Bab 21

3055 Words

["Iya, Mba. Kania biar menginap di mansion saya malam ini."] ["Oke. Nggak masalah."] Percakapan singkat itu menyadarkan Kania. Matanya mengerjap, menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina. Ia menoleh. Di dekat jendela yang tertutup tirai abu itu, seorang pria berdiri tegap membelakanginya. Siluetnya besar dan tinggi, menabrak permukaan tirai yang berlipat teratur. Pandangan Kania kini teralih. Ia menatap langit-langit kamar tersebut. Lampu kristal menggantung rendah, memberi penerangan hangat di kamar itu. Kania menoleh, meniti setiap sisi kamar yang luas. Interiornya mewah dan modern. Beberapa furniture juga terlihat serasi dengan nuansa kamar tersebut. Ia berdesis ringan saat merasa kram di perut. Kepalanya masih berat. Kania mengingat-ingat kejadian sebelum dirinya berakhir di sini

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD