bab.5b

497 Words
Hari pernikahan Raka dan ichel akhirnya terlaksana juga hari ini, genggaman erat tangan ichel di lengan Raka menunjukan bahwa wanita itu dan Raka siap untuk mengucapkan janji hidup bersama. Segala ritual sudah dilaksanakan dengan lancar, yang mereka lakukan sekarang adalah bersiap menuju tempat pergantian baju untuk melaksanakan pesta malam nya. "Kita sudah bersama sekarang, bahkan lebih dari sekedar bersama. Kamu tulang rusuk ku, istriku." Bisik Raka yang sukses membuat mata ichel berbinar dan wajahnya bersemu merah. "Kak Raka! Bisa gak sih gak ledekin aku?" Ujar ichel dengan wajah yang masih memerah. Raka tertawa. "Gemas nya." Ucap Raka sembari mencubit kecil pipi ichel. Pipi ichel saat ini terlalu tirus tidak seperti biasanya, apa wanita itu diet? Ah, Raka tidak suka kalau tubuh  ichel kurus begini. Ia mau ichel yang seperti pertama bertemu, berisi tapi menggairahkan. Tangan Raka tak bisa diam sekarang, jari jemarinya mulai menyentuh bagian tubuh wanita itu. "Kak Raka kenapa sih?" Tanya ichel sembari melirik pria disebelahnya, yang baru saja resmi menjadi suaminya. Raka menggeleng. "Jangan panggil kak Raka, panggil aku Raka atau suami aja. Buat panggilan sayang juga boleh, malah aku suka." Ujar nya seakan tak terjadi apa-apa sebelum nya. Ichel menghela napasnya, ia baru ingat status dirinya adalah istri Raka saat ini. Tak ada kata apalagi alasan bagi nya untuk menolak semua sentuhan Raka pada dirinya. Tak menyangka, hanya dalam waktu empat bulan mengenal dirinya bisa jatuh hati bahkan menikah dengan pria ini. Pria yang saat ini berada disamping sedang tertawa bahagia. Entah mengapa melihat Raka tertawa lepas dihadapan nya sangat melegakan baginya, serasa menghempas langsung segala masalah ichel sesaat. "Semoga kita bisa bahagia selamanya." Ucap Ichel dengan tulus didalam hatinya. Raka yang sadar ichel lebih diam dari biasanya mulai memberi pertanyaan. "Ada apa? Apa ada masalah, atau kamu sedang menyesali diri karena telah menikah dengan ku?" Tanya Raka sedikit panik. Ia terlalu mencintai Ichel sampai tidak tahu apa yang akan dilakukan nya jika sewaktu waktu wanita itu meninggalkan nya. Ichel tersenyum dihadapan nya, lalu menggeleng. "Bagaimana bisa aku menyesali semua ini? Kamu kan bilang aku tulang rusuk mu. Tulang rusuk harus berada ditempatnya bukan?" Ujar ichel sembari tersenyum cantik. "Astaga istriku..." Gumam Raka dengan takjub sembari menatap wajah ichel, seakan tak ingin berpaling lagi. Tangan Raka menggenggam tangan istrinya, lalu menyandarkan kepalanya ke bahu ichel. "Uh..nyaman nya." Ujar Raka. Ichel menaikan satu alisnya." Bukan nya ke balik? Seharusnya aku yang melakukan dan bilang begitu." Ujar ichel protes. "Nanti malam....,nanti malam kamu boleh sepuasnya menyender bahkan diseluruh bagian tubuh ku ichel." Ucap Raka yang jujur, sangat ichel sukai karena saat pria itu memanggil namanya, detak jantung wanita itu selalu berdetub lebih kencang dari biasanya. "Kenapa harus menyender padamu nanti malam?" Tanya ichel secara random sembari memandangi wajah Raka yang menyejukkan nya. "Hm, aku yakin nanti malam kamu pasti kelelahan." Ujar Raka dengan seringainya. Ichel tak menjawab, dan memilih memandangi pemandangan di luar jendela mobil yang mewah milik keluarga besar Raka. "Kita mau bulan madu kemana?" Tanya Raka memecahkan keheningan diantara mereka. Ichel menatap Raka. "Bukankah tunggu aku lulus dulu?" Tanya ichel. Raka mengangguk. "Iya sih, tapi bukan berarti kita tidak bisa melakukan nya dimalam pertama kan?" Jawab Raka.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD