Permainan Jari ++

1106 Words
Rahang om Farel mengeras melihat keponakannya itu sengaja menggodanya dengan terang-terangan memperlihatkan lembah basah miliknya. Selama ini Adelia terlihat seperti gadis yang baik, polos dan kalem tapi sekarang malah berbanding terbalik 180 derajat. Di depannya Adelia terlihat seperti seorang gadis jalang. Kakinya melangkah mendekati Adelia dan berdiri tepat di depannya. Tangannya bergerak mencengkram dagu Adelia , " Sudah berapa pria yang mencicipi tubuhmu ini? " Adelia tersenyum seraya meraba miliknya dengan jemarinya, "Mau jawaban jujur atau bohong om? kalau boleh jujur sebentar lagi om yang pertama kali mencicipinya. " "Oh ya? kalau begitu biar om yang memeriksanya, " om Farel tiba-tiba saja mendorong tubuh Adelia hingga terlentang di atas ranjang. Lalu om Farel membalik tubuh Adelia hingga telungkup di atas pahanya dan menyingkap gaun mini dress yang dikenakan olehnya. b****g bulat dan putih milik Adelia terekspos jelas di depan mata om Farel karena saat ini Adelia hanya mengenakan dalaman G-string. Tangan om Farel bergerak menampar-nampar bokongnya Adelia beberapa kali. PLAK PLAK PLAK Adelia merasakan sakit bercampur nikmat saat om Farel melakukan hal itu. Seluruh darahnya berdesir merasakan sensasi adrenalin yang memacu jantungnya begitu cepat, "Lakukan lagi om lebih keras lagi. " Amarah om Farel makin menjadi-jadi saja karena bukannya jera, Adelia malah menikmatinya dan memintanya untuk memukul bokongnya lagi. Jemari besarnya membelai belahan kewanitaan Adelia dan melakukan gerakan memutar searah dengan jarum jam disana. Lalu dia memasukkan satu jemarinya ke dalam lubang hangatnya itu. Kening Adelia mengernyit ketika om Farel melakukan hal itu padanya. Namun rasa sakit itu berubah menjadi rasa nikmat tatkala om Farel menggerakkan jemarinya itu keluar masuk ke dalam lembah basah miliknya. "Ouhh nikmat banget om nghh teruskan! " racaunya mulai merem melek menikmati hentakan jari besar om Farel. Tak cukup dengan satu jari, om Farel menambah satu jarinya lagi hingga membuat Adelia makin kalang kabut dan menggeliat seperti cacing kepanasan. "Ohh f**k!! aku mau keluar om ouhhh!! " tak sampai 10 menit Adelia sudah keluar begitu banyak. Dadanya naik turun, kalau begini terus dia bisa saja dehidrasi. Namun om Farel bukannya berhenti tapi malah melanjutkan aktifitas jari-jarinya itu. "Om hentikan aku baru saja ouhhh f**k f**k f**k!! " Adelia terus mengumpat diserang oleh rasa nikmat bertubi-tubi seperti ini. Dalam 5 menit saja tubuhnya kembali kejang-kejang dan mengeluarkan pelepasan untuk kedua kalinya. Om Farel mencabut dua jemarinya yang berlumuran cairan kental milik Adelia lalu memasukkan jari-jarinya itu ke dalam mulut gadis itu. "Rasakan milikmu sendiri, apa rasanya enak gadis jalang? " tanya om Farel terus menyebutnya dengan sebutan gadis jalang. Terdengar kasar tapi Adelia suka saat mendengarnya. Benar-benar aneh bukan? Setelah itu om Farel melepaskan jemarinya dari dalam mulut Adelia dan mendorong tubuhnya untuk menyingkir darinya. Om Farel kembali berdiri lalu melepaskan jasnya dan melemparkannya kepada Adelia. "Pakai jas itu, om akan mengantarkan kamu pulang! " perintah om Farel. "Tapi om, kita kan belum selesai. Aku nggak mau pulang, " tolak Adelia. Om Farel melemparkan tatapan tajamnya pada Adelia, " Kamu jangan memancing kemarahanku lebih dari ini. Ayo cepat pulang!! " "Tapi nanggung om, " rengek Adelia. "Kamu mau om adukan pada papamu?! ayo cepat jalan sekarang! " Adelia memakai jas yang diberikan om Farel lalu menghentakkan kakinya dengan kesal saat berjalan keluar dari kamar meninggalkan om Farel jauh di belakangnya. Om Farel mengikuti langkahnya dan menyusulnya, mereka berjalan beriringan berdua hingga menjadi pusat perhatian para ibu-ibu, janda-janda, dan gadis-gadis yang sedang mengikuti acara lelang. "Lihat gadis itu, pergi bawa brondong ganteng baliknya sama om-om hot banget. Ihhh pengen!! " pekik janda berambut pirang saat melihat Adelia dan om Farel berjalan beriringan melewati mereka. Namun Adelia tidak memperdulikannya dan terus berjalan sampai ke area parkiran bersama om Farel. "Ayo masuk! " perintah om Farel sambil membuka pintu mobilnya. Adelia tidak menjawab apapun dan langsung masuk saja ke dalam mobil seraya melipat kedua tangannya di dadanya dengan muka cemberut. Gimana nggak kesal, sudah lama dia menantikan hari ini. Hari dimana om Farel menyentuhnya, tapi om Farel tidak kunjung menjamahnya seperti yang dia inginkan. Om Farel sudah duduk di kursi kemudinya dan meminta Adelia untuk memakai sealt beat nya, " Pakai sabuk pengamanmu. Kita akan pulang sekarang. " "Udah jalan aja, lagian kita juga gak bakal kenapa-napa!! " ucap Adelia dengan nada ketus. "Ck gadis ini benar-benar menguji kesabaranku, " om Farel terpaksa memakaikan sabuk pengamannya Adelia. Wajah mereka sangat dekat sekali saat ini, jantung Adelia berdetak lebih cepat saat melihat iris mata kehitaman itu seolah ada sihir di dalamnya membuatnya makin tenggelam ke dasarnya. Saat sealt beat nya telah terpasang, barulah om Farel menjauhkan tubuhnya dan mulai menjalankan mobilnya. Suasana berubah menjadi lebih hening dari sebelumnya. Sampai akhirnya mereka tiba di depan rumahnya Adelia. "Ayo turun sekarang juga, " ajak om Farel sambil melepaskan sealt beat nya sendiri. "Om, ada yang ingin aku tanyakan padamu. Apa om suka sama aku? " tanya Adelia tiba-tiba. Om Farel terdiam untuk beberapa saat sebelum menjawabnya, " Hari sudah semakin larut. Sebaiknya cepat keluar sebelum papamu menyadari bahwa kamu tidak ada dirumah. " Selalu saja seperti itu, om Farel selalu menghindari pertanyaannya. Sudah beberapa kali Adelia bertanya tentang perasaan om Farel padanya tapi om Farel tidak pernah mau menjawabnya dengan jelas. "Baiklah kalau om tidak suka padaku. Tapi bisakah om tidur bersamaku? " kali ini Adelia merendahkan harga dirinya di depan om Farel. Jika mereka tidak bisa menjalin hubungan percintaan maka mereka bisa melakukan hubungan intim saja bukan? "Apa kamu tidak punya harga diri? kamu adalah keponakanku dan aku tidak akan pernah mau menyentuhmu! " tegas om Farel. "Kenapa tidak? om bisa melakukannya dengan bu Siska kan? aku melihatnya di ruangan om Farel minggu lalu. Kalian bercinta begitu gila disana! lalu kenapa denganku tidak bisa?! " serunya marah. Apa yang kurang darinya. Dia cantik, seksi, pintar, dan menggoda. Pria mana yang mampu menolaknya? perasaan kalah ini sungguh tak bisa dia terima. Dia tidak akan menerima kekalahan ini dengan mudah. Bagaimana pun caranya om Farel harus menjadi miliknya. "Itu bukanlah urusanmu. Sekarang ayo turunlah atau aku akan menyeretmu untuk keluar!! " om Farel keluar dari mobilnya lebih dulu baru setelah itu dia membukakan pintu mobil sebelahnya untuk Adelia. Adelia keluar dari mobil tanpa mau menatap wajah om Farel. Dia benar-benar sangat marah dan beberapa kali menghentak-hentakkan kakinya saat berjalan. Sementara om Farel mengikuti langkahnya dari belakang. Adelia membuka pintu rumahnya pelan-pelan dan berjalan pelan-pelan seraya melihat sekitarnya. Tiba-tiba saja lampu rumahnya menyala begitu saja. TEK Sontak Adelia menghentikan langkah kakinya dan melihat papanya sudah berdiri tak begitu jauh darinya. "Darimana saja kamu Adelia?! apa kamu habis dari clubbing?! jawab pertanyaan papa!! " teriak Wisnu, papanya Adelia. Lidah Adelia terasa kelu untuk menjawab pertanyaan papanya. Tamat sudah riwayatnya kini jika papanya tau kalau dia suka keluar malam dan menghambur-hamburkan uangnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD