“Selamat pagi semuanya?” sapa seseorang dari arah ruang tamu. Sapaan itu menyita atensi orang yang ada di dapur. Siena dan Axel menoleh ke ruang tengah, menunggu seseorang datang. Raut wajah Axel yang tadinya santai kini berubah mengetat. Sarah dan Chelsea masuk ke dalam rumah dengan senyum cerah. “Ngapain kalian ke sini?!” tanya Axel dengan ketus. “Ini juga rumah kami. Kan papamu itu juga papanya Chelsea,” jawab Sarah penuh percaya diri. “b******k! Kenapa mereka dibiarkan masuk!” geram Axel yang kesal karena penjaga depan rumahnya tidak mengindahkan perintahnya lagi. “Kalian udah dateng?” sapa Irwan yang keluar dari kamarnya. “Papa,” panggil Chelsea yang segera berlari ke papanya. “Mas.” Sarah ikut-ikutan menyapa, seolah dia siap menggantikan peran Siena menjadi nyonya rumah di si