Rasa yang Berkecamuk

1119 Words

Sepulang dari makan malam, Keyara termenung. Percakapan antara Arga dan Mutia terbayang di pikirannya, begitu juga dengan gelagat Arga dan Mutia yang seolah memberikan kode tersendiri. Apa keduanya sama-sama masih menyimpan rasa? Untuk kesekian kali Keyara berpikir. Dulu ia masih bisa berdamai dengan perlakuan Arga yang tidak mempedulikannya. Ia ikhlas dengan keterasingan di rumah sendiri. Ia terima dengan sikap Arga yang tak pernah menganggapnya. Dan ia berusaha baik-baik saja untuk sekian jarak yang diciptakan Arga. Namun, kini kondisinya berbeda. Pria itu telah menerimanya sebagai istri. Bahkan Arga sudah memperbaiki pernikahan yang hampir hancur. Pria itu pun sudah mencintainya. Kini ia ragu, mungkin Arga tidak pernah benar-benar mencintainya karena cinta pria itu sudah habis untuk Mu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD