70

1132 Words

"Semoga pernikahan ibu dan Pak kepala sekolah bahagia ya, Dik?" Aku mengangguk. "Iya semoga bahagia. Tapi, tidakkah sedikit keterlaluan mengurung mereka berdua di dalam rumah seperti hewan saja, Mas?" tanyaku, karena sikapnya yang terlalu kekanakkan tadi. "Itu tidak keterlaluan, Sayang. Cepat atau lambat, mereka harus beradaptasi sebagai suami istri." Aku tak menyahut, aku hanya menggelengkan kepala. Ia menambah laju kecepatan. "Ah dinginnya. Ditambah lapar, tidak sabar sampai rumah." "Kayaknya udah gak ada makanan di rumah, nanti aku masakin," sahutku sambil mempererat pelukan. Tak lama kemudian kami sampai rumah, aku pun segera membuka pintu dan Om Satria langsung memasukkan motor. Aku menuju dapur dan membuka kulkas. Ada ayam di baskom yang sudah direbus dan dibumbui siap goreng, a

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD