Part 17

1209 Words
"Kalau begitu kaka Cassie pulang ya," Cassie kemudian berdiri tapi dicegah oleh Ana. "Jangan kak, biar aku kenalkan dengan papa Ana." "Aku tidak enak An, tiba tiba saja disini, makan siang disini, apa kata papa kamu nanti?" "Aku sudah cerita kok tentang kak Cassie sama papa, saat kakak menyelamatkan aku dari pemuda waktu itu juga saat kita bertemu di Lombok." "Oh ya?" "Iya." "Tetap saja aku tidak enak An." "Tidak apa apa kak, ayo ikut ke kamar aku," ajak Ana yang juga berdiri, ia menarik tangan Cassandra keluar dari ruang makan dan menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Ana membuka sebuah pintu kamar dari kayu dn mengajak Cassandra masuk, Kamar Ana sangat luas, hampir sama dengan kamarnya. Tapi bedanya kamar Ana sangat mencerminkan jika penghuninya adalah gadis remaja, ada poster poster boyband K pop juga girlbandnya, d******i warna pink di dinding dan dekorasi kamar mencerminkan jika penghuninya girly. Ana berjalan menuju ranjang dan meletakkan tas sekolahnya disana, ia berjalan ke kamar mandi dan keluar memakai jumpsuit diatas lutut tanpa lengan yang berwarna pink. Sedangkan Cassandra masih melihat dekorasi kamar Ana, tatapannya terpaku pada sebuah foto besar di dinding yang tepat berada di atas ranjang Ana. Sebuah foto dimana Ana sedang tersenyum bersama seorang pria dewasa dengan memeluk lengannya dan menyandarkan kepala di bahu pria itu, yang membuat Cassandra terkejut adalah siap pria itu sebenarnya yang adalah Kavindra. "An... i... itu siapa?" tunjuk Cassandra sedikit terbata karena terkejut. Ana menolah ke arah dimana Cassandra menunjuk, ia tersenyum, "itu papa aku kak, papa pengusaha garment, beliau mendirikan perusahaan dari bawah hingga sukses seperti sekarang ini." Belum usai rasa terkejut Cassandra, ia mendengar suara dan langkah kaki mendekat. Jantungnya mulai berulah, detaknya cepat tak menentu. "Ana... sayang kamu dimana?" "Ana di kamar pa," jawab Ana mengeraskan suaranya. Pintu kamar terbuka dan menampakkan Kavindra dengan wajah khawatir, ia berjalan cepat menuju tempat dimana Ana berdiri kemudian memeluknya. Kavindra kemudian mengurai pelukannya dan menatap Ana. "Kenapa bisa seperti ini, masih sakit?" Kavindra menyentuh perban di kepala Ana. "Enggak apa apa, ini hanya terbantur saja, Ana baik baik saja," jawab Ana. Kavindra yang merasa ada orang lain di kamar Ana kemudian menoleh dan sama dengan Cassandra, Kavindra pun terkejut melihat Cassandra yang berdiri tak jauh dari tempatnya dan Ana berdiri. "Kamu??" Cassandra hanya tersenyum kikuk dan tidak bisa berkata kata mendapati kenyataan jika Kavindra yang adalah bosnya adalah papa dari Ana. "Itu kak Cassie pa, yang pernah Ana ceritakan dan yang tadi sudah Ana katakan jika kak Cassie yang datang ke rumah sakit dan mengantarkan Ana pulang." "Oh, terima kasih sudah menolong putriku beberapa kali." "Sama sama pak, Oh ya An, kak Cassie pulang dulu ya, saya permisi pak," pamit Cassandra berjalan keluar dari kamar Ana, belum hilang rasa terkejutnya dari kenyataan bahwa Kavindra adalah papa Ana dan ia tak ingin berlama lama di rumah Kavindra. "Kak Cassie kenapa? tiba tiba pamit pulang," ucap Ana. "Kamu istirahat saja sayang, biar papa bicara sama dia dan mengucapkan terima kasih karena dia telah menolong kamu," ucap Kavindra kemudian berjalan keluar dari kamar Ana, setengah berlari ia turun dari tangga dan mengejar Cassandra yang sudah sampai di luar rumah dan akan masuk dalam mobilnya. "Tunggu Cassandra... maksudku Cassie," panggil Kavindra. Cassandra menutup kembali pintu mobilnya dan berbalik, kini ia berhadapan dengan Kavindra dan itu membuatnya kikuk. "Terima kasih sudah menolong Ana, lagi lagi kamu membantu aku," ucap Kavindra. "Sama sama pak, saya tidak tahu jika Ana adalah putri pak Kavindra. Maaf hari ini saya bekerja setengah hari karena tadi Ana menghubungi saya sebelum jam makan siang." "Aku yang minta maaf karena Ana merepotkan kamu, mmm... sebagai ucapan terima kasih aku, aku undang kamu ke acara pesta ulang tahun Ana yang dilaksanakan weekend ini." "Ulang tahun Ana? tapi itu acara anak remaja kan pak, masa saya diundang." "Tidak apa apa, tentu Ana akan senang jika kamu mau datang." "Mmm... dimana?" "Di ballroom sebuah hotel, nanti aku kirim alamatnya." "Benar tidak apa apa jika saya datang." "Tentu saja." Cassandra teringat sesuatu, ia kemudian membuka pintu mobil jok belakang dan mengambil paperbag yang ia bawa sejak tadi. Ia menyerahkan paperbag pada Kavindra. "Apa ini?" tanya Kavindra. "Ini jaket bapak waktu menolong sayang, maaf baru ingat mengembalikan sekarang," ucap Cassandra kikuk. "Oh, iya," Kavindra menerima jaket dari Cassandra. "Baiklah, kalau begitu saya pulang." Cassandra kemudian membuka pintu mobil dan masuk kemudian melajukan mobilnye keluar dari rumah Kavindra, Kavindra menatap kepergian Cassandra. Ia tidak menyangka takdir terus mempertemukannya dengan gadis itu, bahkan gadis itu pernah menyelamatkan nyawanya. Ada rasa aneh menyusup dihati Kavindra, ia belum pernah bertemu gadis seperti Cassandra, menolong tanpa pamrih bahkan walau tidak mengenal dekat orang itu tetap saja ia mau menolong. Kavindra menganggap Cassandra gadis spesial yang mungkin jarang ada di dunia ini. Oooo---oooO Cassandra bersiap, ia berdiri di depan cermin besar di kamarnya. Ia bingung akan memakai gaun panjang atau pendek, jika ia memakai gaun panjang ia akan seperti ibu ibu yang datang ke pesta pernikahan. Akhirnya pilihannya jatuh pada dress sedikit dibawah lutut perpaduan warna hitam dan putih, dengan lengan pendek, ia membawa clutch berwarna senada dengan gaunnya juga sepatu heels warna hitam. Tidak lupa ia juga sudah menyiapkan kado, Cassandra tidak tahu apa kesukaan Ana jadi ia membeli gaun remaja yang girly untuk gadis itu. Cassandra kemudian berjalan keluar dari kamarnya dan turun, ia berjalan keluar dari rumah menuju mobilnya. "Kamu mau kemana Case?" tanya Carlo yang tiba tiba sudah ada didekatnya. "Ke ulang tahun teman." "Teman kamu sudah dewasa masih saja merayakan ulang tahun?" "Memangnya kenapa bang? ada larangan?" tanya Cassandra. "Nggak ada sih tapi aneh saja, usia dua puluh lima masih merayakan ulangtahun, seperti anak abg saja," olok Carlo. "Aaah... bang Carlo berisik, sudah aku mau berangkat, sana malam mingguan sama kak Jenny." "Ini mau berangkat," jawab Carlo kemudian berjalan menuju mobil sport miliknya sedangkan mobil sport milik Cassandra masih dengan setia parkir di garasi karena tidak pernah dipakai oleh Cassandra, mobil sport berwarna silver black itu adalah hadiah ulangtahunnya ke dua puluh tiga tahun. Tapi Cassandra tidak menggunakannya saat bekerja, apa kata pegawai perusahaan garmen jika tahu asisten kepala divisi memiliki mobil sport mewah yang harganya diatas lima milyar. Mobil Carlo keluar dari gerbang, diikuti city car Cassandra yang berwarna soft yellow, mobil Cassandra menyusuri jalanan menuju hotel yang alamatnya sudah diberikan oleh Kavindra kepadanya. Cassandra memarkirkan mobilnya diantara banyak mobil mewah yang sudah berjajar di area parkir basement hotel, Ia meraih clutch dan kado yang ia letakkan di jok samping pengemudi. Cassandra kemudian turun dari mobil dan berjalan menuju lift untuk menuju lobby, ia mencari ballroom dimana tempat ulangtahun Ana, Cassandra berjalan pelan menuju pintu ballroom, ia heran kenapa jantung berulah lagi saat ini. Jantungnya berdetak kencang dan tak beraturan, Cassandra berhenti sejenak dan memegang dadanya. "Case... ada apa denganmu?" bathin Cassandra, ia menghirup udara sebanyak banyaknya dan menghembuskannya pelan. Cassandra kemudian melanjutkan langkahnya menuju ballroom, ia masuk dalam ballroom dan takjub karena desain tempat ulangtahun yang terkesan girly tapi mewah. Dengan hiasan tokoh cinderella di beberapa sudut membuat Cassandra menebak jika gadis itu menyukai tokoh Disney Cinderella. Cassandra mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ballroom dan ia bernafas lega karena yang datang bukan hanya teman teman seusia Ana, tapi juga orangtua mereka dan ada yang seusia dirinya juga itu membuat Cassandra tak khawatir jika dianggap paling tua disini. Lynagabrielangga.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD