107

2063 Words

POV Nina Aku jalan ke rumah dengan terus memikirkan Wulandari. Dia cantik sekali, bagaimana kalau suamiku tergoda saat bertemu dengannya? Gara-gara bertemu dengan Wulandari moodku jadi buruk. Lebih baik aku telepon Om Satria daripada perasaan semakin tak tenang saja. Maka aku dengan cepat membuka pintu rumah, meletakkan belanjaan di lantai lalu menghubungi nomer suamiku sambil mondar-mandir di ruang tamu, sungguh tak bisa tenang rasanya. Panggilan pertama, tak diangkat. Aku pun menelepon lagi dan tak diangkat juga. Jangan-jangan, dia sedang mengobrol dengan Wulandari sambil lirik-lirikan, pula? Membayangkannya membuatku kesal sendiri. Aku menjatuhkan tubuh ke sofa lalu mengetik pesan. Angkat dong, Mas. Tapi tidak dibuka. Kutelepon lagi, tidak diangkat juga. Bete, aku pun menghubungi I

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD