Perlahan aku membuka mata ketika kurasakan ada seseorang yang meremas tanganku. Mataku mengerjap beberapa kali untuk memperjelas pandangan. Hal yang pertama kali aku lihat begitu mataku terbuka sempurna adalah langit-langit berwarna putih dengan sudut berwarna biru telur asin. “Della? Udah bangun?” tiba-tiba saja Mas Razan langsung mencium pelipisku lama sekali. “Aku di rumah sakit, Mas?” tanyaku sembari mencoba mengingat apa yang terjadi sebelum ini dan kenapa aku bisa sampai di rumah sakit. “Iya, tapi kamu baik-baik aja.” Mas Razan menjawab dengan senyum tercetak lebar. “Kata dokter aku kenapa, Mas?” Aku sudah ingat, sebelum di bawa ke rumah sakit, aku pingsan karena melihat darah yang begitu banyak. Bukannya menjawab, Mas Razan malah meraup tanganku lalu diciuminya berkali-kali.