34. Tamu Tak Diharapkan

1425 Words

“Dell, aaa ...” “Hah?” Begitu menoleh, ada satu buah takoyaki yang menempel di mulutku. Mau tak mau aku menerima suapan yang entah sudah ke berapa, aku tak menghitungnya. “Udah, Pak. Bentar, sedikit lagi saya selesai.” “Ini kencan pertama kita dan kamu malah sibuk main game cacing?” Aku menoleh lagi ketika mendengar suara Pak Razan agak meninggi. “Satu menit. Janji.” Pak Razan akhirnya mengalah untuk kesekian kalinya. Satu menit, dua menit, tiga menit, ... “Kalau enggak mau diajak keluar ya bilang, Dell.” Gerakan tanganku di layar ponsel langsung berhenti ketika mendengar kalimat itu. Aku menoleh dan mendapati Pak Razan sedang sibuk makan takoyaki tanpa sedikit pun menoleh ke arahku. “Saya menghargai kamu yang ingin menyembunyikan hubungan kita di kantor karena kamu bilang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD