Bab 35

1143 Words

Bibir Roby menekan bibir Lidia kuat, intens, seakan tak ada lagi hari esok untuk menikmati manis lembut bibir itu. Ciuman itu bukan hanya sebuah sentuhan, melainkan penyerahan hasrat yang sudah lama berusaha ia tahan, seperti pintu yang dibuka setelah lama terkunci. Lidia sempat kaku, tubuhnya menegang di bawah tubuh Roby. Matanya terpejam rapat, detak jantungnya berpacu seakan ingin melompat keluar dari dadanya. Nafas Lidia tercekat di tenggorokan. Namun, perlahan… ada sesuatu yang mengalir dalam dirinya tanpa bisa dikendalikan— rasa hangat dan mendesak yang entah kenapa sulit untuk dilawan oleh logikanya. Bibir Lidia perlahan mulai bergerak, membalas setiap desakan bibir Roby. Awalnya ragu, seperti sebuah langkah pertama di tanah yang asing, lalu semakin larut, mengikuti ritme pria

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD