Faster Baby!

1143 Words
“S-Sky … kamu yakin ini muat?” Tubuh Sky yang sudah setengah polos itu terasa membara di ruangan BEM, napasnya sudah kacau balau. Aurielle duduk di pangkuannya, rambut panjangnya yang indah itu berantakan jatuh menutupi wajahnya. Cup. Satu ciuman di kening Aurielle. Cup. Satu lagi di sudut mata. Cup. Ciuman terakhir lembut mendarat di bibir pink gadis itu. Sky menempelkan keningnya ke Aurielle, suara baritonnya seksi khasnya bergetar, serak-serak basah. “Muat, Elle … trust me." Aurielle menggigit bibir, matanya berair tipis, tubuhnya gemetar halus saat pinggulnya bergeser makin dalam. “Hnng … rasanya penuh banget …” Bibir Sky tersenyum tipis lalu mencium bibir gadis itu lagi saat mendengar lenguhan Aurielle, kali ini lebih dalam. “Kamu suka aku giniin. Bilang.” Aurielle mendesah, kepalanya jatuh di bahu Sky yang bidang itu. “Aku … suka …” “Lebih kenceng. Sebut nama aku,” desak Sky, tangannya makin menekan pinggang Aurielle, membimbing gerakannya naik turun. Aurielle terpaksa hampir teriak. “Aku suka, Sky! Aku suka kamu giniin aku!!” Sky mendesah panjang, matanya terpenjam seakan udah nggak kuat nahan. “Good girl … itu yang aku mau denger. You’re mine. Nggak ada Levi, nggak ada orang lain, cuma … aku.” … Pintu berderit pelan saat Aurielle Van Leeuwen, 21 tahun, masuk ke Ruangan BEM Universitas Asterion. Rambut panjangnya yang model S wave natural ia sematkan ke belakang telinga, tas Dior menggantung di satu bahu. Langkahnya terhenti, matanya membelalak. Tangannya refleks nutup mulut, shock. Karena yang ia dengar jelas banget kayak adegan 21+. “Ahhh … faster baby! Yes … yeshhhhhh!” What the hell?! Suara itu jelas banget, kayak adegan dewasa live di ruang BEM. Jantungnya deg-degan. Perlahan ia mengintip ke arah sumber suara. Dan di sana, terlihat Sky Gabriel Aryadiningrat, 21 tahun, lagi ketiduran di meja panjang. Cowok itu ganteng banget dengan kemeja putih yang kebuka dua kancing atas, rambutnya berantakan kayak habis diterpa angin tapi … effortlessly sexy. HP nya nyala di samping kepala, aplikasi video masih muter dan jadi biang kerok suara “ahhh faster baby” tadi. Aurielle nyaris ngakak, tapi buru-buru nutup mulut lagi. Gila, ini cowok … tidur cakep banget tapi tontonan HP-nya bikin gagal fokus. Ia melangkah mendekat, sengaja bersuara pelan, “Sky … seriously? Tidur siang di ruang BEM pakai backsound begituan?” Sky terlonjak bangun. Matanya mendadak terbuka. Tubuhnya kerasa lengket karena keringat. Jantungnya berdegup kacau balau, masih kebayang jelas tubuh Aurielle di pangkuannya, suara lenguhannya, bahkan tatapan matanya yang nyaris bikin kewarasannya lenyap. Matanya sayu waktu menoleh, tapi begitu ngeh sama Aurielle berdiri di samping meja, wajahnya langsung pucat. Dia buru-buru meraih HP nya, panik matiin layar. “Sh*t … Elle?! Sejak kapan kamu di sini?!” Aurielle nyengir, lipat tangan di d**a. “Sejak suara ‘faster baby’ itu kedengeran ke seluruh ruangan.” Sky menutup wajahnya dengan tangan, sudah tenggelam dalam rasa malu. “Wait, sumpah itu bukan … aku ketiduran, terus videonya auto play.” Aurielle menaikkan alis, senyum centil terbentuk. “Ya, ya. Jadi next time aku harus siap-siap kalau nemuin kamu tidur di ruangan kampus, mungkin ada soundtrack 21+ lain yang random play?” Sky mendesah berat, wajahnya merah. “Elle … don’t start. Please.” Aurielle ngakak kecil, lalu duduk di kursi seberang, masih menatap Sky dengan tatapan penuh usil. “Tenang aja, rahasia kamu aman sama aku. Tapi … aku nggak janji bakal berhenti ngetease kamu soal ini.” Sky menatap balik, campuran kesal dan malu, tapi ada sedikit kilatan geli di matanya. “Kamu bener-bener … troublemaker.” Aurielle hanya mengedip satu mata. “And you, Sky Gabriel Aryadiningrat … terlalu ganteng buat ketiduran dengan soundtrack begitu.” Sky bangkit dari kursinya, lalu tanpa basa-basi maju mendekat, tubuhnya condong ke arah Aurielle. Napasnya masih berat karena malu yang belum kunjung reda, tapi mata tajamnya langsung ngelock ke arah cewek cantik di depannya itu. “Jadi … di mata kamu, aku ganteng?” suaranya bariton sengaja dibuat seksi, ada nada serius yang bikin jantung kaum hawa manapun bakal joget koplo. Tapi beda untuk Aurielle, dia malah pura-pura mikir keras sambil nyender ke kursi. Jemarinya ngetuk meja pelan, ekspresi dibuat-buat kayak lagi menilai sebuah lukisan mahal. “Hm … wajah simetris, jawline teges, bibir kamu … full and sexy.” Ia akhirnya menoleh dengan senyum nakal. “So yes, kamu ganteng.” Deg … Deg … Sky membeku, niatan bikin jantung Aurielle dugun dugun malah degup jantungnya sendiri yang langsung berantakan. Tapi belum sempat ia terbuai, Aurielle meledak ngakak. “Well, itu kan yang fans-fans kamu tulis di IG by the way~ haha.” Sky menatapnya, antara kesal, gemes dan gregetan. Aurielle kayak nggak sadar kalau candaan itu bener-bener sukses bikin jantung Sky dugun dugun nggak karuan. Karena faktanya, Sky sudah naksir Aurielle sejak tahun pertama mereka masuk kampus. Bukan sekadar karena dia cantik dan bodynya aduhai, tapi ada vibe Aurielle Van Leeuwen yang kayak magnet, selalu pengen bikin Sky deket tiap kali. Cewek itu beda, tawanya nggak pernah dibuat-buat di depannya, walau kadang punya pemikiran yang agak absurd tapi Aurielle selalu sukses bikin Sky senyum-senyum sendiri. Intinya, Sky sudah bucin sama Aurielle sejak tahun pertama, cuma Aurielle nggak pernah sadar. Padahal Sky sendiri … bukan cowok biasa. Dia aktor yang lagi naik daun, bukan cuma karena wajahnya visual level pint3r3st, tapi juga karena skill aktingnya yang nggak main-main. Tawaran film dan short series yang lagi trending numpuk, fans berjibun, follower Inst4gr4m jutaan. Dan di balik itu semua, darah ningrat yang mengalir di namanya bukan sekadar pajangan. Keluarga Aryadiningrat adalah konglomerat besar yang punya perusahaan minyak dan gas bumi, bukan cuma di Indonesia, tapi juga ekspansi ke luar negeri. Bayangin aja … duit mereka udah di level nggak bisa dihitung cuma dengan angka nol di belakang. Tapi anehnya, di depan Aurielle … Sky selalu jadi cowok biasa. Deg-degan, salting, dan sering kejebak sama candaan receh kayak tadi. Aurielle menyilangkan tangan, menatap Sky dengan senyum geli. “Eh, kok diem? Jangan bilang kamu malu ya dibilang ganteng?” Sky menelan ludah, berusaha balas dengan ekspresi cool. “Aku nggak malu … aku cuma mikir … kalau kamu yang bilang aku ganteng, itu jauh lebih berarti daripada ribuan komen IG.” Aurielle terdiam sejenak, lalu mendadak manyun, bibirnya cemberut gemes. “Kamu jangan praktek gombalan ke aku ya! Nggak efek!” Sky sempat terdiam, lalu tersenyum tipis. Dalam hatinya, ia tahu—benar. Gombalan apa pun nggak akan pernah ngefek ke Aurielle. Karena dari dulu, mata cewek itu cuma menancap setia ke satu orang, Leviathan Yoon Dirgantara. Tunangannya yang sudah dijodohkan sejak kecil. Sahabat masa kecilnya. Orang yang udah tiga tahun terakhir tinggal jauh, di Santorini. Sky nyaris lupa bernapas ketika Aurielle tiba-tiba nyeletuk santai, “Eh btw … sekarang jam berapa di Santorini ya? Levi udah bangun belum~” Nyuttt.  Nama itu lagi. Nama yang selalu jadi tusukan halus tapi menyakitkan buat hati Sky.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD