“Kamu mau kan janji sama aku?” ucap Axel pelan yang lebih mirip dengan sebuah bisikan. “Janji?” ucap Siena pelan. Dilema. Siena tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang. Di satu sisi, dia ingin percaya pada Axel, tapi dia juga tidak bisa melupakan kontraknya dengan Irwan. Apakah dia harus mengatakan semuanya pada Axel? Bagaimana kalau Axel tidak bisa menerimanya? Pikiran Siena bercampur baur. Dia bahkan tidak bisa memutuskan mana yang jadi keinginannya. “Berjanjilah padaku, Siena,” ucap Axel sekali lagi. Siena tidak bisa menjawab. Dia hanya bisa menatap netra Axel yang penuh dengan keyakinan itu. “Em,” jawab Siena sambil mengangguk dan melepaskan dirinya dari rengkuhan Axel. “Makanya cepet pulang,” ucap Siena sambil meraih gelas minumnya. Axel kembali menyandarkan tubuhnya