Bab 32

1710 Words

Makan malam bersama Nyonya Arlina Wibisana, Mama Roby, baru saja selesai tiga puluh menit yang lalu. Kehangatan jamuan itu masih terasa samar di benak Lidia, obrolan serta tawa renyah Nyonya Arlina yang terus mengalun sepanjang percakapan. Ada sesuatu dalam cara Mama Roby memperlakukannya: penuh keramahan, penuh perhatian, seperti seorang ibu yang benar-benar ingin mengenal calon menantu. Lidia berusaha menanggapi dengan sopan, meski di balik itu semua hatinya berdebar dengan canggung. Kini, Lidia dan Roby sudah dalam perjalanan pulang. Mobil hitam mewah yang mereka tumpangi meluncur mulus menembus padatnya jalan kota. Lampu-lampu jalan memantul di kaca jendela, menciptakan bayangan berganti-ganti di wajah Lidia yang bersandar lelah. Di luar, deretan toko, kedai kopi, dan trotoar yang ram

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD