21. Satu... Dua...

1057 Words

Kembali ke pesta pernikahan ku. Perayaan berlangsung seolah tidak berhenti. Minuman dan makanan terus mengalir. Harus diakui mereka memiliki makanan Italy terenak yang pernah kumakan. Tak heran jika restauran mereka begitu laris di kalangan pejabat dan orang kaya kota Gremlin. Beberapa kali Al mengisyaratkan ku untuk mengikutinya naik ke atas. Sadar akan apa yang dimauinya aku berusaha menunda-nunda dengan berbagai alasan. Masih lapar, masih ingin berkenalan dengan anggota yang lain, ingin mendapat resep ravioli dari koki, hingga memaksa mengajak seorang anggota mereka yang sepertinya tuli bercakap cakap. Sampai sekitar pukul 11 malam, akhirny Al mulai kehilangan kesabaran dan menyeretku masuk ke dalam lift. Kehabisan alasan, akupun menurut. Di dalam lift, pria itu menekan tombol lanta

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD