62

1216 Words

Aku terus memandangi Bu Astuti dari ruang tamu sampai akhirnya perempuan langsing berpakaian indah itu membalikkan badan, melangkah pelan menuju mobilnya dan tak lama kemudian, benda besar itu bergerak pelan meninggalkan halaman rumah. Ting. Terdengar notif WA. Aku pun meraih HP, ternyata isinya pesan vidio dari ibu. Aku pun menatap perempuan yang telah melahirkanku ini, yang tengah tersenyum padaku. "Simpan, Nduk. Sekali-kali, kamu harus memberi pelajaran pada mertuamu itu. Jangan mau diinjak-injak jadi orang. Derajat kita sama di hadapan Gusti Allah, yang membedakan itu hanya amal ibadahnya saja." Aku mengangguk. "Iya, Bu." Ibu mendekat lalu mengusap pipiku. "Sakit Nduk?" Tatapnya. Aku menggeleng walau sebenarnya tamparan ibu masih sakit. "Enggak kok, Bu. Udah gak sakit," sahutk

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD