Rasa Yang Nggak Pernah Pergi

1972 Words

Levi Dengan ekspresi datar-datar dingin khasnya, cowok itu duduk dengan tenang di sebelahnya. Seolah … nggak pernah terjadi apa-apa. Aurielle menegang di tempat. Suasana kelas terasa langsung mengecil, suaranya mendadak menghilang. Yang ada cuma degup jantungnya sendiri yang kencang, panik, dan nggak percaya. Levi menyandarkan punggung ke kursi, lalu melirik sekilas ke arah tablet Aurielle. Bibirnya sedikit terangkat, nyaris seperti senyum sarkas … atau sekadar napas sinis. “Masih pakai tablet yang sama,” Aurielle nggak jawab. Tangannya mengepal di bawah meja. Kenapa kamu di sini …? Batinnya. Cowok itu tiba-tiba bicara lagi, nadanya jelas menusuk. “Pembatalan pertunangan secara resmi, gue udah denger dari Papa gue.” Aurielle menarik napas pelan, lalu menatap ke layar tablet, pura-

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD