Bab 17

2518 Words

“Kamu tahu kasus yang kemarin heboh di sekolah, kan? Atau kamu sengaja pura-pura nggak tahu karena takut?” Biantara mencecar Kania dengan pertanyaan yang menjebak. Sorot matanya tajam, penuh makna—seolah ingin menegaskan sesuatu hanya lewat tatapan. Diam. Kania tak mampu bersuara. Tubuhnya lemas, sementara lutut yang tertutup plester kembali berdenyut perih. Pikirannya berkecamuk. Semuanya di luar dugaan. Pria di depannya itu terlalu cepat menebak—terlalu mudah membaca gelagatnya. Pria yang selama ini ia panggil Om seakan tahu, ada rahasia yang berusaha ia sembunyikan. Setiap kalimat yang keluar dari mulutnya terasa seperti jebakan yang tak mungkin dihindari. Kata-kata Biantara selalu tajam, menusuk, sejalan dengan raut wajahnya yang dingin—misterius, sulit ditebak, dan makin sulit di

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD