POV Nina "Mas?" Aku memandangi suamiku dan ia tersenyum. Lagi dan lagi. "Apa, Mas, hasilnya?" tanyaku tak sabar. "Iya nanti diberi tahu. Ambilkan mas minum dulu dong, Sayang." Tanpa banyak bicara lagi, aku pun segera melangkah ke dapur, segera membuatkannya teh dan membawanya ke arahnya yang kini duduk di sofa. Setelah aku meletakkannya di meja, ia menarikku hingga aku terjatuh di pangkuannya dan mencium pipiku. Aku memandanginya penuh minat. "Tadi Wulandari tidak datang menghadiri sidang," kata suamiku pelan, tatapannya lekat ke wajahku. "Jadi sudah diputuskan oleh hakim mas resmi cerai dengannya." "Yang bener, Mas?" Rasa bahagia memenuhi dadaku. Suamiku mempererat pelukan. Ia mengangguk dan mencium pipiku. "Iya, Sayang. Karena Wulandari tadi tidak datang, jadi diputuskan secara v

