Arga tiba di rumah satu jam kemudian, setelah Keyara menelepon. Hatinya tersentuh ketika melihat istrinya benar-benar mengenakan gaun seksi sesuai permintaannya. Bahkan makan malam sudah tersaji di meja. Ia akui, Keyara selalu maksimal menjalankan perannya sebagai istri. Setitik rasa bersalah menyusup tatkala ia menyadari, hati dan pikirannya sudah tak lagi terfokus pada Keyara, tapi ada wanita lain yang memporak-porandakan perasaannya. Wanita yang dulu pernah ia cintai begitu dalam.
"Mas, mau makan dulu?"
Arga melirik sekilas hidangan yang terpampang. Sebenarnya cukup menggugah selera. Namun, ia merasa sudah terlalu malam untuk makan malam.
"Aku nggak lapar, Key. Kamu nggak apa-apa, 'kan? Kalau aku nggak makan malam?" Arga memastikan Keyara baik-baik saja jika ia tak makan malam.
"Aku
