POV Ilana + Rifani + Adam "Seharusnya Umi tidak harus merasakan sedih seperti itu jika ayahnya lelaki baik-baik," ujar Mama yang terdengar jelas di telingaku. "Ma," kata Mas Adam, menatap tajam ke arah Mama. Mama memgembuskan napas. Lalu ia menatapku. "Maaf, Na, Mama terbawa emosi. Mama kesal sekali pada lelaki itu, terus saja mengganggu rumah tanggamu dan Adam padahal kalian kan sudah mantan, tidak ada hubungan apa-apa lagi. Tapi dia terus saja mengusikmu," katanya dengan jengkel. "Mama jujur saja mama sangat kesal padanya." "Mama," ucap Mas Adam lagi, tatapannya menyiratkan agar Mama diam. Aku tak menanggapi ucapan Mama yang membuatku tak enak hati, aku terus mengusap-usap rambut Umi, berharap anakku ini segera tenang tak menangisi ayahnya lagi. "Nanti jika Umi kangen ayah, Bunda j