Bab 3. Keputusan Axel

1007 Words
“Axel,” panggil Chelsea dan segera berjalan mendekati pria itu. “Liat itu. Wanita jalang itu udah berani sok berkuasa. Dia bahkan berani potong gaji aku dan blokir kartu kredit aku!” ucap Chelsea mengadu pada Axel. Axel melirik tajam ke arah Chelsea. Dia tidak mengerti kenapa anak haram papanya itu malah mengadu kepadanya. Axel kembali melihat ke arah Siena. Tatapannya semakin tajam saat dia melihat Leo yang sejak dia datang ke Jakarta, pria itu sangat dekat dengan Siena. Dan tentu saja itu membuatnya kesal. “Jadi gini cara kamu pimpin perusahaan. Di kasih kekuasaan trus kamu berbuat seenaknya?” ucap Axel tegas. “Jangan asal menuduh Bu Siena! Selama ini Bu Siena sudah berusaha sebaik mungkin menjaga perusahaan!” bantah Leo yang tidak suka dengan tuduhan Axel. “Sejak kapan kamu berpihak ke dia. Apa dia juga merayumu?” “Axel! Jangan kurang ajar kamu!” bentak Siena yang kesal dengan tuduhan Axel yang semakin berlebihan. “Mereka emang sekongkol. Pasti mereka ada main di belakang papa,” ucap Chelsea yang menambah panas suasana. “Jaga mulut kamu, Chelsea! Ato kamu akan saya pecat!” Siena balik membalas Chelsea. “Liat, Axel! Dia semakin semena-mena dan semakin kurang ajar!” Chelsea memegang lengan Axel, berusaha mencari dukungan. Pegangan tangan Chelsea, membuat Axel menoleh ke arah lengannya. Dia kemudian melihat ke arah Chelsea yang malah dengan berani memasang wajah memelas, ingin mendapat dukungan untuk mengusir Siena dari perusahaan. “Lepas!” titah Axel pelan tapi tegas. “Axel. Aku ini adikmu. Kam—“ “Aku gak pernah punya adik. Kamu cuma anak haram papa!” tegas Axel yang tidak ingin punya hubungan apa pun dengan Chelsea. “Axel!” bentak Chelsea kesal. “Jangan melebihi batas! Aku bukan kakakmu!” Axel melihat ke arah Siena. “Apa yang dia lakukan sampai kamu potong gajinya dan blokir kartu kreditnya?” tanya Axel ingin tahu. Siena melihat ke arah Axel sebentar, lalu dia melihat ke arah Chelsea. “Dia pake kartu kredit perusahaan untuk kebutuhan pribadinya. Pengeluarannya benar-benar tidak masuk akal. Dia mentraktir teman-temannya di bar dan belanja barang-barang mewah gak tau ukuran,” jawab Siena membeberkan kelakuan Chelsea. “Bohong! Itu bukan teman-temanku. Itu klien. Dan aku butuh baju mahal biar aku bisa dipercaya sama klien besar.” Chelsea melakukan pembelaan. “Tapi sampai sekarang, belum satu pun klien yang berhasil kamu bawa ke sini. Dan tagihan bulanan semakin membengkak,” ucap Leo menyanggah bantahan Chelsea. “Ya kan ... ya kan semua butuh proses. Dan sem—“ “Selain itu juga, dia juga melakukan pengambilan uang tunai. Selama 3 bulan ini, jumlahnya hampir menyentuh angka 1 milyar.” Siena semakin membeberkan keburukan Chelsea. “Pecat dia!” titah Axel tanpa basa-basi. “Apa?!” ucap Chelsea kaget dengan apa yang dikatakan Axel. Bukan hanya Chelsea yang kaget, Siena dan Leo pun juga langsung terdiam dan melihat ke arah Axel. Pria itu terlihat sangat dingin dan tegas, bahkan dengan mudahnya memecat adiknya sendiri. “Axel! Kamu gak bisa pecat aku sembarangan! Aku bakalan ngadu ke papa!” ancam Chelsea. “Apa peduliku. Perusahaan ini milikku! Siena, tunjukkan ruanganku!” titah Axel yang segera berbalik untuk keluar dari ruangan Siena. “I-iya,” ucap Siena kaget. Siena melihat ke arah Leo. “Ayo.” “Axel! Tunggu, Axel! Kamu gak bisa pecat aku sembarangan!” pekik Chelsea yang tidak terima dengan keputusan sepihak Axel. Siena dan Leo segera beranjak meninggalkan ruang kerja Siena. Mereka tidak peduli pada Chelsea yang masih uring-uringan pada keputusan yang tidak pernah dia sangka itu. Chelsea yang kesal bahkan tidak segan mengumpati Axel yang terus pergi meninggalkannya. Dia semakin kesal saat Siena dan Leo bahkan sama sekali tidak membelanya. Axel berhenti di depan sebuah ruangan yang ukuran pintunya lebih besar dari pintu ruangan Siena. Sepertinya ini adalah calon ruang kerjanya, karena dia ingat, dulu dia pernah menemui papanya di ruangan ini. Axel melihat Siena datang bersama dengan Leo. Tatapan pria muda nan tampan itu mengarah lurus ke arah Leo. “Ini ru—“ “Ngapain kamu di sini?” tanya Axel pada Leo, memotong ucapan Siena. “Saya akan nganterin kamu ke—“ “Gak perlu! Cukup Siena. Ayo masuk!” perintah Axel pada Siena. Axel segera masuk ke dalam ruangan kerjanya. Tentu saja dia meninggalkan Siena dan Leo yang masih berdiri di sana. “Siena, kamu gak papa sendirian?” tanya Leo. “Gak papa. Aku masuk dulu,” jawab Siena yang kemudian segera masuk ke dalam ruang kerja Axel. Tentu saja Leo menjadi khawatir pada Siena. Dia sangat tahu perangai kasar Axel, terutama pada Siena. Tapi tentu saja Leo tidak mungkin menerobos masuk. Kalau Axel berubah pikiran lagi, maka hal itu akan membuat Siena semakin tersiksa di keluarga itu. Siena yang tidak menyangka kalau Axel akan datang ke perusahaan dan siap menjalankan perusahaan seperti keinginan Irwan, tentu saja menjadi senang. Dengan datangnya Axel, maka mimpi buruknya akan segera berakhir. Dia akan segera meninggalkan keluarga Wijaya dan akan memulai hidup baru dengan sisa uang yang dia terima dari Irwan. “Ini ruang kerja kamu. Jadi kapan kamu mulai kerja?” ucap Siena dengan nada yang terdengar lebih santai dan bersahabat. Axel berbalik dan menatap Siena. “Semu tergantung kamu.” “Aku? Kenapa aku?” “Ya kan kamu yang jadi pimpinan perusahaan selama ini. Terserah kapan kamu mau serahkan ke aku. Aku juga udah mulai bosan di rumah terus.” “Kalo itu gampang. Besok pun bisa aku lakukan.” Tentu saja Siena tidak ingin lebih lama lagi melihat wajah memuakkan Axel. Axel berjalan ke arah singgasana tertinggi perusahaan. Dia kemudian duduk di sana sambil bersandar dan menautkan jari-jari kedua tangannya di depan perutnya. “Ok. Tapi aku punya syarat, Siena,” ucap Axel sambil tersenyum licik. “Syarat?” ucap Siena dengan suara bergetar. Perasaan Siena tidak enak. Sepertinya anak tirinya ini sudah merencanakan sesuatu sebelum datang ke perusahaan. Dan bodohnya Siena, dia tidak sadar dengan kelicikan Axel. Seharusnya dia menaruh curiga sejak awal saat melihat pria itu tiba-tiba datang. “Apa. Apa syaratnya?” tanya Siena.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD