Godaan Nakal Adelia++

1460 Words
Adelia masih diam di tempatnya saat papanya bertanya demikian. Dia berharap om Farel datang menyelamatkannya kali ini. Matilah dia jika ketahuan habis pergi dari club malam. "Dia tadi pergi bersamaku kak ke club baruku. Kakak tenang saja, " jawab om Farel tiba-tiba muncul lalu berdiri tepat di samping Adelia. Adelia merasakan jantungnya berdetak lebih cepat, dia hanya bisa diam seraya memejamkan matanya. Kening Wisnu berkerut heran, "Kenapa kamu mengajaknya ke club? dia itu masih mahasiswi Farel. Seharusnya kamu tidak mengajaknya kesana. " "Adelia sudah dewasa kak, sesekali dia juga butuh hiburan. Kakak tidak perlu mencemaskan dirinya, " jawab om Farel agar Wisnu tidak memarahi Adelia. Wisnu hanya menghela nafas dan berkata, " Adelia cepat kembali ke kamarmu sekarang. Besok kamu harus berangkat kuliah pagi. Dan kamu Farel ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu. " Adelia membuka matanya lalu cepat-cepat naik ke atas kamarnya sebelum papanya berubah pikiran dan memarahinya. Sementara itu di bawah sana Wisnu mengajak Farel untuk duduk berdua di ruang tamu. Wajah Wisnu tampak serius menatap wajah Farel. "Wisnu kali ini aku memaafkanmu karena sudah mengajak Adelia pergi malam-malam ke club. Tapi tidak untuk ke depannya. Kamu harus ingat Adelia itu masih mahasiswi, dia harus giat belajar agar bisa seperti Alisa! " tegas Wisnu. "Baik kak, sekali lagi maafkan aku. Sekarang aku harus pulang, besok aku harus mengajar ke kampus, " jawab om Farel malas mendebat kakak angkatnya itu. "Kenapa kamu harus capek-capek jadi dosen? kamu kan sudah punya segalanya. Lebih baik kamu fokus mengelola bisnis club mu yang baru itu dan menikahlah lagi. Bukankah kamu sudah memiliki kekasih? " tanya Wisnu. Farel terdiam untuk sejenak, menikah? entahlah dia belum kepikiran untuk kembali berumah tangga. Sudah hampir 5 tahun dia menduda, alasannya karena mantan istrinya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri di kamar tidur mereka. Sejak itu dia tidak pernah berniat untuk menjalin hubungan serius dengan seorang wanita. Namun baru-baru ini dia memutuskan untuk membuka hatinya dan bertunangan dengan Siska seorang dosen yang bekerja di kampus tempatnya bekerja sekarang. Sudah hampir satu tahun mereka bertunangan tapi Farel belum juga mau melangsungkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius. PUK Wisnu menepuk sebelau bahunya Farel dan berkata, "Aku tidak memaksamu untuk buru-buru menikah. Hanya saja aku kasihan melihatmu sudah 5 tahun menduda. Sudah saatnya kamu mempertimbangkan perkataanku tadi. " "Iya kak aku mengerti. Maaf sudah menganggu waktu tidur kakak malam-malam begini. Aku permisi pulang dulu. " "Menginaplah, kamu bisa kembali besok. Sudah lama juga kan kamu nggak menginap, tidurlah lantai atas, " ajak Wisnu. Jam sudah menunjukkan pukul 3 dinihari jadi Farel memutuskan untuk menginap saja disini, " Baiklah kak, kalau begitu aku naik ke kamar atas dulu. " Farel melangkahkan kakinya menaiki tangga sampai ke lantai atas. Kamar yang di tempatinya tepat bersebelahan dengan kamarnya Adelia. Saat dia melewati kamarnya Adelia yang cela pintunya sedikit terbuka dan melihat keponakannya itu sedang tidur tanpa melepaskan gaun mininya yang seksi itu. Dia membuka pintu kamarnya lalu masuk ke dalam untuk menyelimuti tubuhnya sampai ke batas d**a. Setelah itu dia keluar dari kamarnya dan menutup rapat pintunya. BLAM Adelia membuka matanya ketika mendengar suara pintu tertutup. Senyum mengembang di wajahnya, om Farel masih sama seperti dulu. Baik dan selalu perhatian padanya. "Om, akan kupastikan kamu akan menjadi milikku, " gumamnya percaya diri. Sekarang tubuhnya sudah semakin montok, siapa sih yang tidak tergoda dengan rayuannya? *** Keesokan harinya, Adelia dan om Farel berangkat bareng ke kampus. Kali ini penampilan Adelia berubah kembali menjadi lebih sopan dibandingkan malam kemarin. Saat ini Adelia mengenakan kemeja panjang berwarna baby blue, rok putih panjang sampai batas mata kaki, dan memakai kacamata tebal yang bertengger di hidungnya. Beberapa kali Adelia curi-curi pandang menatapnya. Ingatannya melayang pada kejadian tadi malam. Untuk pertama kalinya om Farel menyentuhnya dengan menggunakan jari-jari besarnya itu. Mengingat hal itu wajahnya memerah malu. Dia yakin sekali kalau sebenarnya om Farel juga memiliki ketertarikan fisik padanya. "Om, mengenai kejadian tadi malam apakah om.... " belum selesai Adelia bicara om Farel sudah lebih dulu menyelanya. "Lupakan saja apa yang sudah terjadi di antara kita berdua. Lebih baik kamu fokus belajar sampai lulus. Sekarang turunlah kita sudah sampai, " Om Farel enggan membahas apa yang mereka lakukan tadi malam dan memilih keluar dari mobilnya, Adelia berdecak kesal dan ikut keluar dari mobil untuk menyusulnya. "Om aku belum selesai bicara. Kenapa om meninggalkan aku sih! om!! " Adelia tidak memperhatikan jalannya hingga membuatnya hampir saja jatuh tersandung. Untung saja ada seseorang yang menahan tubuhnya. "Hati-hati kak!" pria yang sudah menolongnya adalah Ello, adik tingkat Adelia di kampus ini. Umurnya masih 19 tahun jurusan Teknik Komputer. Wajahnya ganteng seperti Taylor Lautner, wajahnya putih bersih, dan tinggi. Mungkin tinggi Adelia hanya sebatas dadanya saja. "Maafkan aku, terima kasih sudah menolongku, " ucap Adelia sebelum dia kembali mengejar om Farel dari belakang. Ello hanya menatap punggung Adelia kian menjauh darinya seraya tersenyum dengan penuh arti yang mendalam. Di sisi lain Adelia melangkah masuk ke dalam kelasnya dan duduk di bangku yang masih kosong. Dia menopang wajahnya di atas meja dengan perasaan yang tak menentu. Om Farel terus menolak dan menghindarinya, gimana gak galau coba?! oh kesel banget tau! "Lo ngapa Del? apa lo sariawan lagi? " goda Ucup teman sekelasnya seraya tertawa dengan temannya yang lain. "Gakusah bacot hidup lo. Urusin diri lo sendiri, " balas Adelia kesal. Moodnya naik turun seperti roll coaster beberapa hari ini. Apa mungkin bentar lagi dia mau dapat menstruasi? entahlah mungkin saja iya karena dia belum juga mendapatkan jatah bulanannya. "Selamat pagi anak-anak, " ucap om Farel saat memasuki kelas mereka. "Selamat pagi juga pak, " sahut teman-teman Adelia yang lainnya. Adelia mengangkat dagunya dengan malas. Hari ini rasanya malas sekali mau belajar, otaknya lama-lama bisa meledak jika dipaksa belajar terus menerus. Belum lagi sepulang kuliah dia harus kursus ini itu. Jika dia bolos satu kursus saja pasti papanya akan marah-marah lagi. Di saat jam pelajaran sedang berlangsung, tiba-tiba Adelia mendapatkan ide nakal di kepalanya. Di merasa sangat kesal karena om Farel selalu menghindar dan menolaknya selama ini. Tangannya bergerak menaikkan roknya hingga ke atas lalu dia menarik celana dalamnya dan melebarkan kedua kakinya. Om Farel yang sedang menjelaskan materi pelajaran di papan tulis tak sengaja melihat pemandangan indah itu di depan matanya. Di tempat duduknya Adelia sedang memainkan miliknya seraya menatap dirinya. Adelia menggigit ujung bolpoinnya untuk meredam desahannya. Om Farel langsung memalingkan wajahnya dan berdehem beberapa kali sebelum kembali menjelaskan materinya. Selesai menjelaskan semuanya, om Farel memberikan tugas untuk mereka membuat beberapa soal neraca dan harus dikumpulkan dalam 45 menit. Semua orang langsung berjibaku dengan tugas mereka masing-masing dan saling berdiskusi dengan teman sebangku mereka. Di tengah pelajaran Adelia tiba-tiba maju ke depan kelas mendekati om Farel seraya membawa buku miliknya. "Permisi pak, ada soal yang ingin aku tanyakan. Aku kurang mengerti soal nomor 3 ini pak, " Adelia menaruh bukunya dan menanyakan soal yang tidak dia mengerti. Tangannya bergerak menyelipkan anak rambutnya yang tergerai ke belakang telinganya. Om Farel melihat soal nomor 3 yang ditanyakan oleh Adelia lalu mulai menjelaskan bagaimana cara pengerjaannya. Sesekali matanya tidak fokus karena jarak mereka sangat dekat sekali. Dia bisa melihat wajah cantik Adelia sedekat ini, bahkan aroma parfum mawarnya juga tercium di hidungnya. "Loh pak kok diem? bapak liatin aku ya? " tanya Adelia menggodanya. Kemudian Adelia berbisik di telinga om Farel tanpa sepengetahuan teman-temannya yang lain, " Bapak terangsang kan jujur saja pak? balik ini ke hotel yuk lanjutin yang semalem hehe. " Diam-diam tangan Adelia bergerak meraba pahanya om Farel, namun om Farel langsung menyingkirkan tangannya. "Hentikan, jangan lakukan itu. Ingat batasanmu. Sekarang duduk di kursimu dan kerjakan soalnya. Waktunya tinggal. 20 menit lagi! " peringat om Farel marah karena Adelia sudah berani bermain-main dengannya. Adelia terkekeh pelan, " Ih gitu aja om malu sih. Kemarin sangat enak om. Aku menginginkannya lagi. Telpon aku kalau om sudah bosen sama bu Siska. " Adelia akhirnya menjauh dan kembali duduk di kursinya yang berada di paling belakang kelas ini. Dia tersenyum puas karena sudah berhasil menjalankan rencana berikutnya dan tidak sabar melihatnya nanti. Selesai pelajaran, mereka semua mengumpulkan tugas mereka kepada om Farel. Setelah semua anak-anak keluar dari kelas, barulah om Farel juga ikut keluar sambil membawa tugas anak-anak. "Pak Farel!! " panggil bu Siska dari kejauhan. Bu Siska berjalan setengah berlari mendekati om Farel namun langkahnya terhenti saat melihat sesuatu jatuh dari kantung celananya pak Farel. PUK "Apa itu? " bu Siska mengambil kain merah itu dan memperlihatnya di depan pak Farel, " Celana dalam siapa ini pak Farel? apa kamu berselingkuh di belakangku?! " Teriakan bu Siska membuat mereka berdua menjadi pusat perhatian mahasiswa dan mahasiswi di kampus. Semua orang berbisik-bisik menatap ke arah mereka. Farel merasa sangat malu sekali. Pasti ini kerjaan Adelia, siapa lagi yang iseng selain gadis itu. "Gadis nakal itu, lihat saja apa yang akan aku lakukan padanya, " batinnya kesal.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD