63

2471 Words

"Ibu benar-benar keterlaluan," kata Om Satria, ia menatapku yang membonceng di belakangnya dari spions. Wajahnya terlihat jengkel sekali. Aku menanggapi ucapannya dengan helaan napas. Tiba-tiba merasa sedih karena semakin hari kebencian ibu padaku semakin menjadi-jadi saja bukannya berkurang. Kalau sikap ibu tetap seperti itu, bagaimana caranya aku bisa mendapatkan hatinya jika ia tak bisa melunak sedikit pun? "Mas mau bicara apa pada ibu?" tanyaku ingin tahu. Om Satria menghela napas. "Aku takutnya, ibu semakin membenciku karena dipikirnya aku mengadu pada mas. Lebih baik, gak usah bilang pada ibu." "Lalu, mas harus membiarkan adik disakiti ibu terus?" tanyanya. "Ya enggak juga. Entahlah." Aku pun bingung dan serbasalah. Aku tak ingin ibu semakin membenciku, juga tak mau terus disak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD