Mencari Pelampiasan Lain

1113 Words
Adelia tertawa terbahak-bahak melihat om Farel dari kejauhan. Pasti sebentar lagi om Farel akan putus dengan bu Siska. Setelah itu tidak ada satupun wanita yang bisa mendekati om Farel kecuali dia seorang. Suara jam tangannya berbunyi, sudah saatnya Adelia pergi kursus TOEFL. Tempat kursusnya tidak begitu jauh dari kampus, tapi tetap saja melelahkan kalau jalan kaki sampai kesana. Hari ini dia gak bawa mobil karena sedang di service di bengkel, jadinya dia memesan ojek online agar bisa lekas sampai di tempat kursus. Sesampainya di tempat kursus dia duduk di sebuah kursi dan menaruh tasnya dibawah laci. Tanpa dia sadari ada seorang pria yang duduk di sebelahnya. "Hai kak, ini kak Adel bukan? " tanya pria tampan itu. Adelia menoleh ke arah pria itu, " Iya betul, kamu siapa? darimana kamu tau namaku? " tanya Adelia bingung. Baru kali ini dia melihat pria tampan itu. Reaksinya juga biasa saja saat melihatnya. Padahal banyak cewek-cewek yang melirik ke arah pria itu dengan tatapan nakal seolah ingin menelannya hidup-hidup. Pria itu menyodorkan tangannya kepada Adelia, " Namaku Ello kak, aku satu kampus sama kakak di jurusan Teknik Komputer, mahasiswa baru tahun ini. Aku pernah melihat kakak mengikuti acara Ruang Guru di televisi. Aku fans beratmu kak. " Adelia menjabat tangannya dan berkata, " Senang berkenalan denganmu Ello. Terima kasih sudah menjadi fans beratku. Aku harap kita bisa berteman baik untuk ke depannya. " Setelah berkenalan mereka saling melepaskan tangan masing-masing. Ello masih menatapnya lekat meski saat guru mereka masuk ke dalam kelas kursus. Adelia tidak menyadarinya dan lebih fokus pada pelajaran yang dijelaskan oleh miss Vania. Tak terasa satu jam telah berlalu dengan cepat. Adelia merapikan buku-bukunya dan menaruhnya kembali ke dalam tas lalu bersiap untuk ke tempat kursus berikutnya yaitu kursus MYOB Komputer Akuntansi yang berada beberapa ruko dari tempat kursus ini. "Kak, apa kamu bawa mobil? jika tidak keberatan bagaimana kalau... " belum selesai Ello bicara Adelia langsung menyelanya. "Maaf Ello, aku ada kursus lain setelah ini. Mungkin lain kali saja ya. Permisi, " Adelia bergegas pergi karena tidak ingin terlambat datang ke kursus MYOB. Sementara itu Ello masih berada disana. Matanya memicing ketika melihat sesuatu terjatuh di bawah lantai. Tangannya terulur untuk mengambil sebungkus rokok yang jatuh tepat di bawah lantai tempat duduknya Adelia. "Rokok? kak Adel merokok? " batinnya bertanya-tanya. Tidak mungkin kak Adelia merokok, secara kelihatannya seperti anak baik-baik, pintar, dan beprestasi. Bisa saja ini adalah rokok orang lain. Lagian ini kan tempat les, mungkin orang lain yang duduk sebelum kak Adelia yang sudah menjatuhkan rokok ini. Ello memilih menyimpan bungkus rokok itu lalu bergegas pulang ke rumahnya. *** "Aku mau kita putus Farel!! " tegas bu Siska dari ujung telepon dan mematikan panggilannya secara sepihak. Farel tidak punya pilihan lain dan tidak berusaha untuk menjelaskannya juga. Percuma saja kalau dijelaskan karena bu Siska tidak akan percaya padanya. Farel memijat kepalanya pusing. Sudah satu minggu dia tidak melakukan hal itu karena bu Siska sedang mendapatkan tamu bulanannya dan ketika dia ingin meminta jatahnya, dia malah diputusin. "Sebaiknya aku ke club saja malam ini, " Farel menelpon seseorang di clubnya, " Tolong siapkan seorang wanita muda untukku malam ini. Aku akan datang kesana. " "Baik tuan, " sahut seseorang di ujung sana. Setelah panggilan berakhir, Farel bersiap-siap terlebih dahulu baru kemudian pergi ke club malam miliknya. Sesampainya disana seseorang datang padanya dan memberitahunya bahwa wanita yang dia inginkan sudah menunggunya di salah satu room. Farel masuk ke dalam room tersebut dan melihat seorang gadis seumuran Adelia tengah duduk menunggu dengan mengenakan gaun mini superketat yang hanya menutupi sebagian d**a dan pahanya saja. Dia mendekati wanita itu dan membiarkan si wanita beraksi menjamah seluruh tubuhnya kecuali mencium bibirnya. Ya, dia tidak pernah mencium para wanita yang tidur bersamanya. Baginya kegiatan yang dia lakukan hanyalah olahraga fisik semata bukan bercinta pada umumnya. "Hai om panggil aku Angel. Umurku 22 tahun om. Malam ini aku akan melayanimu, " bisik Angel seraya menjilati cuping telinganya. Angel bergerak cepat membuka resleting celananya om Farel dan membebaskan keperkasaannya yang besar dari sana. Angel sampai terperangah tak percaya sambil menutup mulutnya, " Wah gede sekali om, paling gede dari banyak pria yang sudah aku layani." Angel mulai memberikan service terbaiknya dengan melahap milik om Farel bagaikan sedang mengemut sebuah es krim. Farel mendesis nikmat saat merasakan hangatnya mulut Angel membungkus miliknya. Lidah gadis itu sesekali membelai miliknya dengan lembut. Tangan Farel bergerak memegang kepalanya Angel dan menggerakkannya maju mundur. Dan tiba pada pelepasannya, Farel memuntahkan lahar panasnya ke dalam mulutnya Angel. Angel sampai hampir tersedak dan terbatuk-batuk dibuat olehnya. Farel sudah tidak tahan lagi untuk melesakkan keperkasaannya ke dalam lembah basah milik Angel. Baru saja Farel ingin memakai kondomnya, tiba-tiba saja teleponnya berdering. Farel terpaksa mengangkat panggilan teleponnya karena bunyinya tidak kunjung berhenti. "Halo? " "Ahkkk!! om Farel tolong aku om!! " teriak Adelia dari ujung sana. "Del?! kamu kenapa?! apa yang terjadi padamu?! " tanya Farel panik. Saking paniknya otongnya sampe ikutan menciut. "Om Farel cepetan datang kemari! tolong aku om! aku akan share lokasinya ke om!! " sambungan telepon langsung terputus begitu saja. Tak lama kemudian satu pesan muncul di layarnya, yaitu lokasi yang baru saja dibagikan oleh Adelia padanya. Tanpa menunggu lama, Farel lekas menaikkan celananya dan meninggalkan sejumlah uang untuk Angel, " Malam ini cukup, saya harus pergi! " "Tapi om... " Farel tidak menghiraukan Angel yang sedang sangat b*******h saat ini dan langsung tancap gas ke lokasi tempat dimana Adelia sekarang berada. Tak sampai setengah jam, Farel tiba di sebuah taman yang begitu gelap. Titik GPS nya berhenti tepat di taman ini. Matanya Farel mengedar mencari keberadaan Adelia di taman gelap itu sambil meneriaki namanya. "Adelia!! Adelia!! kamu dimana Del?! " teriak Farel sambil berlari kesana kemari namun dia tidak dapat menemukan keberadaan keponakannya itu. "Ahkkk om Farel!! tolong aku!! aku disini om!! " teriak Adelia dari sebelah kiri. "Adelia?! om segera kesana! tenanglah!! " Farel segera berlari mendekati sumber suara Adelia. Matanya kembali mengedar saat sampai di dekat bundaran air pancuran taman tersebut. Tiba-tiba saja semua lampu di taman itu hidup seketika. Terlihat Adelia berdiri di tengah taman itu sambil membawa setangkai bunga mawar di tangannya. Adelia dengan langkah malu-malu berjalan mendekati om Farel lalu menyodorkan bunga mawar itu untuknya. "Om Farel, terimalah cintaku ini. Untuk ke sekian kalinya aku menembakmu dan menginginkanmu menjadi kekasihku, " ucap Adelia dengan hati berdebar-debar. Namun reaksi om Farel sungguh berada di luar perkiraannya. Dengan kasar om Farel mengibas bunga mawar itu hingga jatuh ke bawah rerumputan. "Om Farel? kenapa om... " "Apa kamu tidak punya harga diri? aku sudah berulang kali menolakmu tapi kamu masih terus mengejarku? dan berani sekali kamu membohongiku Adelia! kamu tau bagaimana khawatirnya aku tadi hah?! " bentak om Farel memarahinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD