“Turunlah, aku akan menangkapmu,” jerit Ice menengadah. Rupanya ada tonjolan tanah berumput tepat di bawah tebing yang tidak begitu terlihat dari tempatku berdiri karena gelap. Aku mengikuti ajakan Ricky dan melompat ke bawah. Kurasakan tangan Ricky menangkap pinggangku sebelum menurunkanku menginjak tanah. “Aku bahkan tidak bisa melihat dataran ini dari atas, Ice. Bagaimana kau tahu bahwa tonjolan ini masih ada? Siapa tahu sudah terbawa hujan dan longsor,”seruku dengan dahi berkerut. Ricky mengangkat bahunya, “Entahlah, keyakinan? Harapan? Ketidak warasan? Pilih lah salah satu.” Jawabannya membuatku tertawa, sejenak melupakan bayangan Tomas. Ricky mendudukan badannya di atas tanah dan menuangkan whisky ke dalam dua gelas yang dibawanya. Aku duduk di sebelahnya dan meraih sebuah