Bab 28

1111 Words

Mobil sedan hitam milik Roby dan dikemudikan oleh sopirnya nampak melaju stabil di jalur utama menuju pusat kota Jakarta. Dari balik kaca jendela, gedung-gedung tinggi dan pepohonan yang berbaris di sepanjang jalan tampak berkelebat, namun suasana di dalam mobil justru terasa sedikit canggung. Lidia duduk di kursi belakang, tepat di samping Roby. Jarak tubuh mereka sebenarnya cukup lega, tapi bagi Lidia, kedekatan itu terasa terlalu sempit. Jantungnya berdetak kencang seakan ia baru saja berlari jauh. Lidia diam-diam melirik sekilas wajah pria di sampingnya—rahang tegas, tatapan lurus ke luar jendela, ekspresi dingin yang seolah tak bisa ditembus siapa pun. Wajah itu tidak berubah, tetap sama seperti biasanya: tenang, berwibawa, tak tergoyahkan. Namun bagi Lidia, ingatan akan momen pagi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD