Aku Baik - Baik Saja

1491 Words
“Berhenti!” sebuah suara nyaring seketika menghentikan Langkah kaki Aleta yang sudah hampir sampai di depan scooter maticnya. Aleta pun segera memutar pandangannya menuju sumber suara. Dan Nampak mantan ibu mertuanya bersama Siska baru saja turun dari mobil. Sepertinya mereka tidak ikut Bella dan Wisnu belanja setelah dari kantor catatan sipil tadi. “Ada urusan apalagi? Bukankah kita sudah tidak ada hubungan?” tanya Aleta mencoba untuk bersikap tenang, walau pun dia tahu kalau mantan mertua dan adik iparnya itu pasti akan membuat masalah lagi dengannya. “Selama lima tahun ini, Wisnu pasti sudah menghabiskan uang banyak untuk membelikan kamu barang – barang mewah!” tuduhnya sambil melangkah satu Langkah mendekati Aleta. “Dan sekarang kau sudah bukan lagi istrinya! Jadi, kamu harus pergi dari sini dengan tangan kosong, sesuai surat perjanjian cerai!” bentaknya sambil menunjuk – nujuk Aleta yang hanya terdiam. Mendengar perkataan itu, Aleta pun menarik nafas berat. “Bu, aku juga tahu itu. jadi tidak usah khawatir, semua yang dibawa hanyalah barang – barang pribadiku, yang dibeli dari hasil kerja – kerasku selama menjadi kurir makanan,” bantah Aleta dengan tegas. “Bohong!” terikah Novianty tidak percaya. “Aku tidak percaya kalau kau tidak membawa barang – barang berharga!” Matanya menoleh kearah Siska. “Siska, periksa kopernya sekarang juga. Jangan sampai dia membawa kabur barang – barang berharga milik keluarga Pratma!” Siska dengan cepat menghampiri dan langsung merebut tas yang sedang dipegang oleh Aleta. Namun dengan cepat Aleta menepisnya. “Tolong jaga sikap kalian!” tolak Aleta. “Sudah aku bilang, didalam koper ini tidak ada satu pun barang – barang milik keluarga Pratama! Semuanya hanya baju – baju yang aku beli dengan uangku sendiri!” Aleta benar – benar kesal dengan sikap mantan mertua dan adik iparnya. Padahal dia sudah menjelaskan, kalau dia sama sekali tidak membawa barang – barang milik keluarga mantan suaminya itu. Tapi kenapa mereka sama sekali tidak percaya? “Jaga sikap?!” Novianty tersenyum sinis. “Kenapa aku harus menjaga sikap kepada wanita miskin dan licik seperti kamu?!” Kembali wanita paruh baya itu menoleh kearah Siska. “Siska! Cepat keluarkan semua barang yang ada dikopernya sekarang juga!” Tanpa pikir panjang lagi, Siska pun kembali merebut koper milik Aleta. Dan kali ini dibantu oleh Novianty, hingga akhirnya koper itu pun berhasil berpindah tangan. Setelah berada dalam kekuasaannya, Siska segera membuka koper itu dan mengeluarkan semua baju – baju milik Aleta, untuk mencari barang berharga yang dicurigai disembunyikan Aleta untuk dibawa kabur. “Bagaimana? Apa ada barang berharga?” tanya Novianty sambil menatap Siska yang hanya menggelengkan kepala, memberi isyarat kalau didalam koper Aleta tidak ditemukan barang berharga seperti yang dituduhkan. “Apa kalian percaya sekarang?” ucap Aleta terlihat kesal. “Aku bukan tife orang seperti kalian yang tidak tahu malu! Tidak mungkin aku akan membawa barang – barang yang bukan milikku!” Novianty melotot kepada Aleta. Kemarahannya semakin besar karena tidak berhasil menemukan barang berharga didalam koper Aleta. Padahal dia sangat berharap kalau Aleta akan menyembunyikan barang berharga milik keluarga Pratama, atau barang berharga yang dibeli dengan uang dari Wisnu Pratma. “Tidak mungkin!” teriak Novianty sambil menunjuk kearah Aleta. “Kau pasti menyembunyikan dibali bajumu! Cepat geledah dia!” Siska pun segera meraih tangan Aleta dan memeganginya dengan kuat. Sementara Novianty dengan tanpa ragu – ragu langsung berniat memeriksa tubuh Aleta, mencoba mencari barang – barang berharga, dan berharap bisa menemukannya. Namun belum sempat dilakukan, tiba – tiba puluhan orang dengan mengenakan jas hitam seketika mengepung Novianty dan Siska. Bahkan salah satunya langsung mendorong tubuh Siska yang sedang memegangi Aleta hingga terjatuh. Tidak lama berselang, seorang laki – laki tampan dengan mengenakan stelan jas berjalan mendekati Aleta, diikuti oleh seorang wanita cantik yang mengenakan pakaian formal kantoran. “Sialan! Siapa kalian?!” teriak Novianty kaget dengan kejadian itu. “Berani – berani mengcau di rumah keluarga Pratama!” maki Novinaty sambil menatap marah kearah laki – laki yang baru datang itu yang tiada lain adalah Raja Sanjaya. Raja Sanjaya tidak cepat – cepat meladeni Novianty. Matanya malah tertuju pada Aleta yang sedang merapihkan pakaiannya yang sempat berantakan karena diacak – acak oleh Siska. “Nona Aleta, apa anda baik – baik saja?!” tanyanya dengan wajah terlihat mengkhawatirkan kondisi Aleta saat ini. Mengetahui kalau laki – laki itu mengenal Aleta, Novianty dan Siska pun langsung mengalihkan pandangannya menatap Aleta penuh tanda tanya. Dan untuk beberapa saat, Novianty pun akhirnya menyadari situasinya. Dengan cepat dia pun langsung kembali melemparkan tuduhan pada Aleta. “Bagus sekali! Ternyata sudah lama kau berselingkuh dibelakang putrakku. Pantas kamu lebih memilih untuk bercerai dengan Wisnu. Ternyata kau sudah punya laki – laki lain!” tuding Novianty tanpa ragu langsung menuduh Aleta berselingkuh. Wajah Raja Sanjaya seketika berubah keruh. Matanya menatap tajam Novianty. “Mulutmu sangat tidak dijaga! Bisa – bisanya menyebar gossip yang tidak jelas!” ucap Raja. Lalu menoleh kearah Linda. “Tampar dia!” “Baik.” Linda mengangguk. lalu melangkah menghampiri Novinaty, dan! Plakk! Plakk! Kedua belah pipi Novianty pun terkena tamparan keras dari Linda, hingga membuat Novianty meringis dan terhuyung mundur satu Langkah dan hampir terjatuh, untung dengan cepat ditahan oleh Siska. “b******k! Apa kau tidak tahu siapa yang kau singgung?!” bentak Siska geram. “Asal kau tahu, kakakku adalah CEO Pratama Grup. Dan sebentar lagi keluarga Pratama akan menjadi keluarga kelas atas di Kota Liwa. Dan kau berani menyinggung ibuku? Apa kau sudah bosan hidupu!” Tanpa ragu – ragu, Siska pun langsung bersikap sombong didepan Raja Sanjaya. Baik Siska maupun Novianty memang tidak mengenal sama sekali sosok Raja Sanjaya. Yang dia tahu, bahwa keluarga Pratama saat ini masih bekerjasama dengan Grup Sanjaya. “Kesombonganmu melebihi ibumu! Sifatmu sangat buruk seperti orang yang tidak berpendidikan!” Raja kembali menoleh kearah Linda. “Kasih pelajaran dia!” “Kau –“ Siska terperanjat. Namun belum sempat sadar denga napa yang terjadi, tiba – tiba! Plakk! Plakk! “Akh…!” Kembali dua tamparan mendarat di pipi kiri dan kanan Siska. Kejadiannya sama persisi seperti yang dialami oleh Novianty beberapa saat yang lalu. “Sungguh orang kaya baru! Tidak tahu siapa yang memberikan proyek puluhan triliun kepada Pratama Grup selama empat tahun ini!” ujar Raja Sanjaya. “Dengar baik – baik, keluarga Pratama di mataku tidak ubahnya seperti seekor semut kecil, yang akan mudah diijak kapan pun aku mau.” Raja kembali menambahkan. “Dan masalah penanda tanganan kontrak seratus triliun dengan Grand Emerald, aku berani bertaruh seluruh kekayaan keluargaku jika itu sampai terjadi besok! “Sialan kau! Tunggu saja pembalasanku!” maki Siska geram sambil memegang pipinya yang masih terasa sakit dan panas, akibat tamparan Linda beberapa saat yang lalu. Raja hanya menyunggingkan senyum mengejek. Matanya seketika bergeser kembali kearah Aleta yang masih berdiri disamping Linda. “Nona Aleta, sebaiknya kita pergi sekarang,” ajaknya yang dibalas anggukan oleh Aleta. Aleta melangkah mendekati Raja Sanjaya. Dan sebelum pergi, wanita itu pun kembali menoleh kearah Novianty dan Siska yang menatapnya penuh kemarahan. “Sampai ketemu diacara penanda tanganan besok!” ucapnya sambil membalikan badan dan berjalan meninggalkan kediaman keluarga Pratama menuju mobil milik Raja Sanjaya. Sementara scooter maticnya, langsung dibawa oleh pengawal pribadi Raja Sanjaya. “Apa kau yakin kau bisa datang? Kau pikir kau siapa? Awas saja, kakaku tidak akan melepaskan kalian berdua!” teriak Siska geram mengancam. Namun Aleta sama sekali tidak memperdulikannya, dia lebih memilih secepatnya masuk kealam mobil. Setelah berada didalam mobil, Aleta pun hanya terdiam. dia sama sekali tidak mengerti, kenapa Raja bisa tiba – tiba datang menolongnya. Apa mungkin Toni yang memberitahu kepada Raja? Ah itu mustahil, Aleta sangat tahu betul Toni tidak akan melakukan hal sebodoh itu membocorkan identitasnya kepada Raja Sanjaya. “Jalan!” titah Raja setelah duduk didekat Aleta. Sementara Linda duduk dikursi depan. Mobil pun melaju mengikuti perintah Raja Sanjaya. Tidak ada obrolan untuk beberapa saat. Hanya sesekali bola mata Raja Sanjaya mencuri pandang kearah Aleta yang sedang berpikir tentang kejadian ini. “Tuan Raja,” ucap Aleta pada akhirnya memutuskan membuka percakapan. “Terima kasih atas bantuan Tuan Raja barusan.” Aleta menjeda sejenak, lalu kembali berucap. “Tapi, darimana tuan Raja tahu kalau saya sedang ada masalah dengan keluarga Pratama?” tanyanya penasaran. “Nona Aleta, maaf kalau aku lancang.” Aleta menoleh kearah Raja Sanjaya. “Setelah kau membantuku keluar dari krisis empat tahun lalu, aku memang sudah menyebar banyak orang untuk menyelidikimu. Mencari tahu keberadaanmu, bahkan hubunganmu dengan keluarga Pratama.” Raja menarik nafas lega. “Dan tidak disangka, kau ternyata istri Wisnu Pratama,” sesalnya. Aleta tersenyum. “Tapi sekarang sudah tidak lagi. Aku dan Wisnu sudah bercerai beberapa jam yang lalu,” jelas Aleta. Wajah Raja Sanjaya berubah cerah. Walau pun sebelumnya dia pun sudah tahu kalau Aleta sudah bercerai dengan Wisnu Pratama, namun pengakuan dari Aleta sendiri membuatnya semakin lega. “Karena kalian sudah bercerai, bahkan mereka menghinamu seperti ini, apakah penanda tanganan besok dengan Grand Emerald masih bisa dilakukan?!” Raja menoleh kearah Aleta dan menatapnya lekat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD