Awal Kesuksesan Keluarga Pratama

1374 Words
‘Siapa kamu? kenapa wajahmu begitu familier? Liontin giok yang kamu pakai?’ ucapnya dalam hati. Matanya tertuju pada liontin giok yang dipakai Aleta yang sama persis dengan liontin milik gadis kecil yang dulu pernah menolongnya saat dia berusia sepuluh tahun. Dan setelah beberapa saat, “Pak Raja, lihat!” seru Linda dengan wajah cerah. “Saham kita sudah kembali normal!” Semua orang kembali terkejut melihat kejadian itu. Mereka tidak menyangka kalau ternyata saham Grup Sanjaya benar – benar kembali ke posisi awal. Terutama Raja Sajaya. Wajahnya seketika berubah cerah. Namun sorot matany terus menyimpan banyak pertanyaan tentag sosok Aleta yang sangat misterius untuknya. Pertanyaan yang butuh jawaban secepatnya, namun tidak tahu harus darimana memulai untuk bertanya tentang identitas aslinya. “Pak Raja, saham Grup Sanjaya sudah kembali normal. Kita berhasil mengatasi krisis ini,” ucap Linda dengan senyum sumingrah melaporkan perkembangan akhir pada Raja Sanjaya. Raja Sanjaya mengangguk sambil tersenyum, namun matanya masih tertuju pada Aleta. “Tuan Raja, silahkan tanda tangan disini, saya masih harus mengantar banyak pesanan,” ucap Aleta sambil menyodorkan nota paket pesanan makanan kepada Raja Sanjaya. “Baiklah,” sahut Raja Sanjaya sambil menanda tangan nota pesanan dan menyerahkannya kembali kepada Aleta. “Terima kasih karena sudah membantu kami menghadapi kerisis hari ini.” Aleta menerima nota pesanan sambil tersenyum. “Masih ada waktu dua jam lagi sebelum penutupan pasar saham hari ini. Dan kalau prediksi saya benar, sepertinya saham Grup Sanjaya akan naik sebesar diatas dua puluh persen.” Raja Sanjaya mengerutkan dahinya mendengar perkataan Aleta yang langsung memberikan prediksi tentang perkembangan Saham Grup Sanjaya dua jam kedepan. “Dan kalau itu terjadi, tolong Tuan Raja bisa memberikan proyek nomor dua kepada Pratama Grup untuk dikerjakan,” tukas Aleta sambil membalikan tubuhnya dan melangkah keluar dari dalam ruangan. Raja Sanjaya melipatkan kedua tangannya didada. Matanya menatap punggung Aleta yang perlahan keluar dan masuk kedalam lift yang tepat berada didepan pintu ruangan tempat Raja Sanjaya melakukan diskusi. “Siapa kamu sebenarnya? Dan apa hubunganmu dengan keluarga Pratama?” gumamnya sambil terus menyimpan tanya dalam hatinya. Kehadiran Aleta di ruangan itu benar – benar membuat Raja Sanjaya bertanya – tanya dalam dirinya. Terlebih lagi dengan kemampuannya yang sangat luar biasa, ditambah lagi dengan liontin giok yang dipakai Aleta membuat Raja semakin penasaran. Raja Sanjaya masih terus berpikir untuk beberapa saat, sebelum akhirnya dibuyarkan oleh teriakan Linda dan para staf ahli yang menyambut kegirangan, saat mengetahui kalau saham Grup Sanjaya mengalami kenaikan diatas dua puluh persen, persis seperti yang diprediksi oleh Aleta. “Hore!!! Naik dua puluh tujuh persen!!!” teriak para staf sambil berdiri dan berpelukan satu sama lain, menyambut keberahasilan Grup Sanjaya yang sahamnya mampu menembus kenaikan diatas dua puluh persen. “Selamat Pak Raja, saham kita naik dua puluh tujuh persen diacara penutupan kali ini,” ucap Linda sambil tersenyum Bahagia, karena Grup Sanjaya bukannya akan jatuh, melainkan sahamnya malah naik sebanyak dua puluh tujuh persen. Raja Sanjaya tersenyum. ‘Sesuai perkiraannya, saham Grup Sanjaya mengalami kenaikan sebesar dua puluh tujuh persen. Siapa kamu sebenarnya?’ gumamnya dalam hati, lalu menoleh kearah Linda. “Hubungi Wisnu Pratama, dan siapkan kontrak kerjasama untuk proyek nomor satu, dua, dan Sembilan,” titah Raja Sanjaya. “Proyek nomor tiga dan Sembilan?” sahut Linda terkejut. “Pak Raja, bukankah ketiga proyek itu bernilai sepuluh triliun?” “Benar pak Raja. Bukankah wanita tadi hanya meminta anda untuk memberikan proyek nomor dua saja kepada Pratama Grup?” Sion pun ikut menimpali. Keduanya seperti tidak setuju kalau Raja Sanjaya memberikan ketiga proyek itu kepada Wisnu Pratama. “Bentul pak Raja. Perusahaan Pratama Grup baru keluar dari krisis. Sementara CEO mereka Wisnu Pratama baru saja menjabat. Sangat tidak baik bagi kita memberikan proyek bernilai sepuluh triliun kepadanya,” bantah linda tidak setuju. “Beberapa jam yang lalu, Grup Sanjaya hampir saja menghilang dari dunia bisnis Kota Liwa,” ucap Raja Sanjaya sambil duduk kembali. Jari – jarinya ditautkan satu sama lain dan sikutnya diletakan diatas meja. "Kalau saja kurir makanan itu tidak datang, belum tentu Grup Sanjaya bisa keluar dari krisis, dan bahkan mendapatkan keuntungan sebesar empat puluh triliun.” Raja Sanjaya menoleh kearah Linda. “Lakukan saja apa yang aku perintahkan!” titahnya tegas. “Baik pak Raja. Segera saya akan menghubungi Wisnu Pratama, dan menyiapkan kontrak kerja untuk proyek senilai sepuluh triliun ini,” jawab Linda sambil sedikit membungkuk memberi hormat. “Oh iya, segera selidiki siapa wanita itu, dan ada hubungan apa dengan keluarga Pratama? Aku benar – benar tertarik dengan kemampuannya, dan aku ingin merekrutnya menjadi kepala bagian dari tim ahli Grup Sanjaya,” ucapnya kembali. “Baik, pak,” jawab Linda. ***** “Aleta! Kenapa namamu sama dengan nama sanita yang aku cari selama dua puluh tahun ini? apa mungkin itu kamu? kalau pun itu benar kamu Aleta, berarti menantianku selama ini sia – sia. Karena ternyata kamu sudah memiliki suami!” gumam lirih Raja Sanjaya terdengar penuh penyesalan, dan sedikit terdengar oleh Linda yang sejak tadi memperhatikan Raja Sanjaya. “Ada sesuatu tentang Nona Aleta yang belum saya sampaikan kepada anda pak Raja.” Raja Sanjaya mengangkat wajahnya menatap Linda yang tertunduk. “Apa, itu?” tanyanya penasaran. "Pagi tadi, saya mendengar kalau Nona Aleta telah berhasil membawa proyek senilah seratus triliun untuk Pratama Grup.” Raja Sanjaya terkejut. ‘Aleta berhasil mendapatkan proyek senilai seratus triliun dari Grand Emerald?’ berbisik tidak percaya dalam hatinya. ‘Siapa Aleta sebenarnya? Tidak mungkin kalau identitasnya sesederhana itu?’ Raja terus bertanya – tanya. ‘Seorang kurir makanan bisa berhubungan dengan CEO Grand Emerald? Sungguh sesuatu yang sama sekali tidak masuk akal.’ “Tapi setelah kabar itu diterima oleh Wisnu Pratama, Aleta pun langsung diceraikan.” “Apa?! Kok bisa?” Raja terperanjat kaget mendengar penjelasan Linda. “Betul CEO, katanya sih, Wisnu Pratama lebih mempercayai kalau kontrak kerjasama seratus triliun dengan Grand Emerald itu hasil kerja keras Nona Bella Berida, bukan hasil kerja keras Nona Aleta.” “Bella Berida?!” Raja Sanjaya mengerutkan dahinya. Pikirannya terus berputar untuk mencari kebenaran tentang perkataan Linda, yang mengatakan kalau Bella Beridalah yang membawa kontrak seratus triliun untuk Pratama Grup. “Kayanya, hal yang sangat tidak masuk akal kalau anak haram keluarga Berida itu bisa melobi CEO Grand Emerald?!” Raja akhirnya menyadari, kalau semua yang diklaim Bella Berida tidak benar. “Saya juga sependapat CEO, soalnya kondisi keluarga Berida sendiri saat ini sedang tidak baik – baik saja,” sahut Linda sependapat. “Kalau memang Nona Bella mampu mendapatkan proyek seratus triliun dari Grand Emerald, kenapa mesti dikasihkan ke Pratama Grup? Seharusnya proyek seratus triliun itu diberikan ke Berida Corp.” “Aku juga berpikir seperti itu,” ucap Raja. “Tapi, bagaimana bisa seorang Kurir makanan seperti Nona Aleta mampu melobi CEO Grand Emerald dan mendapatkan proyek seratus triliun? Ini juga sangat tidak masuk akal.” Raja mencoba mencerna kenyataan dan identitas Aleta yang hanya seorang kurir makanan. Seperti yang diketahuinya, CEO Grand Emerald sangatlah misterius. Bahkan sampai saat ini tidak ada yang pernah melihat wajah pendiri sekaligus pemilik seratus persen saham Grand Emerald Enterprise itu. Kok bisa seorang kurir makanan mengenal CEO Grand Emerald? Sementara dirinya sendiri sampai saat ini sangat sulit untuk bisa menjalin hubungan baik dengan CEO Grand Emerald, dan hanya bisa mengenal sosok Toni Saputra saja sebagai Wakil CEO. “Kalau itu saya juga tidak tahu CEO,” ucap Linda kembali. “Tapi jika melihat kemampuan Nona Aleta yang ditunjukan empat tahun lalu, saya sangat yakin Identitas Nona Aleta tidak sesederhana itu.” Raja mengangguk – anggukan kepalanya. Dia pun sependapat dengan penjelasan Linda. “Berhubungan sekarang Nona Aleta sudah bercerai dengan Winsu Pratama, maka aku akan menghentikan seluruh kerjasama dengan Pratama Grup sekarang juga!” ucap Raja Sajaya. “Siapkan mobil, kita pergi kekediaman keluarga Pratama untuk menjemput Nona Aleta.” “Baik,” sahut Linda sambil membungkuk memberi hormat, kemudian berjalan mengikuti Raja Sanjaya yang sudah terlebih dahulu berjalan menuju lift yang akan mengantarkannya kelantai dasar. Sementara itu, di kediaman keluarga Pratama, Aleta baru saja selesai membereskan pakaiannya dan dimasukan kedalam tas. Dan setelah merasa cukup, Aleta pun keluar dari kamar mantan suaminya, lalu berjalan keluar dari dalam rumah degan ,mendorong travel bag yang berisikan pakaian Aleta. “Berhenti!” sebuah suara nyaring seketika menghentikan Langkah kaki Aleta yang sudah hampir sampai di depan scooter maticnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD