Bab 22. Ruang Interogasi

1280 Words

“Ayo, Sayang,” ucap Axel sambil meraih tangan Siena. Siena yang sadar tangannya di sambar oleh Axel, segera melepaskan tangan yang sudah terlanjur menggenggam tangannya itu. “Jangan macam-macam kamu, Axel. Apa maksudnya kamu buka kamar, hah?!” geram Siena setengah berbisik. “Udah ikut aja. Ntar aku jelasin di dalem,” jawab Axel. “Gak mau! Jaw—“ “Silakan, Pak,” sela pegawai yang tadi melayani Axel. Axel menoleh ke pelayan itu. “Iya.” Axel meraih lagi tangan Siena. Dia membawa Siena ke ruangan yang sudah dia pesan kemarin. Meski Siena berontak, tapi Axel tetap tidak peduli. Tapi Siena bukan berontak sampai heboh, seperti orang yang sedang diculik. Siena tetap menjaga harga dirinya agar tidak menjadi pusat perhatian di tempat yang sepertinya restoran khusus di hotel ini. “Silakan, Pa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD