“Kalau hasil lab nanti normal semua, papa sudah bisa pulang,” ujar Cita setelah menerima telepon dari Sandra. Ia meletakkan kembali ponselnya di meja, lalu kembali melanjutkan menyantap makan siangnya bersama Kasih. “Moga aja besok.” Kasih mengangguk-angguk dengan gumaman singkat. Ia menghabiskan makanan di mulutnya lebih dulu, baru bersuara. “Aku serius dengan omonganku kemarin, Cit.” Kasih harus mempertegas ucapannya sekali lagi. “Aku nggak mau papa bolak balik Singapur, untuk urusan kerja. Terus nanti, aku juga nggak izinin papa langsung balik lagi ke sana. Aku mau Papa pemulihan di sini aja.” Cita menunduk dan sedikit menarik satu sudut bibirnya. Sejak dulu, Cita tidak pernah berani membantah Kasih, jika perbincangan mereka sudah memasuki ranah serius seperti sekarang. Cita lebih me

