40

1887 Words

POV Ilana "Ayo, Sayang, kita ke kantor polisi sekarang! Mas ingin lelaki itu dihukum yang setimpal atas perbuatannya barusan. Dia memukuli Mas, juga melukai adik." Mas Adam menatap ke leherku. Tampak begitu kesal wajahnya. "Mas tidak ingin lelaki itu datang ke sini lagi. Bukan berarti Mas takut padanya, Mas hanya tidak ingin terjadi sesuatu hal tak diinginkan pada adik dan Umi." Imbuhnya masih dengan wajah kesal, dia menatapku lalu berganti pada Umi yang terdiam menatap kami secara bergantian. Tatapan suamiku jatuh ke tangan Umi yang terlihat memar. "Sini, Manis, biar ayah obati," kata Mas Adam, dia tiba-tiba mengangkat Umi mmbuat Umi langsung terlonjak lalu mendudukkan Umi ke ranjang, kemudian Mas Adam meraih betadine dan menekankan kapan ke pergelangan tangan Umi. Umi meringis. "Pedi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD