BAB 2

1029 Words
Pagi pun tiba,  Kania segera bersiap untuk mandi karena pagi ini dia akan bekerja di toko bunga yang kemarin dia datangi. Bekerja dari pukul delapan pagi sampai pukul empat tapi kemarin pemiliknya juga bilang jika terkadang ramai maka toko akan buka sampai jam delapan malam.  Setelah selesai mandi dan berbenah dia langsung menuju ke warung untuk membeli sarapan.  Di toko ini orangnya baik sekali karena makan siang di sediakan di sini jika lembur pun ada makan malam juga.  Setidaknya dia bisa mengirit uangnya,  sampai gajian nanti.  "Semangat,  semoga lancar ya doakan mama" ucap Kania Kania langsung berjalan menuju tempat kerjanya karena memang lumayan dekat dari kontrakannya.  Sampai disana dia menyapa pemilik tokonya, "Selamat pagi mbak" sapa Kania "Panggil aja Deva biar akrab" ucap pemilik toko itu "Iya Dev, tolong ajarin aku merangkai buket bunga" ucap Kania mumpung masih pagi dan masih sepi tokonya "Oh iya,  ayo" ucap Deva Kania berlatih merangkai dari Deva ya Kania sangat cepat belajar buktinya dia sudah bisa merangkai bunga bunga itu.  Rupanya Deva sudah mempunyai suami dan baru menikah  satu bulan yang lalu,  karena merasa nggak enak Kania pun bercerita sama Deva kalau dia sedang hamil.  Saat ditanya suaminya Kania pun bilang bahwa pacarnya gak mau tanggung jawab.  Deva kasihan dengan Kania dan dia juga salut Kania bisa setegar ini berjuang untuk hidupnya.  "Kalau butuh bantuan bilang aja mbak" ucap Deva ya ternyata Deva 2 tahun dibawah Kania umurnya makanya dia memanggil mbak "Makasih ya Dev" ucap Kania "Iya mbak sama sama semoga dedeknya baik baik saja ya disini" ucap Deva *** Tak terasa kini kandungan kania sudah berumur 6 bulan,  dia sedang di bandara untuk mengantarkan Deva,  karena dia akan ke Bali menyusul suaminya.  "Mbak aku ke Bali seminggu ya,  kalau kamu kecapekan tokonya ga usah di buka mbak libur aja buat kamu istirahat" pesan Deva "Nggak kok,  mbak gak capek dari pada di kontrakan mending di toko kan lagian akhir akhir ini lagi ramai tokonya" ucap Kania "Ya udah Deva pamit ya mba" ucap Deva "hati hati mbak pulangnya" "Iya kamu juga ya" ucap Kania Kania langsung berjalan menuju keluar bandara,  tapi karena tak melihat ke depan akhirnya dia menyenggol seseorang berseragam pilot  Kania langsung minta maaf dan membantunya berdiri.  "Maaf ya" ucap Kania "Gapapa,  " ucap orang itu dan saat melihat wajah seseorang yang menabraknya dia langsung terkejut "mbak Kania? " ucap Rachela Kania pun langsung berjalan cepat meninggalkan Rachela karena dia takut Alend akan menemukannya dan mengambil anaknya itu.  "Mbak tungguin Chela mba" panggil Rachela mengejar Kania, akhirnya dia pun bisa mengejar kania.  "La,  jangan bilang siapa siapa kalau ketemu mbak disini" ucap Kania "Iya mbak,  Chela janji tolong kasih tau Rachela mbak Kania kok disini?  Gak di Jakarta? mbak sudah putus sama bang Alend?  trus mbak hamil?  Ini anak siapa mbak? " tanya Rachela bertubi tubi "Alend sudah ngusir mbak La,  mbak di tuduh selingkuh padahal mbak gak selingkuh.  Dia ga mau dengar penjelasan mbak" ucap Kania "dan ini anak kakakmu itu,  aku pergi sudah lima bulan yang lalu saat aku baru tahu ternyata aku hamil" ucap Kania "Kenapa mbak ga bilang sama abang kalau hamil mbak" tanya Rachela "Mbak belum sempet ngomong karena Alend udah marah marah sama mbak karena video rekayasa itu, akhirnya mbak memutuskan hidup disini" ucap Kania "Mbak,  trus keadaan ponakan aku baik baik aja kan? " tanya Rachela "Mbak belum memeriksakannya La,  belum ada uang" ucap Kania "nanti uangnya belum cukup tau sendiri periksa di dokter spesialis mahal banget mbak ga sanggup bayar kalau nggak nabung" ucapan Kania membuat Rachela menangis "Mbak,  maapin abang ya mbak "ucap Rachela "mbak ini Chela ada uang " ucap Rachela "Ga usah La," ucap Kania menolak "Ini bukan buat mbak kok,  ini buat ponakan Chela tolong periksa keadaannya ya mba.  Sekalian beli susu hamil mbak juga harus makan makanan yang bergizi,  beli buah juga mba.  Mbak Kania hamil tapi kurus begini,  tolong terima ya mba.  Maapin abang juga tapi maap Rachela gak bisa lama lama karena sebentar lagi Rachela udah mau tugas" ucap Rachela "Makasih banget La,  tapi jangan bilang siapa siapa ya kalau mbak di Jogja" ucap Kania "Iya mba,  maapin ya Rachela harus segera pergi kalau ada waktu nanti Rachela nemuin mbak lagi" ucap Rachela "Makasih La" ucap Kania dia juga menangis "Dedek hati hati di perut nya mamanya ya,  salam dari tante" ucap Rachela mengelus perut Kania "mbak aku pamit" ucap Rachela lalu memeluk kania Ya Rachela menyesal kenapa gak tanya alamat Kania tadinya,  gara gara jam nya sudah mepet dia jadi kelupaan.  *** Setelah bertemu Rachela, Kania memutuskan untuk ke dokter dia bersyukur Rachela mempercayainya dan peduli pada anaknya ini.  Pemberian Rachela bisa digunakan untuk membeli susu hamil dan periksa buat bulan ini dan bulan besok. Sekalian untuk menyicil perlengkapan baju bayinya ini dia bahkan belum membelikan bayi laki lakinya baju satupun karena tidak punya uang.  Sampai di klinik Kania langsung mendaftar dan di periksa oleh dokternya.  "Anda telat memeriksanya bu" ucap dokter itu "Saya baru punya uang dok " ucap Kania "Iya,  saya salut banget sama anda berjuang untuk anak anda" ucap dokter itu "ayo berbaring disini untuk melihat anak tampanmu" ucap dokternya Dilihat anaknya semua organ sudah sempurna terbentuk disini,  mungkin akan menjadi anak yang sangat tampan nantinya.  "Semua keadaaanya baik,  nanti saya akan memberikan vitamin saja ya bu,  pr nya berat badannya itu lho harus naik ini terlalu kurus buat kehamilan umur enam bulan bu" ucap dokternya "tapi anaknya baik baik kok " ucap dokternya "Makasih ya dok" ucap Kania Setelah selesai akhirnya dia balik ke kontrakan lagi karena sudah pukul  tujuh malam,  dia tadi sudah berbelanja susu hamil 3 dus sebagai cadangan.  Dia juga membeli buah dan sayuran di pasar pokoknya membeli makanan yang baik untuk ibu hamil.  Dia bersyukur,  ini rejeki buat anaknya bertemu tantenya yang baik hati itu.  "Rejeki mu dek,  mama jadi bisa beli susu hamil dan makanan yang enak buat kamu.  Mama juga udah beliin beberapa baju buat kamu nanti" ucap Kania pada anaknya itu Dia langsung memasak makanan dengan bahan yang di belinya tadi,  ya Kania senang setidaknya dia bisa memenuhi kebutuhan anaknya itu.  Tiga bulan lagi dia akan melihat anaknya dan dia tidak akan sendirian lagi disini.  Anaknya cahaya hidupnya dan kebahagiaan baginya.  Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD