Lamunanku di teras memikirkan kelakuan kedua pria terdekatku terpotong oleh panggilan Maria dari dalam. “Nona, handphone nya berbunyi,” ucapnya sambil menyerahkan ponsel kepadaku. Kulirik nama yang tertulis. George. “Hei George,” sapaku. “Apa yang kalian lakukan pada Vito bersaudara?” Suaranya menggeram menahan marah, membuatku bingung. “Memang apa yang terjadi pada mereka?” tanyaku pura pura tidak paham. “Jangan bersandiwara, Lucia! Aku tahu kalian Salazar yang membunuh mereka. Kini aku harus membereskan semua yang sudah kalian acak acak, TAHU!” Aku makin mengerutkan keningku, “Vito bersaudara dibunuh? Hm..bukankah kau seharusnya gembira ada yang membersihkan jalanan untuk mu? Kini polisi bisa lebih banyak waktu untuk bersantai bukan?” “Dasar WANITA JALANG!” umpatnya. Kujauhkan