavindra. Ponselnya berbunyi dan ia mendelik melihat nama Nathalie di layar ponselnya, ia bingung antara ia jawab atau tidak. "Halo..." "Halo Cas, kamu dimana? kamu sudah pulang ke Indonesia? kenapa sudah check out dari hotel." Cassandra terdiam, ia memang sengaja check out dari hotel dan tinggal di kamar Kavindra, ia melirik kopernya di sudut kamar presidential suite. Dari pada perusahaan membayar kamar yang tidak ditempati lebih baik ia check out. Lynagabrielangga.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD